<![CDATA[mariacreativity - BooksDiction]]>Thu, 20 Feb 2025 19:15:41 +0700Weebly<![CDATA[101 ESSAYS that will CHANGE the way YOU THINK]]>Thu, 02 Mar 2023 01:47:10 GMThttp://mariacreativity.com/booksdiction/101-essays-that-will-change-the-way-you-think
Buku ini adalah summary dari banyak artikel/ buku lainnya.

​dan saya suka sekali, sudah saya baca berkali-kali, dan sering sekali ada didalam tas saya saat saya pergi.

Beberapa essay yang menjadi favorit saya dan bisa jadi pembelajaran dalam hidup saya, saya tuliskan disini.. 

dan ini dia pilihan pertama.. Happy reading!

20 tanda Anda sudah melakukan yang LEBIH BAIK dari yang ANDA kira  

01. Anda bisa membayar tagihan bulan ini dan bahkan mungkin memiliki tambahan untuk dibelanjakan pada hal-hal yang tidak penting
02. Anda mempertanyakan diri sendiri.
​Anda meragukan hidup Anda. Anda merasa sengsara beberapa hari. Ini berarti Anda masih terbuka untuk pertumbuhan. Ini berarti Anda bisa objektif dan sadar diri. Orang-orang terbaik pulang di penghujung hari dan berpikir: "atau ... mungkin ada cara lain”
03. Anda memiliki pekerjaan.
Selama berjam-jam, pada tingkat apa pun Anda menghasilkan uang yang membantu Anda untuk bisa makan sesuatu, tidur dengan sesuatu, dan juga memakai sesuatu setiap harinya. Tidak berarti gagal jika itu tidak terlihat seperti yang Anda pikirkan—Akan tetapi, Anda menghargai kemandirian Anda dan bertanggung jawab atas diri Anda sendiri
04. Anda punya waktu untuk melakukan sesuatu yang Anda nikmati.
bahkan jika "apa yang Anda nikmati" adalah duduk di sofa dan memesan makan malam dan menonton Netflix. Kalau versi saya, saya bisa ada WAKTU untuk duduk menulis di blog ini, ada waktu untuk membaca buku yang saya suka, dll dll.
05. Anda tidak khawatir tentang dari mana makanan Anda berikutnya berasal.
​Ada makanan di lemari es atau dapur, dan Anda memiliki cukup banyak untuk benar-benar memilih dan memilih apa yang ingin Anda makan.
06. Anda bisa makan karena Anda menikmatinya. Ini bukan masalah kelangsungan hidup belaka.
07. Anda memiliki satu atau dua teman yang benar-benar dekat.
Banyak orang khawatir tentang kuantitas/jumlah pertemanan, tetapi akhirnya cenderung menyadari jumlah orang yang dapat Anda klaim berada pihak Anda tidak ada hubungannya dengan seberapa besar Anda merasakan kedekatan, penerimaan, komunitas, atau kegembiraan. Pada akhirnya, yang benar-benar kita inginkan hanyalah beberapa orang yang mengenal kita (dan mencintai kita) apa pun yang terjadi.
08. Anda bisa saja naik kereta, kendaraan umum, membayar secangkir kopi, atau bensin di mobil Anda pagi ini. Kenyamanan terkecil (dan seringkali, kebutuhan) bukanlah masalah bagi Anda 
09. Anda bukan orang yang sama dengan Anda setahun yang lalu.
​Anda belajar dan berkembang, dan dapat mengidentifikasi cara-cara di mana Anda telah berubah menjadi lebih baik dan lebih buruk
10. Anda memiliki waktu dan sarana untuk melakukan hal-hal di luar batas minimum.
Anda mungkin pernah ke konser dalam beberapa tahun terakhir, Anda membeli buku untuk diri sendiri, Anda bisa melakukan perjalanan ke kota tetangga jika Anda mau - Anda tidak perlu bekerja sepanjang hari untuk bertahan hidup
11. Anda memiliki pilihan pakaian yang Anda inginkan.
Anda tidak khawatir memakai topi, sarung tangan atau payung saat hujan Anda memiliki pakaian keren untuk Anda pakai dengan percaya diri.
12. Anda dapat merasakan apa yang tidak benar dalam hidup Anda.
​Langkah pertama dan paling krusial adalah sadar. Mampu berkomunikasi dengan diri sendiri: "ada sesuatu yang tidak beres, meskipun saya belum yakin apa yang akan terasa lebih baik"
13. Jika Anda dapat berbicara dengan diri Anda yang lebih muda, Anda akan dapat mengatakan: "Kami berhasil, kami berhasil, kami selamat dari hal yang mengerikan itu."
​Begitu sering orang membawa trauma masa lalu mereka ke dalam kehidupan mereka saat ini, dan jika Anda menginginkan bukti bahwa kami membawa siapa kami dalam diri kami, yang perlu Anda lakukan hanyalah melihat bagaimana Anda menanggapi pendengaran anak batin Anda, "Anda akan baik-baik saja" dari orang yang menjadi mereka
14. Anda memiliki ruang sendiri.
Bahkan tidak harus rumah atau apartemen (tapi itu bagus jika ya). Yang Anda butuhkan hanyalah sebuah ruangan, sudut, meja, di mana Anda dapat membuat atau beristirahat sesuai kebijaksanaan Anda; di mana Anda mengatur siapa yang bisa menjadi bagian dari dunia kecil Anda yang aneh, dan untuk kapasitas apa.
​Ini adalah salah satu dari sedikit kontrol yang benar-benar dapat kita gunakan.
15. Anda telah kehilangan hubungan.
​Yang lebih penting daripada fakta bahwa Anda hanya memilikinya sejak awal adalah bahwa Anda atau mantan pasangan Anda memilih untuk tidak menetap. Anda membuka diri terhadap kemungkinan sesuatu yang lain berada di luar sana.
16. Anda tertarik pada sesuatu.
Baik itu bagaimana menjalani kehidupan yang lebih bahagia, mempertahankan hubungan yang lebih baik, membaca/menonton film/bersosialisai, atau memiliki sesuatu yang membuat Anda penasaran untuk menjelajahinya.
17. Anda tahu cara menjaga diri sendiri.
​Anda tahu berapa jam tidur yang Anda butuhkan untuk merasa baik-baik saja keesokan harinya, kepada siapa harus berpaling ketika Anda patah hati, apa yang Anda lakukan dengan senang hati, apa yang harus dilakukan ketika Anda merasa tidak enak badan, dll.
18. Anda sedang bekerja menuju tujuan.
​Bahkan jika Anda kelelahan dan rasanya bermil-mil jauhnya, Anda memiliki mimpi untuk diri sendiri, betapapun samar dan lunaknya.
19. Anda ber-kompromi untuk masa depan Anda.
​Beberapa orang yang paling bahagia dan paling adaptif adalah orang-orang yang dapat membuat situasi apa pun dalam dirinya menjadi sesuatu yang ideal. Yang kemudian tenggelam dalam momen tersebut untuk merencanakan dan memutuskan berkomitmen untuk satu hasil tertentu.
​20. Anda telah melalui beberapa omong kosong.    
Anda dapat melihat tantangan yang saat ini Anda hadapi dan membandingkannya dengan tantangan yang Anda pikir tidak akan pernah Anda lupakan. Anda dapat meyakinkan diri sendiri melalui pengalaman Anda sendiri.

​Hidup tidak menjadi lebih mudah; Anda menjadi lebih pintar

]]>
<![CDATA[The Psychology of Money]]>Mon, 24 Oct 2022 05:16:21 GMThttp://mariacreativity.com/booksdiction/the-psychology-of-moneyPelajaran abadi mengenai kekayaan, ketamakan, dan kebahagiaan
​Morgan Housel

“The world is full of obvious things which nobody by any chance ever observes.” —Sherlock Holmes
Kesuksesan dalam mengelola uang tidak selalu tentang apa yang Anda ketahui. Ini tentang bagaimana Anda berperilaku, dan perilaku sulit diajarkan, bahkan kepada orang yang sangat pintar sekalipun. Seorang genius yang kehilangan kendali atas emosinya bisa mengalami bencana keuangan. Sebaliknya, orang biasa tanpa pendidikan finansial dapat kaya jika mereka memiliki sejumlah keahlian terkait perilaku yang tidak berhubungan dengan ukuran kecerdasan formal.
Dalam buku ini, penulis Morgan Housel membagikan 19 cerita pendek yang mengksplorasi cara-cara aneh orang berfikir tentang uang dan mengajari Anda cara memahami salah satu topik terpenting dalam hidup dengan lebih baik. 

Buku ini fresh sekali, baru saya beli dan langsung lahap. Saya sudah mengintai buku ini sekian lama, sudah ada baca versi e-book. waah e-book saya buanyak sekali.. tetapi saya lebih suka membaca buku secara fisik, dan menggaris2 bawahi kalimat-kalimat yang buat saya penting. Buku ini bisa menambah wawasan Anda dan merubah agak pemikiran Anda, terutama yang sedang marak saat ini di sosmed, flexing, iri-irian, pamer, dll.

No one's crazy

Tidak Seorangpun gila;
​Orang melakukan beberapa hal gila dengan uang. Namun tidak seorang pun gila. 
Semua orang memiliki pengalaman unik mengenai cara kerja dunia. Yang Anda alami langsung lebih meyakinkan daropada yang Anda pelajari secara tidak langsung. 
Orang yang tumbuh dalam kemiskinan berfikir mengenai risiko dan imbalan dengan cara-cara yang tidak bisa dimengerti anak bankir kaya.
Orang yang tumbuh ketika inflasi tinggi mengalami sesuatu yang tidak pernah dialami orang yang tumbuh ketika harga stabil. 
Pialang saham yang kehilangan segalanya selama depresi besar mengalami sesuatu yang tidak bisa dibayangkan pekerja teknologi yang menikmati kejayaan akhir 1990-an.
​dan seterusnya, daftar pengalaman yang tidak berujung.
Kita semua melakukan hal gila dengan uang, karena kita semua relatif baru dalam permainan dan apa yang tampak gila bagi Anda bisa jadi masuk akal bagi saya. Namun, tidak ada yang gila--kita semua membuat keputusan berdasarkan pengalaman unik masing-masing yang tampak masuk akal bagi kita pada saat tertentu.

Luck & Risk, nothing is as good or as bad as it seems

Keberuntungan dan risiko adalah saudara kandung. Keduanya adalah realitas bahwa semua hasil dalam hidup dipengaruhi kekuatan-kekuatan selain usaha pribadi.
Story about Bill gates dan temannya Kent Evans
Kent Evans dan Bill gates menjadi teman baik pada kelas delapan. Menurut Gates, Evans anak terpintar dikelas. Evans sama ahlinya menggunakan komputer. Kent juga memiliki otak bisnis dan ambisi tanpa batas seperti Bill. 
Akan tetapi, Bill Gates mengalami keberuntungan satu dibanding sejuta dengan berada di lakeside. Kent Evans mengalami risiko satu dibanding sejuta dengan tidak pernah menyelesaikan apa yang dia dan Gates mau lakukan. Kekuatan yang sama, kadar peluang yang sama, bekerja ke arah yang berlawanan.
Keberuntungan dan risiko sama-sama merupakan realitas bahwa tiap hasil dalam hidup dipengaruhi kekuatan-kekuatan selain upaya individual. Keduanya sangat mirip sehingga kita tidak bisa percaya salah satunya tanpa juga menghormati yang lain. 
Keduanya terjadi karena dunia terlalu kompleks untuk memperkenankan 100% perbuatan kita menentukan 100% hasil.
Bill Gates pernah berkata "Keberhasilan adalah guru yang payah, membuat orang pandai berfikir dia tidak bisa kalah"
Ketika keadaan sedang sangat bagus, sadari bahwa itu tidak sebagus yang anda pikirkan. Anda tidak tak terkalahkan, dan jika Anda mengakui bahwa keberuntungan memberikan keberhasilan kepada Anda, maka Anda harus percaya saudaranya keberuntungan, risiko, yang bisa memutarbalikkan cerita Anda dengan sama cepatnya.
Namun itu juga berlaku ke arah sebaliknya.
Kegagalan bisa menjadi guru yang payah, karena membuat orang pandai berpikir keputusannya buruk, padahal kadang mereka sedang sial. Trik menghadapi kegagalan adalah menata kehidupan finansial sedemikian rupa sehingga satu investasi buruk disini satu kegagalan mencapai tujuan finasial disana tidak membuat Anda habis, dan Anda masih bisa terus bermain sampai beruntung.
Namun yang paling penting adalah bahwa sebagaimana kita mengakui peran keberuntungan dalam keberhasilan, peran risiko berarti kita harus memaafkan diri dan memberi ruang untuk pengertian ketika menilai kegagalan. 
Nothing is as good or as bad as it seems

Never Enough, when rich people do crazy things

sebuah kisah tentang Jhon Bogle, pendiri Vanguard.
Di satu pesta yang diadakan seorang milliader di Shelter Island, Kurt Vonnegut memberitahu kawannya, Joseph Heller, bahwa tuan rumah mereka, seorang manager dana lindung nilai, mendapat lebih banyak uang daripada semua yang didapat Heller dari novel sangat popularnya  Catch-22. Heller menjawab, "Ya, tapi saya punya sesuatu yang  dia tidak punya .... rasa cukup"
Untuk sebagian masyarakat kita, termasuk banyak orang yang paling kaya dan berkuasa, tampaknya tidak ada batas 'cukup'.
  1. Keahlian keuangan tersulit adalah menjaga tiang gawang agar berhenti bergerak: Kapitalisme modern sangat hebat dalam dua hal: menciptakan kekayaan dan menciptakan rasa iri. Barangkali keduanya bergandengan; ingin mengalahkan sesama bisa menjadi pendorong kerja keras. Namun kehidupan tidak asik tanpa rasa cukup. Kebahagian hanyalah hasil dikurangi harapan.
  2. Perbandingan sosial adalah masalahanya: Batas atas perbandingan sosial sangat tinggi sehingga nyaris tidak ada yang akan pernah mencapainya. Artinya itu pertempuran yang tidak pernah dimenangkan, atau bahwa satu-satunya cara untuk menang adalah tidak bertarung sejak awal-menerima bahwa Anda barangkali sudah punya cukup harta, meski itu lebih sedikit daripada yang dimiliki orang sekeliling Anda.
  3. "cukup" tidak terlalu sedikit: "Cukup" adalah menyadari bahwa yang sebaliknya--nafsu menginginkan lebih yang tidak puas-puas--akan mendorong Anda ke titik penyesalan
  4. Ada banyak hal yang tidak pernah layak diusahakan dengan menanggung risiko, apapun potensi keuntungannya: Jangan terlalu terikat pada apapun--reputasi, preatasi, atau apapun.  Reputasi sangat berharga; Kebebasan dan kemerdekaan sangat berharga; keluarga dan kawan sangat berharga; dicintai oleh orang yang Anda inginkan mencintai Anda sangat berharga; Kebahagiaan sangat berharga. dan cara terbaik Anda menjaga hal-hal itu adalah mengetahui kapan waktunya berhenti mengambil risiko yang bisa mengancam semuanya. Mengetahui kapan cukup.
Analogi tidak merasa cukup diilustrasikan dengan mudah pada gambar diatas, saya merujuk pada youtube channelnya The Swedish Investor, misalkan 1% orang dengan penghasilan tertinggi [dalam hal ini katakannlah dokter spesialis] dia sudah  menduduki peringkat 1% dengan penghasilan tertingi, alhamdulillah dong seharusnya yaa... 
Tapi dia membandingkan dirinya dengan 1% nya 1% orang dengan penghasilan tertinggi [dalam hal ini katakanlah CEO perusahaan besar] jadi si dokter merasa "tidak cukup". Dan ternyata si CEO yang 1% nya dari 1% orang dengan penghasilan tertinggi juga merasa tidak cukup saat dia melihat dan membandingkan dengan 1% nya 1% dari 1% orang dengan penghasilan tertinggi [dalam hal ini katakannlah Atlet sekelas Michael Jordan / David Beckham]. Dan ternyata si Atlet ini merasa "tidak cukup"  saat membandingkan dirinya dengan 1% nya 1% dari 1% dari 1% orang dengan penghasilan tertinggi, yang mana ini adalah orang terkaya didunia, Jeff besoos.
Naah.. kalau dari Michael Jordan, dia membandingkan 1 tingkat dengan orang terkaya di dunia. lah kita? berapa tingkatkah kita akan selalu membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain?
Tidak akan pernah selesai.

Getting wealthy vs Staying wealthy, good investing is not necessarily about making good decisions. It's about consistently not screwing up.

​Menjadi Kaya vs Tetap Kaya
Ada sejuta cara menjadi kaya, dan banyak buku mengenai cara melakukannya. Namun, hanya ada satu cara agar tetap kaya: suatu kombinasi sikap hemat dan paranoia.
Kapitalisme itu keras. Namun sebagian alasan itu terjadi adalah akrena mendapat uang dan menyimpan uang adalah dua keahlian yang berbeda. 
Untuk mendapat uang, diperlukan pengambilan risiko, sikap, optimis dan tampil diluar.
Namun, menyimpan uang membutuhkan kebalikan pengambilan risiko. Diperlukan kerendahan hati, dan rasa takut kehilangan apa yang didapat dengan cepat. Diperlukan sikap hemat dan pengakuan bahwa setidaknya sebagian yang didapat itu karena keberuntungan, jadi keberhasilan masa lalu tidak bisa diandalkan untuk berulang terus menerus 

Freedom, controlling your time is the highest dividend money pays

Bentuk tertinggi kekayaan adalah kemampuan bangun setiap pagi dan berkata, "Saya bisa melakukan apap pun yang saya inginkan hari ini"
Kemampuan berbuat apa yang Anda inginkan, kapan pun Anda mau, dengan siapapun yang Anda kehendaki, selama yang Anda bisa, tidak ternilai. Itulah dividen tertinggi yang diberikan uang.
Memiliki rasa yakin memegang kendali atas kehidupan sendiri adalah pertanda perasaan positif kesejahteraan yang lebih andal daripada berbagai kondisi objektif kehidupan yang kita sudah pertimbangan. 
Nilai instrinsik terbesar uang--dan ini sangat jelas--adalah kekampuannya memberi Anda kendali atas waktu Anda.
Memiliki sedikit kekayaan berarti Anda bisa tidak masuk kerja beberapa hari kalau sakit tanpa kehabisan uang. Kekayaan lebih banyak berarti Anda bisa menunggu mendapat pekerjaan yang bagus sesudah Anda diberhentikan dari yang sebelumnya, daripada harus mengambil yang pertama didapat. Itu bisa mengubah hidup.
Dana darurat 6 bulan berarti Anda tidak usah takut bos, karena Anda tahu Anda tidak akan bangkrut jika harus menunggu sampai mendapat pekerjaan baru. Kekayaan lebih banyak berarti kemampuan memilih pekerjaan dengan gaji lebih kecil tapi jam jam kerja lebih luwes. Kemudian jika Anda pensiun karena ingin, bukan ketika harus. 
Menggunakan uang Anda untuk membeli waktu dan pilihan adalah manfaat gaya hidup yang sukar disaingi bawang mewah.

Ambillah pelajaran dari mereka yang telah hidup melalui segalanya: kendalia tas waktu adalah dividen tertinggi yang diberikan uang.

Man in the car paradox, No one is impressed with your possession as much as you are

Orang cenderung ingin kekayaan memberi sinyal ke pihak lain bahwa dia harus disukai dan dikagumi. Kenyataannya, orang lain sering tidak mengagumi Anda, bukan karena mereka tidak menganggap kekayaan harus dikagumi, melainkan karena mereka menggunakan kekayaan Anda sebagai patokan untuk hasrat mereka sendiri disukai dan dikagumi.
Boleh jadi kamu pikir Anda ingin mobil mahal, arloji keren, dan rumah besar. Namun sebenarnya, Anda ingin rasa hormat dan kagum dari orang lain dan kamu pikir barang mahal akan mendatangkannya.

Intinya adalah, pengakuan tersirat bahwa orang biasanya ingin dihormati dan dikagumi pihak lain, dan menggunakan uang untuk membeli barang mewah boleh jadi tidak mendatangkan dua hal itu sebanyak yang Anda bayangkan. Jika rasa hormat dan kagum adalah tujuan Anda, hati-hati dengan cara mencarinya. Krendahan hati, kebaikan dan empati akan mendatangkan lebih banyak rasa hormat daripada harga mobil.  

Wealth is what you don't see, spending money to show people how much money do you have is the fastest way to have less money

Kita cenderung menilai kekayaan berdasarkan apa yang kita lihat, karena itulah informasi yang tersedia didepan kita. Kita tidah bisa melihat rekening bank orang atau catatan utangnya. Jadi kita mengandalkan tampilan luar untuk menakar keberhasilan finansial. Mobil. Rumah. Foto instagram.
Kapitalisme modern membangun industri dari membantu orang berpura-pura sampai jadi sungguhan. 
Namun kebenarannya adalah bahwa kekayaan merupakan apa yang tidak terlihat.
Seharusnya kita berhati-hati dalam mendefinisikan perbedaan antara memiliki kekayaan (wealthy) dah kaya (rich). Kaya merujuk ke pendapatan sekarang. Namun kekayaan itu tersembunyi. Kekayaan adalah pendapatan yang tidak dibelanjakan. 
Orang mudah belajar dengan meniru. Namun hakikat kekayaan yang tersembunyi  mempersulit meniru orang lain dan belajar dari cara-caranya.
Bayangkan betapa sukarnya belajar cara menulis jika Anda tidak dapat membaca karya-karya para penulis besar. Siapa yang bakal mengilhami Anda? Siapa yang bakal Anda kagumi? Nuansa trik dan tip siapa yang Anda ikuti? Susah mempelajari sesuatu yang tidak bisa dilihat, sehingga banyak orang kesulitan membangun kekayaan.
Dunia penuh orang yang tampil sederhana tapi sebenarnya memiliki kekayaan dan orang yang tampil kaya tapi hampir bangkrut. Ingat itu ketika menilai keberhasilan orang dan menetapkan tujuan sendiri.

Happy reading!

]]>
<![CDATA[High Performance Habits]]>Thu, 25 Aug 2022 07:42:59 GMThttp://mariacreativity.com/booksdiction/high-performance-habitsHigh Performance Habits, by Brendon Burchard
Buku ini mengusik saya sepanjang hari, dan mengalihkan waktu saya dari kewajiban mengerjakan report jadi drafting ini blog. resume buku. 
Buku ini saya dengar dari channel podcast resensi "Kutubuku" yang saya subcribe, mengenai buku high performer, yang sedikit banyak mengingatkan saya saat saya menjalani proses rekrukment experienced hire nya Pertamina. Well, masih menunggu sih lolos atau tidaknya. Tapi "High Performance" ini adalah salah sata subject 'jualan' saya saat interview. Dan ternyata ada bukunya. Jadi, saya penasaran deh, apakah pengertian seorang "high performer" yang saya "jual" itu sama dengan pengertian high performer dalam buku ini.
Jadi, pada saat interview dengan HR session 1, salah satu jualan saya adalah fakta bahwa saya mengidentifikasi diri saya sendiri sebagai seorang yang "high performer"; dengan beberapa contoh fakta pendukung yang saya jelaskan lebih lanjut kepada interviewernya.
"Whatever you are, be a good one."
​__Abraham Lincoln

Buku ini terdiri dari 3 section utama, dan dari daftar isinya adalah sbb:
  • Introduction
  • Beyond Natural: The Quest for High Performance
  • SECTION 1: Personal Habits
  • HABIT 1: Seek Clarity
  • HABIT 2: Generate Energu
  • HABIT 3: Raise Necessity
  • SECTION 2: Social Habits
  • HABIT 4: Increase Productivity 
  • HABIT 5: Develop Influence
  • HABIT 6: Demonstrate Courage
  • SECTION THREE: Sustaining Succes
  • BEWARE THREE TRAPS
  • THE #1 THING
  • SUMMARY GUIDE

HABIT ONE : SEEK CLARITY

Bab ini mengulas tentang menemukan kejelasan dalam hidup Anda. Yaitu tentang bagaimana Anda berfikir tentang besok, dan apa yang Anda lakukan untuk tetap terhubung dengan apa yang penting di hariini.  Kebiasaan yang penting untuk mencari kejelasan hidup membantu seorang "high performers" tetap terlibat, berkembang. dan juga terpenuhi dalam jangka panjang.
​“Dream lofty dreams, and as you dream, so you shall become.
Your vision is the promise of what you shall one day be; your ideal is the prophecy of what you shall at last unveil.”
—James Allen​

1. Envision the Future Four [Self, Social, Skills, Service]

miliki visi dan secara konsisten buat tujuan yang jelas setiap harinya, bagaimana Anda akan berinteraksi dengan orang lain [Social], keahlian apa yang harus Anda kembangkan di masa depan [Skills], dan bagaimana Anda akan membuat perbedaan [Self] dan memberikan pelayanan yang berkualitas [Service]. dan jangan pernah memasuki situasi apapun tanpa memikirkan tenta 4 kategori ini 
​Self
Seorang "high performers"  memiliki kejelasan dengan tujuan mereka untuk diri sendiri, dunia sosial mereka, keterampilan mereka dan layanan yang mereka berikan pada orang lain.

Social
Seorang "high performers"  juga memiliki maksud yang jelas tentang bagaimana mereka ingin berinterkasi dan memperlakukan orang lain. Mereka memiliki kesadaran situasional dan kecerdasan sosial yang tinggi, yang akan membantu mereka berhasil dan memimpin. Mereka juga selalu memikirkan jawaban dari pertanyaan: “Bagaimana saya ingin orang lain mengingat saya di masa depan?”


Skills
Dalam keadaan yang penting, seorang 
"high performers"  mengetahui siapa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka ingin berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga memiliki kejelasan tentang keahlian yang mereka butuhkan untuk digunakan di masa depan mereka. Mereka akan memiliki jawaban saat Anda menanyakan "Apa tiga keahlian yang sedang Anda bangun sehingga Anda akan menjadi lebih sukses di masa depan?” Para high-performer memiliki kurikulum bagi diri mereka sendiri dan terlibat aktif dalam belajar dan berlatih untuk menguasai keahlian yang ingin mereka kuasai.

Service

Terkait layanan, seorang "high performers"  sangat memperdulikan dengan perbedaan yang dapat mereka buat bagi orang lain dan untuk masa depan secara umum. Mereka mampu menjawab pertanyaan: “Bagaimana saya dapat melayani orang lain dengan keunggulan dan menciptakan kontribusi luar biasa untuk dunia dan orang lain?”
When someone becomes disconnected from the future and their contribution to it, they underperform.

2. Determine the feeling you're after

“Don’t ask what the world needs. Ask what makes you come alive, and go do it.
Because what the world needs is people who have come alive.”
—Howard Thurman
Secara berkala, tanyakan pada diri Anda sendiri "Apa sih perasaan utama yang saya mau bawa dalam situasi ini, dan apa sih perasaan utama yang saya ingin dapatkan dari situasi ini". Jangan menunggu sampai emosi menguasai diri Anda; pilih dan kembangkan perasaan yang ingin Anda alami dan bagikan dalam hidup.
Seorang "high performers"  menunjukkan kecerdasan emosi yang tinggi. Dalam performanya, mereka dapat dengan tepat menjelaskan emosi mereka, tetapi yang lebih penting, mereka juga dapat mengkalibrasi maksud yang mereka ambil dari emosi tersebut dan menjelaskan perasaan yang mereka ingin tahan.   
My automatic emotions don’t have to be in charge.
My feelings are my own.
Emosi datang dan pergi. Mereka kebanyakan terjadi secara langsung, alami, dan fisik. Tetapi perasaan akan bertahan lama, dan sering kali merupakan hasil dari sebuah perenungan, yang dapat Anda kendalikan.
Kemarahan bisa menjadi sebuah emosi yang muncul, tetapi kepahitan—sebuah perasaan yang bertahan lama— seharusnya tidak menjadi sebuah kalimat yang tinggal bersama Anda seumur hidup.

Saat kita tidak mempedulikan bagaimana perasaan kita pada saat kita berada dalam sebuah masalah, maka kenegatifan dapat mulai menggerakkan emosi negatif, yang mana jika kita tidak dapat mengontrol maknanya, akan dapat membangkitkan perasaan negatif dalam jangka panjang, yang pada gilirannya menjadi panggung untuk sebuah kehidupan yang mengerikan.

Akan tetapi jika kita berusaha untuk menjalani hidup dengan semua emosinya dan kemudian memilih untuk mengontrol emosi, tenang, percaya diri, bahagia, kuat, dan penuh kasih melalui pasang surutnya kehidupan, maka kita telah mencapai sesuatu yang kuat. 


3. Define What’s Meaningful

“Unhappiness is not knowing what we want and killing ourselves to get it.”
—Don Herold
Tidak semua "achievement" itu penting, sehingga pencapaian bukanlah masalahnya— akan tetapi keselarasan. Perhatikan ke waktu dan proyek yang akan datang dan tentukan apa dapat memberikan Anda antusiasme, koneksi, dan kepuasan; kemudian luangkan lebih banyak waktu di sana. Selalu bertanya, "Bagaimana saya dapat membuat upayasaya ini bermakna secara pribadi bagi saya?"

"high performers" dapat melakukan hampir semua hal yang mereka tetapkan hati dan pikiran mereka. But not every mountain is worth the climb = tidak semua gunung layak untuk didaki; sebuah kata kiasan yang menunjukkan tidak semua tujuan yang ingin kita capai itu layak kita jalani dan akan membawa kita ke keberhasilan.  Yang membedakan "high performers" dari yang lain adalah mata kritis mereka dalam mencari tahu apa yang terjadi, untuk menjadi bermakna bagi hidup mereka. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu mereka melakukan hal-hal yang menurut mereka bermakna, dan ini membuat mereka bahagia.
Tetapi, apakah "makna" itu?
Ketika kebanyakan orang berbicara tentang memiliki "makna di tempat kerja," maka "high performers" biasanya mendiskusikan
(a) kenikmatan tugas-tugas pekerjaan,
(b) penyelarasan nilai-nilai pribadi dengan pekerjaan, dan
(c) pemenuhan dari hasil pekerjaan.

Apakah pendekatan makna bagi seorang "high performers" memiliki arti yang sama? 
[1] "high performers" menghubungkan antusiasme dengan makna. Ketika dipaksa untuk memilih di antara dua proyek, misalnya, banyak yang menyebutkan bahwa mereka akan melakukan yang paling membuat mereka antusias.
[2] "high performers" menghubungkan  koneksi dengan makna. Orang-orang yang menjadi terisolasi secara sosial = mereka telah kehilangan makna hidup. Hubungan sosial, terutama dengan orang-orang terdekat kita, adalah sumber makna dalam hidup mereka.
Yang unik tentang "high performers", adalah bahwa koneksi sering berkorelasi dengan makna, terutama di tempat kerja. Koneksi tentang kenyamanan kurang bermakna daripada koneksi tentang tantangan. Dengan kata lain, "high performers" merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki makna lebih ketika mereka berada pekerjaan yang menantang bagi mereka. Dalam kehidupan sehari-hari mereka juga, mereka menghargai berada di sekitar orang-orang yang menginspirasi dan mendorong mereka untuk tumbuh lebih; daripada katakanlah, berada dilingkungan orang-orang yang hanya menyenangkan atau umumnya baik.
​[3] Ketiga, "high performers" menghubungkan kepuasan dengan makna. Jika apa yang mereka lakukan menciptakan rasa kepuasan pribadi, mereka merasa bahwa hidup mereka lebih bermakna.  

[4] "high performers" mengatakan bahwa upaya mereka memiliki makna adalah dengan membuat mereka merasa bahwa hidup mereka "masuk akal." Psikolog ini sebagai menyebut koherensi.  Itu berarti bahwa kisah kehidupan Anda —atau tentang peristiwa-peristiwa baru-baru ini dalam kehidupan Anda —dapat dipahami oleh Anda ​dalam beberapa cara.

HABIT TWO : GENERATE ENERGY

​“The world belongs to the energetic.”
—Ralph Waldo Emerson
​1. Lepaskan ketegangan, Tetapkan niat
Gunakan transisi pada setiap kegiatan untuk memperbarui energi Anda. Lakukan dengan menutup mata, berlatih pernapasan dalam-dalam, dan lepaskan ketegangan di tubuh dan pikiran Anda. Cobalah untuk melakukan ini setidaknya sekali dalam setiap jam. Setelah ketegangan terangkat, tetapkan niat yang jelas untuk aktivitas Anda selanjutnya, buka mata, dan mulailah bekerja dengan fokus yang lebih bersemangat

2. BawaLah Kebahagiaan. 
Bertanggung jawablah atas energi yang Anda bawa dalam hari-hari dan setiap situasi dalam hidup Anda. Fokuskan untuk membawa kebahagiaan ke dalam kegiatan Anda. Antisipasi hasil positif dari tindakan Anda, tanyakan pada diri Anda pertanyaan yang akan menghasilkan emosi positif, atur pemicu untuk mengingatkan Anda untuk bersikap positif dan bersyukur, dan hargai hal-hal kecil dan orang-orang di sekitar Anda.

3. Optimalkan Kesehatan. 
Jika tuntutan hidup mengharuskan Anda untuk belajar dengan cepat, mengatasi stres, waspada, memperhatikan, mengingat hal-hal penting, dan menjaga suasana hati yang positif, maka Anda harus cukup tidur, olahraga, dan nutrisi. Konsultasilah dengan dokter dan profesional lainnya mengenai bagaimana caranya mengoptimalkan kesehatan Anda. Apabila sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan kesehatan Anda, Segera Lakukan!

HABIT THREE : RAISE NECESSITY

“Whatever I have tried to do in life, I have tried with all my heart to do it well; whatever I have devoted myself to, I have devoted myself to completely.”
—Charles Dickens

Internal Forces

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa Anda merasa bersalah ketika tidak menjadi versi terbaik dari diri Anda sendiri? Mungkin Anda percaya bahwa Anda adalah orang yang jujur tetapi merasa Anda terlalu sering berbohong. Anda menetapkan tujuan tetapi tidak menindaklanjutinya. Sebaliknya, pernahkah Anda memperhatikan betapa baiknya perasaan Anda ketika menjadi orang baik dan menindaklanjuti apa yang Anda katakan dan inginkan?
Perasaan frustrasi atau bahagia dengan kinerja Anda ​adalah kekuatan dari dalam [internal].

Secara alami, kita semua ingin melakukan pekerjaan dengan baik pada hal-hal yang penting bagi kita. Tetapi "high performers" bahkan lebih peduli tentang keunggulan, sehingga menempatkan lebih banyak upaya dalam kegiatan mereka daripada yang lain. Mereka memantau perilaku dan tujuan kinerja mereka lebih sering. ​"high performers" tidak hanya tahu bahwa mereka memiliki standar tinggi dan ingin unggul; mereka memeriksa beberapa kali sepanjang hari mereka untuk melihat apakah mereka memenuhi standar-standar itu. Pemantauan diri inilah yang membantu mereka maju.

"high performers" tentu bisa bersikap lebih keras pada diri mereka sendiri jika mereka tidak merasakan pertumbuhan atau keunggulan dalam apa yang mereka lakukan. Tetapi ini tidak berarti mereka tidak bahagia atau berubah menjadi kasus stres neurotik yang selalu merasa bahwa mereka gagal. Jangan lupa data tentang Fakta bahwa seorang "high performers" lebih bahagia daripada rekan-rekan mereka, merasa bahwa mereka memiliki lebih sedikit stres daripada rekan-rekan mereka, dan merasa bahwa mereka membuat perbedaan yang lebih besar dan dihargai dengan baik untuk upaya tersebut. 
When you are passionate about what you do, people understand. When you are obsessed, they think you’re mad. That’s the difference!

External Forces

“You never know how strong you are until being strong is your only choice.”
—Bob Marley
​Kekuatan kebutuhan eksternal adalah faktor luar yang mendorong Anda​ untuk berkinerja baik. Beberapa psikolog mungkin hanya menggambarkan ini sebagai "tekanan."
"high performers" memandang kekuatan eksternal "positif" sebagai alasan kausal untuk peningkatan kinerja. Mereka ingin melakukan dengan baik untuk melayani tujuan yang mereka tanggap bermakna—yang berfungsi sebagai semacam tekanan positif. Bahkan kewajiban dan tenggat waktu yang sulit dipenuhi—yang tidak disukai banyak orang—dipandang sebagai peningkat kinerja yang positif.
Social Duty, Obligation, and Purpose
“Duty makes us do things well, but love makes us do them beautifully.” —Phillips Brooks

"High performers" sering merasa perlu untuk tampil baik karena rasa kewajiban kepada seseorang atau sesuatu di luar diri mereka sendiri. Seseorang mengandalkan mereka, atau mereka berusaha memenuhi janji atau tanggung jawab.


Real Deadlines
“Without a sense of urgency, desire loses its value.” —Jim Rohn

Tenggat waktu nyata adalah alat yang kurang dihargai dalam manajemen kinerja. Managemen lebih suka berbicara tentang tujuan dan timeline. Tetapi kinerja tinggi hanya terjadi ketika ada tenggat waktu yang nyata. Apa itu tenggat waktu "nyata"? Tenggat waktu "nyata"adalah tanggal yang jika tidak terpenuhi, akan ada konsekuensi negatif nyata yang terjadi, dan jika itu tercapai, akan membuahkan hasil.


KEEPING THE FIRE
Identity. Obsession. Duty. Deadlines.
Banyak orang benar-benar tidak menyukai tekanan—mereka benci merasakan tekanan apa pun. Mereka tidak menginginkan tekanan internal karena dapat menyebabkan kecemasan. Dan mereka tidak menginginkan tekanan eksternal karena dapat menyebabkan kecemasan dan kegagalan nyata. Namun, datanya jelas: Pemain berkinerja tinggi menyukai tekanan. Faktanya, mereka membutuhkannya. Ketika tekanan hilang, semangat mereka juga akan hilang.

HABIT FOUR : INCREASE PRODUCTIVITY

“Don’t think about making art, just get it done. Let everyone else decide if it’s good or bad, whether they love it or hate it. While they are deciding, make even more art.” —Andy Warhol
1. Increase the Outputs That Matter
“Nothing is less productive than to make more efficient what should not be done at all.” —Peter Drucker

"high performers" telah menguasai seni output kualitas produktif (PQO = Prolific Quality Output). Mereka menghasilkan output yang lebih berkualitas tinggi daripada rekan-rekan mereka dalam jangka panjang, dan begitulah cara mereka menjadi lebih efektif, lebih dikenal, lebih diingat. Mereka mengarahkan perhatian dan upaya konsisten mereka ke arah PQO dan meminimalkan gangguan (termasuk peluang) yang akan mencuri mereka dari keahlian mereka.

2. Chart Your Five Moves. 
“I believe half the unhappiness in life comes from people being afraid to go straight at things.” —William Locke

Kebanyakan orang mencapai tingkat kesuksesan pertama mereka menggunakan kemampuan mereka untuk melakukan banyak tugas yang memiliki kualitas unggul. Tetapi dengan kesuksesan akan datang peluang baru. 
Tanyakan pada diri sendiri, "Jika hanya ada lima langkah besar untuk mewujudkan tujuan Anda, apakah itu?" Pikirkan setiap langkah besar sebagai sebuah ember besar kegiatan, sebuah proyek. Pisahkan proyek menjadi hasil, tenggat waktu, dan aktivitas. Setelah Anda jelas tentang hal-hal ini, masukkan ke dalam kalender, dan jadwalkan sebagian besar waktu Anda untuk mengerjakannya.

​3. Get Insanely Good at Key Skills (Progressive Mastery)
“I believe the true road to preeminent success in any line is to make yourself master in that line.” —Andrew Carnegie

Untuk menjadi lebih produktif, menjadi lebih kompeten, Anda harus menguasai keterampilan utama yang dibutuhkan untuk menang di bidang minat utama Anda. Penguasaan keterampilan utama telah lama dikaitkan dengan produktivitas dan kinerja yang lebih baik di tingkat makro dan individu.

langkah-langkah menuju penguasaan progresif:
  1. Tentukan keterampilan yang ingin Anda kuasai.
  2. Tetapkan tujuan peregangan khusus di jalan Anda untuk mengembangkan keterampilan itu.
  3. Lampirkan tingkat emosi dan makna yang tinggi pada perjalanan dan hasil Anda .
  4. Identifikasi faktor-faktor penting untuk sukses, dan kembangkan kekuatan Anda di bidang-bidang tersebut (dan perbaiki kelemahan Anda dengan semangat yang sama).
  5. Kembangkan visualisasi yang dengan jelas membayangkan seperti apa kesuksesan dan kegagalan itu.
  6. Jadwalkan praktik menantang yang sudah dikembangkan oleh para ahli atau telah melalui pemikiran yang cermat.
  7. Ukur kemajuan Anda dan dapatkan umpan balik dari luar.
  8. Sosialisasikan pembelajaran dan upaya Anda dengan berlatih/bersaing dengan orang lain.
  9. Terus menetapkan tujuan tingkat yang lebih tinggi sehingga Anda terus meningkat.
  10. Ajari orang lain tentang apa yang Andapelajari.

HABIT FIVE : DEVELOP INFLUENCE

“Power is of two kinds: One is obtained by the fear of punishment and the other by acts of love.” —Mahatma Gandhi
  1. Teach People How to Think. 
  2. Challenge People to Grow. 
  3. Role Model the Way. 

HABIT SIX: DEMONSTRATE COURAGE

“Courage and perseverance have a magical talisman, before which difficulties disappear and obstacles vanish into air.” —John Quincy Adams

  1. Honor the Struggle. 
  2. Share Your Truth and Ambitions. 
  3. Find Someone to Fight For. 

Jadi, kinerja yang baik itu tidak hanya diperoleh oleh orang-orang tertentu saja, tetapi itu lebih kepada kumpulan kebiasaan-kebiasaan baik yang  dilakukan secara terus menerus pada diri seseorang.  Hal ini disebut dengan High Performance Habits. 
Happy reading!
]]>
<![CDATA[Educating children with autism]]>Thu, 19 May 2022 03:40:28 GMThttp://mariacreativity.com/booksdiction/educating-children-with-autismCatherine Lord and James P. McGee; 
​Committee on Educational Interventions for Children with Autism
Banyak buku dan jurnal apalagi artikel sudah saya baca dan coba pelajari, untuk mendampingi proses pengasuhan anak sulung saya, my sonshine. Dari tahap denial, hingga menerima, dan mencoba mencari segala macam cara agar dapat memfasilitasi ke spesialan anak sulung saya ini. Label, banyak label, ASD, autis, ADHD, Speech delayed, for me its just a label, label yang memberikan saya kata kunci, search ke literatur-literatur, semoga saya dapat mendampingi, memberikan pengasuhan yang tepat, pengajaran yang maksimal, untuk Mas Aidan hingga dia independent, mandiri dan mampu bertahan hidup sendiri. 
karena akan membutuhkan waktu untuk translation, jadi, ya sekalian belajar bahasa inggrislah yaaa.. haha..
​Autistic spectrum disorders vary in severity of symptoms, age of onset, and the presence of various features, such as mental retardation and specific language delay. The manifestations of autistic spectrum disorders can differ considerably across children and within an individual child over time.
Although children with autistic spectrum disorders share some characteristics with children who have other developmental disorders and may benefit from many of the same educational techniques, they offer unique challenges to families, teachers, and others who work with them.
Their deficits in nonverbal and verbal communication require intense effort and skill even in the teaching of basic information. The unique difficulties in social interaction (e.g., in joint attention) may require more individual guidance than for other children in order to attract and sustain their children’s attention.
Moreover, ordinary social exchanges between peers do not usually occur without deliberate planning and ongoing structuring by the adults in the child’s environment. The absence of typical friendships and peer relationships affects children’s motivation systems and the meaning of experiences. Appropriate social interactions may be  some of the most difficult and important lessons a child with autistic spectrum disorders will learn. In addition, the frequency of behavior problems, such as tantrums and self-stimulatory and aggressive behavior, is high. 

DIAGNOSIS, ASSESSMENT, AND PREVALENCE

Autistic spectrum disorders have effects on development in ways that affect children’s educational goals and the appropriate strategies to reach them.  The deficits in language development, nonverbal communication, cognitive abilities, and other areas have distinct effects on behavior and outcome in ways that have implications for the educational goals of children with autistic spectrum disorders and other children.
However, it is not yet clear the degree to which specific educational goals and strategies are associated with particular diagnoses within the autism spectrum, such as Asperger’s Disorder, Childhood Disintegrative Disorder, or PDD-NOS, once factors such as language development and cognitive abilities are taken into account.
A child who receives a diagnosis of an autistic spectrum disorder should be eligible for special educational programming under the educational category “autism” regardless of the specific diagnostic category within the autism spectrum.
With adequate time and training, the diagnosis of autism can be made reliably in 2-year-olds by professionals experienced in the diagnostic assessment of young children with autistic spectrum disorders, and children are beginning to be referred even before age two years. Many families express concern about their children’s behavior, usually to health professionals, even before this time, and more children are being referred for specific educational interventions for autistic spectrum disorders.
However, diagnostic and screening instruments effective with children under age 2 have not yet been identified. Although children with autistic spectrum disorders share some disabilities with children with other developmental disorders, they offer unique challenges to families, teachers, and others who work with them, particularly in nonverbal and verbal communication and behavioral problems.

FEATURES OF AUTISM

Autism is a disorder that is present from birth or very early in development that affects essential human behaviors such as social interaction, the ability to communicate ideas and feelings, imagination, and the establishment of relationships with others. It generally has life-long effects on how children learn to be social beings, to take care of themselves, and to participate in the community.
Autism is a developmental disorder of neurobiological origin that is defined on the basis of behavioral and developmental features. Although precise neurobiological mechanisms have not yet been established, it is clear that autism reflects the operation of factors in the developing brain.
As yet, known direct links between pathophysiology and behavior in autism are still rare and have not yet had great influence on treatments or diagnoses (see Rumsey et al., 2000). Autism is best characterized as a spectrum of disorders that vary in severity of symptoms, age of onset, and associations with other disorders (e.g., mental retardation, specific language delay, epilepsy). The manifestations of autism vary considerably across children and within an individual child over time.
There is no single behavior that is always typical of autism and no behavior that would automatically exclude an individual child from a diagnosis of autism, even though there are strong and consistent commonalities, especially in social deficits.

THE CHALLENGE OF EDUCATING CHILDREN WITH AUTISM

Education, both directly of children, and of parents and teachers, is currently the primary form of treatment in autism. On this report, education is defined as the fostering of acquisition of skills or knowledge—including not only academic learning, but also socialization, adaptive skills, language and communication, and reduction of behavior problems—to assist a child to develop independence and personal responsibility.
 
Education includes services that foster the acquisition of skills and knowledge, offered by public and private schools; infant, toddler, preschool, and early education programs; and other public and private
service providers. Young children are defined here as children 8 years or younger. Because children with autism are at high risk for other impairments, educational planning must address both the needs typically associated with autistic spectrum disorders and needs associated with accompanying disabilities.

PREVALENCE OF AUTISM AND RELATED CONDITIONS

Epidemiological studies and service-based reports indicate that the prevalence of autistic spectrum disorders has increased in the last 10 years, in part due to better identification and broader categorization by educators, physicians, and other professionals.
Epidemiological studies of autism have important implications for both research and clinical service, for example, through helping to plan for the need for special services and selecting samples for research studies.

Fombonne (1999) has recently summarized the available research on this topic and systematically reviewed more than 20 studies conducted in ten countries, as below:
  • He notes that, although important details were sometimes lacking in the studies, the total population base included in the review was approximately 4 million children surveyed.
  • Studies have typically employed a two-stage design, with an initial screening followed by more systematic assessment.
  • Complexities in interpreting the available data include variations in approaches to the diagnosis of autism and differences in screening methods.
  • In the studies surveyed, approximately 80 percent of individuals with autism also exhibited mental handicaps (i.e., mental retardation).
  • Studies have also consistently identified more boys with autism than girls (three to four boys for every girl).
  • In addition, girls with autism are more likely than boys to also exhibit mental handicaps.
 

SCREENING INSTRUMENTS

The symptoms of autism are often measurable by 18 months of age (Charman et al., 1997; Cox et al., 1999; Lord, 1995; Stone et al., 1999; Baird et al., 2000). The main characteristics that differentiate autism from other developmental disorders in the 20-month to 36-month age range involve behavioral deficits in eye contact, orienting to one’s name, joint attention behaviors (e.g., pointing, showing), pretend play, imitation, nonverbal communication, and language development (Charman et al., 1997; Cox et al., 1999; Lord, 1995; Stone et al., 1999).  
There are three published screening instruments in the field that focus on children with autism:
1. The Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) (Baird et al., 2000)
is designed to screen for autism only at 18 months of age. The CHAT was less sensitive to milder symptoms of autism; children later diagnosed with other autistic spectrum disorders did not routinely fail the CHAT at 18 months. Follow-up of the cases at age 7 revealed that this instrument had a high specificity (98%) but relatively low sensitivity (38%) (Baird et al., 2000), suggesting that it is not appropriate for screening.
The Autism Screening Questionnaire (Berument et al., 1999),
is a new 40-item screening scale that has good discriminative validity between autistic spectrum and other disorders, including nonautistic mild or moderate mental retardation, in children age 4 years and older; it has not yet been tested with very young children.
​A score of 1 is given for an item if the abnormal behavior is present and a score of 0 if the behavior is absent. The cutoff for consideration of a diagnosis of autism is a score of 15 or higher. Further reliability studies and validation studies in younger children are ongoing.
The Screening Test for Autism in Two-Year-Olds (Stone et al., 2000).
is a direct observational scale; it showed good discrimination between children with autism and other developmental disorders in a small sample of two-year-old children.

Several additional instruments are currently undergoing validation studies.

ASSESSMENT

Several principles underlie the assessment of a young child with autism or ASD (Sparrow, 1997):
  1. Multiple areas of functioning must typically be assessed, including current intellectual and communicative skills, behavioral presentation, and functional adjustment.
  2. A developmental perspective is critical. Given the strong association of mental retardation with autism, it is important to view results within the context of the overall developmental level.
  3. Variability of skills is typical, so it is important to identify a child’s specific profile of strengths and weaknesses rather than simply present an overall global score. Similarly, it is important not to generalize from an isolated or “splinter” skill to an overall impression of a general level of ability, since such skills may grossly misrepresent a child’s more typical abilities.
  4. Variability of behavior across settings is typical. The behavior of a child will vary depending on such aspects of the setting as a novelty, degree of structure provided, and complexity of the environment; in this regard, observation of facilitating and detrimental environments is helpful.
  5. Functional adjustment must be assessed. Results of specific assessments obtained in more highly structured situations must be viewed in the broader context of a child’s daily and more typical levels of functioning and response to real-life demands. The child’s adaptive behavior (i.e., capacity to translate skills into real-world settings) is particularly important.
  6. Social dysfunction is perhaps the most central defining feature of autism and related conditions, so it is critical that the effect of a child’s social disability on behavior be considered.
  7. Behavioural difficulties also must be considered, since they affect both the child’s daily functioning and considerations for intervention.
​The range of syndrome expression in autism and autistic spectrum disorders is quite broad and spans the entire range of IQ (Volkmar et al., 1997).
A diagnosis of autism or autistic spectrum disorder can be made in a child with severe or profound mental retardation as well as in a child who is intellectually gifted.
Evaluators must consider the quality of the information obtained (both in terms of reliability and validity), the involvement of parents and teachers, the need for interdisciplinary collaboration, and the implications of results for intervention.
​These include obtaining a thorough developmental and health history, a psychological assessment, a communicative assessment, medical evaluation, and, in some cases, additional consultation regarding aspects of motor, neuropsychological, or other areas of functioning (Filipek et al., 1999; Volkmar et al., 1999). This information is important both to diagnosis and differential diagnosis and to the development of the individual educational intervention plan.
​The psychological assessment should establish the overall level of cognitive functioning as well as delineate a child’s profiles of strengths and weaknesses (Sparrow, 1997). This profile should include consideration of a child’s ability to remember, solve problems, and develop concepts. Other areas of focus in the psychological assessment include adaptive functioning, motor and visual-motor skills, play, and social cognition.
 
The choice of assessment instruments is a complex one and depends on the child’s level of verbal abilities, the ability to respond to complex instructions and social expectations, the ability to work rapidly, and the ability to cope with transitions in test activities (the latter often being a source of great difficulty in autism). Children with autism often do best when assessed with tests that require less social engagement and less verbal mediation.
Difficulties in communication are a central feature of autism, and they interact in complex ways with social deficits and restricted patterns of behavior and interests in a given individual. Accurate assessment and understanding of levels of communicative functioning is critical for effective program planning and intervention.
The selection of appropriate assessment instruments, combined with a general understanding of autism, can provide important information for purposes of both diagnostic assessment and intervention.
In addition to assessing expressive language, it is very important to obtain an accurate assessment of language comprehension. The presence of oral-motor speech difficulties should be noted. In children with autism, the range of communicative intents may be restricted in multiple respects (Wetherby et al., 1989). Delayed and immediate echolalia are both common in autism (Fay, 1973; Prizant and Duchan, 1981) and may have important functions.

MEDICAL CONSIDERATIONS

For very young children, there may be concerns about the child recognized or first expressed in the context of well-child care. The education of physicians, nurses, and others regarding warning signs for autistic spectrum disorders is very important. After initial referral for assessment and diagnosis, consultations with other medical professionals may be indicated, depending on the context (Filipek et al., 1999; Volkmar et al., 1999.)
The available literature has documented that child with autism are at risk for developing seizure disorders throughout the developmental period (Deykin and MacMahon, 1979; Volkmar and Nelson, 1990). Seizure disorders in autism are of various types and may sometimes present in unusual ways. 
A child’s hearing should be tested, but behavioral problems may sometimes complicate assessment. Definitive documentation of adequate hearing levels should then be obtained through other methods, such as auditory brainstem evoked responses (BSERs) (Klin, 1993). 
​In some cases, the use of psychotropic medications may be indicated for young children (see Chapter 10). Although not curative, such medications may help to reduce levels of associated maladaptive behaviors and help children profit from educational programming. The use of such agents requires careful consideration of potential benefits and risks and the active involvement of parents and school staff (see Volkmar et al., 1999 for a review).

Family Roles

​Parents of young children with autism play multiple roles in their children’s life. Often they are the first people to recognize a developmental problem, and they must pursue their concern until they receive a satisfactory diagnosis and find or develop appropriate services for their child. Once they find a suitable treatment program, parents typically are active partners in their child’s education to ensure that skills learned in the educational program transfer to the home setting and to teach their child the many behaviors that are best mastered in the home and community.
 
In order to provide an appropriate education for their child, parents of children with autism need specialized knowledge and skills and scientifically based information about autism and its treatment. Prime among these are the mastery of specific teaching strategies that enable them to help their child acquire new behaviors and an understanding of the nature of autism and how it influences their child’s learning patterns and behavior. Parents also need to be familiar with special education law and regulations, needed and available services, and how to negotiate on behalf of their child. In addition, some parents need help coping with the emotional stress that can follow from having a child with a significant developmental disorder.

SPECIAL DEMANDS ON PARENTS

​Research suggests that while many families cope well with these demands, the education of a child with autism can be a source of considerable stress for some families (see, e.g. Bristol et al., 1988; Harris, 1994). In general, mothers report more stress than do fathers, often describing issues related to time demands and personal sacrifice (e.g., Konstantareas et al., 1992). Among specific concerns expressed by mothers are worry about their child’s welfare in the years ahead, the child’s ability to function independently, and the community’s acceptance of their child (Koegel et al., 1992). Mothers of children with autism also report more stress in their lives than do mothers of children with other disabilities (e.g., Rodrigue et al., 1990).
Fathers of children with autism or Down syndrome report more disruption of planning family events and a greater demand on family finances than do fathers whose children are developing typically. 
​The time spent working with a child with autism is sometimes stressful and demanding, but it also has the potential to reduce family distress and enhance the quality of life for the entire family including the child with autism (Gallagher, 1991).
Techniques such as individualized problem solving, in-home observations and training, and didactic sessions have been employed with families. Mothers who learned skills based on the TEACCH model of education for their child showed a decrease in depressive symptoms over time in comparison with a group of mothers not given this training (Bristol et al., 1993). Koegel et al. (1996) reported that teaching parents how to use pivotal response training as part of their applied behavioral analysis instruction resulted in happier parent-child interactions, more interest by the parents in the interaction, less stress, and a more positive communication style.
The use of effective teaching methods for a child with autism can have a measurable positive impact on family stress. As a child’s behavior improves and his or her skills become more adaptive, families have a wider range of leisure options and more time for one another (Koegel et al., 1984). To realize these gains, parents must continue to learn specialized skills enabling them to meet their child’s needs.

Goals for Educational Services

There are many different goals for the education of young children with autism. Education provides opportunities for the acquisition of knowledge and skills that support personal independence and social responsibility (Kavale and Forness, 1999). 
These goals imply continuous progress in social and cognitive abilities, verbal and nonverbal communication skills, adaptive skills, amelioration of behavioral difficulties, and generalization of abilities across multiple environments. In some cases, reports have suggested that particular treatments can foster permanent “recovery”. However, as with other developmental disabilities, the core deficits of autistic spectrum disorders have generally been found to persist, to some degree, in most individual

​There are many behaviors that ordinary children learn without special teaching, but that children with autism may need to be taught (Klin, 1992). A preschool child with autism may have learned to count backwards on his own, but may not learn to call to his mother when he sees her at the end of the day without special teaching. A high school student with autism may have excellent computer skills but not be able to decide when she needs to wash her hair. 
Appropriate educational objectives for children with autistic spectrum disorders should be observable, measurable behaviors and skills. These objectives should be able to be accomplished within 1 year and expected to affect a child’s participation in education, the community, and family life. They should include the development of:
  1. Social skills to enhance participation in family, school, and community activities (e.g., imitation, social initiations and response to adults and peers, parallel and interactive play with peers and siblings);
  2. Expressive verbal language, receptive language, and nonverbal communication skills;
  3. A functional symbolic communication system;
  4. Increased engagement and flexibility in developmentally appropriate tasks and play, including the ability to attend to the environment and respond to an appropriate motivational system;
  5. Fine and gross motor skills used for age appropriate functional activities, as needed;
  6. Cognitive skills, including symbolic play and basic concepts, as well as academic skills;
  7. Replacement of problem behaviors with more conventional and appropriate behaviors; and
  8. Independent organizational skills and other behaviors that underlie success in regular education classrooms (e.g., completing a task independently, following instructions in a group, asking for help).

Ongoing measurement of educational objectives must be documented in order to determine whether a child is benefiting from a particular intervention. Every child’s response to the educational program should be assessed after a short period of time. Progress should be monitored frequently and objectives adjusted accordingly.

CHARACTERISTICS OF EFFECTIVE INTERVENTIONS

Characteristics of the most appropriate intervention for a given child must be tied to that child’s and family’s needs. However, without direct evaluation, it is difficult to know which features are of greatest importance in a program. Across primarily preschool programs, there is a very strong consensus that the following features are critical:
  1. entry into intervention programs as soon as an autism spectrum diagnosis is seriously considered;
  2. active engagement in intensive instructional programming for a minimum of the equivalent of a full school day, 5 days (at least 25 hours) a week, with full year programming varied according to the child’s choronological age and developmental level;
  3. repeated, planned teaching opportunities generally organized around relatively brief periods of time for the youngest children (e.g., 15-20 minute intervals), including sufficient amounts of adult attention in one-to-one and very small group instruction to meet individualized goals;
  4. inclusion of a family component, including parent training;
  5. low student/teacher ratios (no more than two young children with autistic spectrum disorders per adult in the classroom); and
  6. mechanisms for ongoing program evaluation and assessments of individual children’s progress, with results translated into adjustments in programming.

Curricula across different programs differ in a number of ways. They include the ways in which goals are prioritized, affecting the relative time spent on verbal and nonverbal communication, social activities, behavioral, academic, motor, and other domains. Strategies from various programs represent a range of techniques, including discrete trials, incidental teaching, structured teaching, “floor time”, and individualized modifications of the environment, including schedules.

Some programs adopt a unilateral use of one set of procedures, and others use a combination of approaches. Programs also differ in the relative amount of time spent in homes, centers, or schools, when children are considered ready for inclusion into regular classrooms, how the role of peers as intervention agents is supported, and in the use of distraction-free or natural environments.

Programs also differ in the credentials that are required of direct support and supervisory staff and the formal and informal roles of collateral staff, such as speech language pathologists and occupational therapists.
 An effective treatment are made on the basis of empirical findings, information from selected representative
programs, and findings in the general education and developmental literature. In particular, it is well established that children with autism spend much less time in focused and socially directed activity when in unstructured situations than do other children. Therefore, it becomes crucial to specify time engaged in social and focused activity as part of a program for children with autistic spectrum disorders.

Based on a set of individualized, specialized objectives and plans that are systematically implemented, educational services should begin as soon as a child is suspected of having an autistic spectrum disorder.
A child must receive sufficient individualized attention on a daily basis so that individual objectives can be effectively implemented; individualized attention should include individual therapies, developmentally appropriate small group instruction, and direct one-to-one contact with teaching staff.

Assessment of a child’s progress in meeting objectives should be used on an ongoing basis to further refine the IEP [individualized education plan]. Lack of objectively documentable progress over a 3 month period should be taken to indicate a need to increase intensity by lowering student/teacher ratios, increasing programming time, reformulating curricula, or providing additional training and consultation.

To the extent that it leads to the specified educational goals (e.g., peer interaction skills, independent participation in regular education), children should receive specialized instruction in settings in which ongoing interactions occur with typically developing children.
​Six kinds of interventions should have priority:
  1. Functional, spontaneous communication should be the primary focus of early education. For very young children, programming should be based on the assumption that most children can learn to speak. Effective teaching techniques for both verbal language and alternative modes of functional communication, drawn from the empirical and theoretical literature, should be vigorously applied across settings.
  2. Social instruction should be delivered throughout the day in various settings, using specific activities and interventions planned to meet age-appropriate, individualized social goals (e.g., with very young children, response to maternal imitation; with preschool children, cooperative activities with peers).
  3. The teaching of play skills should focus on play with peers, with additional instruction in appropriate use of toys and other materials.
  4. Other instruction aimed at goals for cognitive development should also be carried out in the context in which the skills are expected to be used, with generalization and maintenance in natural contexts as important as the acquisition of new skills. Because new skills have to be learned before they can be generalized, the documentation of rates of acquisition is an important first step. Methods of introduction of new skills may differ from teaching strategies to support generalization and maintenance.
  5. Intervention strategies that address problem behaviors should incorporate information about the contexts in which the behaviors occur; positive, proactive approaches; and the range of techniques that have empirical support (e.g., functional assessment, functional communication training, reinforcement of alternative behaviors).
  6. Functional academic skills should be taught when appropriate to the skills and needs of a child.
]]>
<![CDATA[Bye…bye… SMOKE Buku panduan ampuh untuk berhenti merokok]]>Mon, 22 Nov 2021 05:26:48 GMThttp://mariacreativity.com/booksdiction/byebye-smoke-buku-panduan-ampuh-untuk-berhenti-merokokApakah anda seorang perokok?
Saya sangat benci rokok apalagi baunya. Saat saya dalam radius 1 meter mencium bau rokok dari suami yang baru pulang kantor, saya bisa menangis meraung di kamar mandi selama setidaknya setengah jam. 
Apakah terlalu berlebihan buat anda?
 
Selama ini rokok topik yang sangat sensitif, biasanya setelah saya menuliskan sesuatu tentang rokok saya akan dibully di medsos. dan,, dalam waktu pencarian my dream job dalam lencana open to work ini saya mempelajari banyak hal, salah satunya tentang inner child. Sehingga sepertinya saya akhirnya mengerti kenapa rokok, bau dan penampakannya itu berdampak sangat besar pada diri saya pribadi.

Ya itu karena sosok masa kecil saya trauma dengan itu.
 
Bapak saya itu serorang perokok. Sepanjang hidup saya yang saya ingat beliau sudah sakit, setiap batuk seperti tersedak biji kedondong ditenggorokannya. Kelihatannya menyakitkan. Saat sd bapak saya kena tb paru. Jadi rumah saya ya penuh obat2an, kami suka umpet2in itu rokok bapak dll. Saya smp kondisi bapak memburuk hingga meninggal saat saya kelas 2 smp, saat itu penerapan pertama full libur saat puasa. Kebijakan alhmarhum gusdur. Saya setiap hari, dari sd smp smp menghabiskan waktu saya dikamar bapak. Mijitin beliau dari pulang sekolah bahkan belum gabti baju, sampai tertidur didekat kepala beliau. Setiap hari.

Bye Bye Smoke; Buku panduan ampuh untuk berhenti merokok

Buku ini sudah lama sekali. dulu saya beli 21 Mei 2005, jaman saya masih kuliah di JKL.

​Buku ini menyajikan dengan gamblang dan mudah dimengerti tentang kerugian yang tidak terkira sebagai akibat dari merokok. 

Kenapa orang merokok?

Kenapa sih orang merokok? Entahlah. masing-masing punya jawabannya sendiri. 
Kalau melihat sejarah, merokok mengalami pasang surut citra dari masa ke masa. Merokok pernah dikaitkan dengan penyembahan kepada dewa dan juga penyembuhan, tetapi merokok pun sekarang mulai dianggap menjadi bagian dari maksiat. 
selain akibat sifat dan motivasi indivisual, keputusan merokok juga banyak ditentukan oleh tekanan eksternal. merokok akhirnya tidak hanya sebuah kegiatan yang sukarela, melainkan akibat "paksaan" lingkungan dan dorongan zaman.
Orang sering berbicara tentang tekanan teman sebaya atau peer presure sebagai salah satu pendorong mereka merokok. Di Indonesia mungkin hal itu masih menjadi masalah, tetapi di negara yang maju, peer pressure justru positif karena sekarang umumnya itu berarti tekanan untuk tidak merokok.

Dalam budaya Indonesia umumnya, wanita perokok sering di cap kurang baik. Tetapi, meningkatnya jumlah perokok di kalangan wanita tidak lepas dari merosotnya anggapan tersebut dan semakit kuatnya perngaruh budaya Barat.

Alasan-alasan untuk berhenti

Cigarettes can kill you!!
Pesan yang agak dramatis itu sudah sering kita dengar. Kebenarannya pun semakin sukit dibantah. Tetapi, kenapa banyak orang tetap merokok juga? 
​Lantas bagaimana sesungguhnya bahaya merokok ini?
Biang segala penyakit dan ketagihan rokok adalah nikotin [C10H14N2] yaitu cairan berminyak beracun yang tidak berwarna atau kadang kekuningan.
Zat ini menjadi zat utama pada tembakau (otomatis juga rokok). Nikotin adalah obat perangsang (stimulant drug) yang memiliki efek berlawanan, yaitu bisa memberi rangsangan tetapi sekaligus menenangkan.  Nikotin menyebabkan ketagihan karenan kemampuannya memicu dipamine -- unsur kimia dalam otak yang berhubungan dengan perasaan kesenangan.
Penggunaan dalam tingkat rendah berfungsi sebagai perangsang, sedangkan pada tingkat banyak dapat menghambat fungsi syaraf otonom dan sel-sel otot tulang. Penggunaan dalam jangka panjang justru malah akan mengurangi kemampuan otak untuk merasakan kesenangan.
Merokok mempunyai 50 cara membuat hidup menderita melalui penyakit dan lebih dari 20 cara untuk membunuh
--ASH [Action on smoking and health]--


Bagaimana caranya berhenti?

Bagian yang membahas mengenai bagaimana caranya berhenti adalah inti dari buku ini, yaitu agar anda mampu meninggalkan kebiasaaan merokok dan memulai halaman baru kwhidupan anda yang bebas rokok.
Apakah anda siap berhenti? atau masih ragu? Perjalanan yang harus ditempuh sungguh tidak mudah. Yang sering terjadi adalah orang kembali lagi ke kebiasaan lamanya ketimbang untuk terus bertahan. 
Untuk itu, anda perlu mempertegas komitmen anda. Tekad harus kuat dan bulat.
  • Kesehatan menyeluruh yang lebih baik; berhenti merokok mengurangi risiko terkena 50 jenis penyakit dan kondisi buruk lain
  • Risiko serangan jantung turun, seperti halnya pada mereka yang bukan perokok, tiga tahun setelah berhenti
  • Risiko kanker turun, sesuai dengan lama waktu berhenti. Makin lama, risiko makin turun
  • Usia makin panjang dan terus sehat. Perokok jangka panjang kehilangan usia hidup 16 tahun dibandingkan bukan perokok
  • Tidak merokok memberi contoh yang baik pada anak-anak
  • Tidak merokok berarti memiliki banyak uang untuk kebutuhan lain
  • Meningkatkan kesemaptaan jasmani (fitness), nafas lebih lancar dan lebih kuat berolahraga dan naik tangga
  • Meningkatnya kemungkinan memiliki bayi yang sehat
  • Mampu menikmati makanan dan minuman lebih baik
  • Kulit menjadi lebih baik dan kencang, tidak akan terjadi keriput sebelum waktunya
  • Tidak merokok berarti membuat nafas lebih segar, rambut, baju dan rumah juga bebas bau rokok
  • Tidak lagi harus ketagihan dan merasa "lapar" saat ingin merokokk
  • Perjalanan dengan kereta api, bus dan pesawat menjadi lebih mudah
  • Pekerjaan jadi lebih mudah karena tidak harus berhenti untuk keluar ruangan dan merokok
  • Tidak merokok baik untuk karir karena kondisi menjadi lebih baik
  • dll
Dalam segala hal, diperlukan perencanaan untuk membantu tingkat keberhasilan suatu kegiatan, termasuk usaha merokok. Perencanaan yang baik menyumbang 50% dari kebiasaan pekerjaan. Prinsip SMART menjadi pegangan atau kisi-kisi agar kegiatan bisa dikendalikan dan tetap pada rel dan maksud awalnya.
Specific: ini berarti jelas, tegas dan tidak bikin bingung. Kalau tujuan ada adalah berhenti merokok, maka berhenti merokok itulah tujuan yang jelas dan tegas; jadi jangan dicampur atau dikaburkan.

Measurable:
ini berarti dapat diukur. Dalam kaitannya dengan merokok, maka jumlah batang rokok merupakan ukuran paling gampang dijadikan contoh atau pegangan. Jika rencananya adalah berhenti secara bertahap, maka selain batang rokok juga perlu diperhitungkan masalah waktu.

Achievable:
 Ini berarti dapat dicapai, mungkin untuk dilakukan.

Realistic: ini berarti realistis, masuk akal. mempertegas point achievable

Time-bound: Kunci segala perencanaan adalah waktu. dalam kaitan berhenti merokok, waktu memainkan peranan dalam tahapan tujuan dan target. Target waktu berperan dalam memastikan agar rencana bersifat realistis dan dapat dicapai
---Next: behavioral therapy

Hii my inner child... ​you are okay now..
Kamu sekarang sudah dewasa, tidak usah takut.
​Aku akan menjaga kamu.

]]>
<![CDATA[Kanker, Biografi Suatu Penyakit]]>Tue, 12 Oct 2021 01:00:02 GMThttp://mariacreativity.com/booksdiction/kanker-biaografi-suatu-penyakit​Saya mendapati diri tenggelam dalam kisah kisah yg diceritakan dalam buku ini. Buku ini membuat saya memperoleh keasikan membaca seperti membaca sebuah novel, tetapi tanpa bisa membaca dengan cepat, malah seringkali saya kembali membolak balik dan mengulang page page sebelumnya.
Sampai saat ini saya belum berhasil menamatkan buku ini, karena serunya dan perlu konsentrasi dalam membaca buku ini. dan saya juga mencermati setiap kasus, karena dalam hidup saya, beberapa kali bersinggungan dengan masalah kanker ini. 
Saya pribadi, mendeteksi adanya tumor jinak (fam) saat saya bekerja di tangerang, sekitar tahun 2009; saat itu menjelang siklus menstruasi saya, daerah payudara dan sekitarnya akan terasa nyeri sekali, sehingga saya memeriksakan ke dokter perusahaan kantor saya (dr Joice) dan direkomendasikan untuk cek ke dokter spasialis. Alhamdulillah hanya fam dengan ukuran yang masih sangat kecil dan direkom untuk cek up kembali 1 tahun kemudian untuk melihat apakah ada perkembangan massa dari tumor tersebut. Hanya seperti itu saja sudah membuat saya membayangkan kematian lebih cepat dan menangis menangis dan menangis, tidak tahu mesti melakukan apa jika saya mempunyai kanker. 
Saat Mas Aidan sakit parah kemarin juga, sebelum dibawa ke Malaka, ada dua kemungkinan arah diagnosis penyakitnya, Leukimia dan Guillain-Barre syndrome. Semua penyakit berbahaya dan langka. Leukimia ini menarik perhatian saya karena keterkaitan dengan anak saya dan dalam buku ini keanehan penyakit yang kemudian diberi nama Leukimia pada anak dikisahkan menjadi kasus kasus pertama kanker yang ditemukan oleh dokter.
Keterkaitan selanjutnya akan kanker dengan hidup saya adalah, dari sisi keluarga suami saya ada dua tetua opung dan pakde kami yang sudah meninggal karena kanker. Almarhum Om Tupang meninggal karena kanker kelenjar getah bening, seorang perwira polisi yang sehat, tegap dan kuat, yang dalam hitungan bulan seolah menyusut menjadi sangat lemah. Begitupun pakde saya, seorang kepala sekolah SMA di Pemalang yang sehat dan tegap, sedang dalam masa keemasannya, tiba tiba sakit sakit dan terdiagnosa kanker otak stadium IV.  Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan menempatkan belliau beliau disisi-Nya,
Buku ini adalah buku sejarah tentang kanker. Sebuah catatan tentang suatu penyakit kuno --yang dulu dibicarakan dengan berbisik-bisik, dirahasiakan-- lalu bermetamorfosis menjadi sesuatu yang mematikan dan terus berubah bentuk, penuh berbagai potensi metaforis, medis, saintifik, dan politis, hingga kanker seringkali digambarkan sebagai wabah yang menjadi akhir tanda zaman kita.

Prolog

Kanker payudara stadium III telah terdengar sejak jaman dulu: Atossa, Ratu Persia berusia 36tahun menyembunyikan payudaranya yang terkena kanker dengan dibungkus kain,  dan kemudian, dalam kemarahan nihilistik dan waskita, memerintahkan seorang budak untuk memotong payudaranya dengan pisau
Kanker adalah sesuatu yang melahap segala aspek kehidupan kita. Dan jika dokter mendapati diri tenggelam dalam kanker, maka pasien mendapati kehidupan mereka diporak-porandakan oleh penyakit itu.
Pertanyaan-pertanyaan tentang cerita kanker yang lebih luas terasa mendesak: Sejak kapan kanker ada? Apa akar perang kita terhadap penyakit itu? Atau, seperti yang sering ditanyakan oleh para pasien: Dimana posisi kita dalam "perang" melawan kanker? Bagaimana cara kita berada di keadaan sekarang? Akankah perangnya berakhir? Dapatkah dimenangkan? 
dan Buku ini tumbuh sebagai usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Penulis menggali sejarah kanker untuk memberi bentuk ke penyakit yang selalu berubah bentuk, yang penulis hadapi. Penulis menggunakan penggambaran dari masa lalu untuk menjelakan apa yang terjadi pada masa kini.
Dibalik pertemuan aspek-aspek kedokteran, bbudaya, dan metafora kanker selama berabad-abad, ada pemahaman biologis tentang kanker --suatu pemahaman yang terus berubah, seringkali secara radikal dari dasawarsa ke dasawarsa. Sekarang kita mengetahui bahwa kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel yang tak terkendali. Pertumbuhan itu disebabkan mutasi -- perubahan DNA yang khususnya mempengaruhi gen yang mendorong pertumbuhan sel yang tidak terbatas. Dalam sel normal, sirkuit genetis yang kuat mengatur pembelahan dan kematian sel. Dalam sel kanker, sirkuit rusak, menghasilkan sel yang tidak dapat berhenti tumbuh.
Mekanisme yang tampak sederhana itu --pertumbuhan sel tanpa batas-- dapat menjadi pusat penyakit yang mengerikakn dan memiliki berbagai aspek adalah bukti dahsyatnya  pertumbuhan sel. Pembelahan sel membuat kita sebagai organisme dapat tumbuh, beradaptasi, memulihkan diri, memperbaiki diri --serta dapat hidup. Jika pembelahan sel rusak dan lepas kendali, akibatnya sel kanker tumbuh, berkembang, beradaptasi, memulihkan diri, memperbaiki diri --hidup dengan mengambil kehidupan kita. Sel kanker tumbuh lebih cepat dan mampu beradaptasi dengan lebih baik. Mereka adalah versi diri kita yang lebih sempurna.
Sehingga rahasia melawan kanker adalah menemukan cara untuk mencegah terjadinya mutasi di sel sel yang rentan, atau menemukan cara untuk menyingkirkan sel yang bermutasi tanpa mengganggu pertumbuhan sel normal.
Belum diketahui persisnya generasi masa depan dapat belajar memisahkan jalinan pertumbuhan sel normal dan pertumbuhan sel ganas. Namun yang berikut cukup pasti: cerita ini, bagaimanapun dia akan berjalan, akan mengandung unsur-unsur masa lalu yang tak terhapuskan. Ceritanya akan mencakup daya cipta, kegigihan, dan ketekunan dalam melawan apa yang disebut seorang penulis sebagai "musuh paling ngotot dan lihai" diantara berbagai penyakit manusia. Namun didalamnya juga akan ada cerita sikap jumawa, keangkuhan, sok kuasa, kesalah pahaman, harapan palsu, dan gembar gembor. semuanya diangkat terhadap suatu penyakit yang tiga dasawarsa lalu disebut  "bisa disembuhkan" dalam beberapa tahun.

Bagian Pertama, "Of Blacke Cholow, Without Boyling"

1947, Desember
Sidney Farber menunggu paket dari Newyor dalam Laboratorium berukuran 4x6 m di Boston, lantai bawah tanah Cjildren's Hospital. Farber seorang ahli patologi, tugasnya mncakup membedah spesimen, melaksanakan otopsi, mengidentifikasi sel, dan mendiagnosa penyakit, tapi dia tidak pernah merawat pasien.  Spesialisasi Farber adalah patologi pediatri, penelitian penyakit anak. Paket dari New York itu berisi beberapa botol kimia  berbentuk kristal kuning bernama aminopterin. Paket itu dikirimkan ke Laboratorium Farber dengan harapan kecil bahwa isinya dapat menghentikan leukimia pada anak.
Selama seabad lebih, leukimia anak telah membuat kagum, bingung, dan kecewa para dokter. Penyakit itu telah dianalisis,  diklasifikasi, disubklasifikasi, dan dibagi lagi dengan cermat: di buku-buku bersampul kulit yang telah berbau apek di rak perpustakaan Children's --Pathology karya Anderson atau Pathology of Internal Disease karya Boyd-- lembar demi lembar dipenuhi gambar sel leukimia dan dilampiri penjelasan taksonomis untuk menjabarkan sel-sel tersebut. Namun, semua pengetahuan itu hanya memperbesar rasa ketidakberdayaan dunia kedokteran. Leukimia telah berubah menjadi objek kekaguman kosong yang dipelajari dan direkam dengan rinci tapi tanpa ada kemajuan dibidang pengobatan dan praktik. "Leukimia memberikan banyak bahan debat bagi para dokter di pertemuan kedokteran," kata seorang dokter kanker, "tapi itu tidak bermanfaat bagi pasien."  Pasien yang menderita leukimia akut dibawa ke rumah sakit dengan gerabakl gerubuk, didiskusikan para guru besar dalam pertemuan kedoteran, dan kemudian, seperti dikomentari satu majalah kedokteran secara dingin, "didagnosis", diberikan transfusi darah, dan disuruh pulang agar meninggal dirumah."
Sekitar 4 bulan setelah Bennet menggambarkan penyakit pasiennya, Seorang peneliti Jerman Timur berumur 24 tahun, Rudolf Virchow secara mandiri menerbitkan laporan studi kasus yang mengejutkan ternyata serupa dengan kasus bennet. Sel darah putih membludak memenuhi darahnya, membentuk gumpalan padat dan berair didalam limpanya. Virchow akhirnya memberikan nama weisses blut --darah putih-- sekedar deskripsi harfiah jutaan sel darah puting yang telah dia lihat melalui mikroskop. 
Pada 1947 nama weisses Blut diubah menjadi lebih terdengar akademik: "leukimia" --dari kata leukos yang berarti 'putih' dalam bahasa Yunani.
​Sebagai dosen muda di Universitas Wuzburg, karya Virchow dengan cepat melampaui sekedar urusan memberi nama leukimia.  Dia telah belajar menjadi ahli patologi, dan mengadakan proyek yang menyibukkan dirinya seumur hidup: menjabarkan penyakit manusia menggunakan sel. Virchow mulai menciptakan "teori sel" dalam biologi manusia, mendasarkannya kepada dua prinsip pokok. Pertama, tubuh manusia (seperti tubuh semua hewan dan tumbuhan) dibentuk dari sel-sel. Kedua, bahwa sel-sel hanya berasal dari sel lainnya -omnis cellula e cellula.
Dua prinsip tersebut membuat Virchow mengajukan hipotesisi yang sangat penting tentang hakikat pertumbuhan manusia. Jika sel hanya dapat muncul dari sel lainnya, maka pertumbuhan hanya dapat terjadi melalui dua cara: dengan meningkatkan jumlah sel atau meningkatkan ukuran  sel. Virchow menamakan dua model itu hiperplasia dan hipertrofi. Dalam hipertrofi, jumlah sel tidak berubah, tapi masing -masing sel tumbuh membesar. Sebaliknya hiperplasia adalah petumbuhan yang didasari dari meningkatnya jumlah sel.
Yang penting bagi cerita ini; Virchow segera menemukan penyakit hiperplasia patologis --kanker. Dengan melihat pertumbuhan kanker melalui mikroskop, Virchow menemukan pertumbuhan sel yang tidak terkendali --hiperplasia dalam bentuk ekstrem. Selagi Virchow mempelajari arsitektur kanker, pertumbuhan kanker seringkali terlihat ibarat memiliki nyawa sendiri, seolah-olah sel-sel itu dirasuki dowongan baru dan misterius untuk terus tumbuh. Yang bukan merupakan pertumbuhan biasa, melainkan pertumbuhan yang telah ditata ulang, pertumbuhan dalam bentuk baru. Virchow menamakannya  neoplasia --pertumbuhan baru, tidak dapat dipahami, dan melenceng, suatu kata yang bakal terus bergema sepanjang sejarah kanker.
Kala Virchow meninggal pada 1902, satu teori kanker baru telah mulai terbentuk dari seluruh pengamatan yang telah dilakukan. Kanker adalah penyakit hiperplasia patologi di mana sel-sel mendapat kecenderungan membelah diri yang mandiri. Pembelahan sel yang menyimpang dan tidak terkendali menciptakan massa jaringan tubuh (tumor) yang menguasai organ tubuh dan menghancurkan jaringan normal. Tumor juga dapat menyebar dari satu tempat ke tempat lain, menyebabkan menyebarnya penyakit tersebut --metastasis-- dibagian tubuh yang berbeda.
next: keterkaitan dengan penemuan currie
]]>
<![CDATA[Seni Mengelola Waktu]]>Mon, 06 Sep 2021 03:07:23 GMThttp://mariacreativity.com/booksdiction/seni-mengelola-waktu

​Seperti biasa, Buku ini bagi saya Baguuusss banget isinya... Recomended banget. Maunya saya tulis semua tapi... resensi lah ya.. boleh dipinjam bukunya ke saya atau cari di perpus-perpus ada deh coba cari...

Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung.  sedangkan skala waktu adalah interval di antara dua keadaan atau kejadian, atau lama berlangsungnya suatu kejadian. 
Waktu merupakan komoditas yang terbatas. Semua orang mempunyai sumber waktu yang sama, yaitu 24 jam atau 86.400 detik setiap hari. Namun, tidak semua orang bisa memanfaatkan waktunya. Dalam hal ini, tidak setiap orang mampu mengatur waktunya dengan baik. 
Waktu adalah hadiah terindah yang diberikan oleh Tuhan secara cuma-cuma. Gunakan waktu sepenuhnya untuk investasi masa depan, tidak usah menabung atau menyimpan waktu, karena jika tidak digunakan dengan maksimal, waktu akan diambil kembali oleh Tuhan, dan Anda mendapat waktu yang baru pada hari berikutnya.
Waktu juga tidak akan pernah kembali, Jika Anda menghabiskan waktu dengan bersedih atas masalah yang Anda hadapi, Anda akan rugi karena kehilangan banyak kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan. Anda harus percaya bahwa waktu bisa menghabiskan kesedihan. Tidak ada yang bisa menggantikan kerugian Anda karena Anda kehilangan waktu. Sehingga Anda harus memanfaatkan setiap waktu dengan bijaksana.

Kenapa perlu mengelola waktu?

Waktu bebas atau waktu luang (free time) adalah waktu kebebasan bagi Anda untuk bersantai dan melakukan hal-hal yang Anda sukai, misalnya untuk meditasi dan kegiatan relaksasi lainnya yang menyehatkan tubuh. Melakukan apa yang menjadi kesukaan Anda pada waktu bebas merupakan hal yang produktif dan mampu meningkatkan kreativitas, menginspirasi, dan mendorong Anda untuk melakukan hal-hal yang lebih hebat.
Waktu yang membuat Anda tidak produktif disebut dengan waktu kosong (blank time). Dalam waktu yang kosong, Anda menderita karena Anda menghindari tanggung jawab dan tidak hidup dengan maksimal. Anda tidak bersemangat, lambat, dan kosong. Akibatnya, Anda takut ketinggalan informasi dan menderita Performance anxiety.

Syarat-syarat Managemen Waktu

Coblah untuk membuat daftar hal yang harus Anda kerjakan. Lakukan satu persatu dengan fokus yang tinggi dan energi sepenuhnya agar dapat terselesaikan dengan maksimal. 
Saat Anda mulai melambat, beristirahatlah sejenak dengan mengerjakan kegiatan lain seperti memasak, menonton tv, atau hal-hal lain yang bermanfaat sehingga mengembangkan kemampuan  Anda serta mengembalikan fokus dan energi untuk bekerja.
Tubuh Anda adalah jam alami dan perencana yang pintar. Hanya tubuh Anda yang mengetahui kapan Anda paling siap untuk bekerja. Mengerti kondisi dan kebutuhan tubuh sendiri akan membantu Anda harus makan siang sebelum melanjutkan pekerjaan, makanlah terlebih dahulu. Jika meminum kopi dapat menambah konsentrasi Anda, nikmatilah kopi untuk dinikmati saat bekerja.

Bahaya Memboroskan Waktu

Berhentilah melakukan hal yang tidak Anda nikmati. Jika saat ini Anda bekerja sambil melihat jam, dan menunggu waktu pulang kantor, artinya Anda sedang mengalami waktu kosong. Berhenti melakukan pekerjaan tersebut dan beralihlah ke pekerjaan yang sesuai dengan minat Anda.
Jika tidak mudah untuk mencari pekerjaan baru, cobalah untuk menikmati pekerjaan tersbut dengan cara Anda sendiri. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan imajinasi dalam bekerja, Jika Anda harua "bermain" dengan data-data, maka bayangkanlah data-data tersebut sebagai "musuh" yang harus ditaklukan. Cara ini terbukti efektif untuk membantu menyelesaikan tugas Anda. 
Ingatkan diri Anda untuk terus belajarm selalu ada hal baru yang dapat Anda lakukan atau pelajari setiap hari. Mengerjakan hal baru adalah kegiatan positif yang akan mengasah waktu Anda tidak terbuang sia-sia. Kapan pun ada waktu untuk belajarm gunakanla kesempatan tersebut.

Mengutamakan prioritas

Pengelolaan waktu sangat dibutuhkan agar Anda dapat menjalankan setiap kegiatan secara efektif dan efisien. Salah satu caranya ialah dengan mengelola waktu berdasarkan skala prioritas, Berikut cara mengatur skala prioritas salam bekerkja:
  1. Menganalisa pekerjaan 
  2. Menentukan Tujuan utama
  3. Melakukan evaluasi 
  4. Menyusun jadwal kerja 
  5. Menyaring kegiatan 
  6. Menggabungkan pekerjaan 
  7.  Menghindari kebiasaan buruk
  8. Slektif
  9. Strategis 
  10. Supportif
Bila Anda mampu menjadikan pengelolaan waktu sebagai kebiasaan, Anda akan memperoleh manfaatknya dalam jangka panjang. Anda akan memiliki kesadaran atas pemanfaatan waktu yang efektif. Alokasikan waktu untuk setiap pekerjaan Anda, amatilaj, apakah Anda tipe yang bisa berkonsentrasi di pagi hari ataukan tipe yang lebih suka bekerja pada malam hari? Setiap orang memiliki puncak produktif yang berbeda-beda. Anda harus bisa memanfaatkan sebisa mungkin waktu produktif Anda.  

Mengenal To do List

To do list adalah daftar tugas yang harus anda kerjakan setiap harinya, yang akan sangat membantu anda dalam mencapai tujuang jangka pendek dan akan menuntun anda pada tujuan jangka panjang . Manfaat to do list diantaranya adalah: membuat kita untuk selalu ingat tugas-tugasnya, jadi sadar dengan prioritas; dan tentu saja mmudahkan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membuat To do list:
1. Tuliskan tugas yang pasti
2. Jelaskan dengan rinci
3. Tulislah dengan kalimat perintah
4. Masukkan informasi penting 
5. Berikan prioritas 
6. Rutin diperbaharui
​7. Hapus tugas yang terlalu lama 

Waktu dan kesuksesan

Thomas Corley melakukan penelitian tentang kebiasaan sehari-hari  dari orang kaya dan orang miskin. Berdasarkan 233 responden (orang kaya) dan 128 responden (orang miskin), ia akhirnya menemukan berbagai kebiasaan orang sukses yang dilakukan setiap hari. 
Berdasarkan penelitian tersebut, 44% orang sukses bangun pada 3 jam sebelum jam kerja dimulai, Tujuannya adalah agar mereka dapat memiliki waktu cukup untuk bersiap-siap dan menenangkan diri sehingga dapat memulai kerja dengan kondisi  tenang. Selain itu, dengan bangun lebih pagi, kesempatan yang bisa didapatkan lebih banyak karena waktunya juga lebih banyak.
Orang sukses tidak memikirkan berapa lama ia harus bekerja hari ini, atau memikirkan kapan liburan tiba. Setiap harinya,s ebelum hari dimulai, dia sudah banyak berfirik tentang cara membuat hari yang produktif  atau cara menyelesaikan semua pekerjaan yang menantinya pada hari ini.
Ciri orang sukses yang paling terlihat adalah keinginannya untuk selalu belajar. Bukan bentuk sekolah, tetapi belajar kapan saja, dimana daja dan dari siapa saja. Hal baru selalu tersedia di segala tempat, itulah yang mendorong orang sukses untuk terus belajar. Proses pembelajaran yang paling populer adalah dengan membaca, karena saat membaca otak akan mengulang apa yang Anda baca sehingga informasi akan lebih mudah diingat.
Sampai Anda bisa mengatur waktu, Anda tidak akan bisa mengatur hal yang lain. Jalan terbaik untuk menjadi sukses adalah dengan memiliki banyak waktu. Kuncinya adalah terletak pada bagaimana Anda menghabiskan waktu, tetapi bahgaimana Anda menginvestasikan waktu yang ada. Waktu selalu berjalan ke masa dengan dan meninggalkan masa lalu. Waktu berhubungan dengan kesusksessan. Jika  waktu dan tempatnya tepat, maka kesuksesan akan dengan mudah Anda raih. Orang yang hebat dalam mengatur waktu tidak akan dikejar oleh waktu karena semua kegiatan sudah tersusun dan terjadwal dengan baik sehingga semua rencana dapat terlaksana.
Banyak orang selalu sibuk mengerjakan segala pekerjaan, sepertinya pekerjaannya tidak akan pernah selesai dan tiada habisnya. Penyebabnya ialah ia mengerjakan beberapa pekerjaan secara bersamaan (multitasking). Padahal multitasking akan membuat Anda stress.

"Saat sebuah peluang tertutup, terbukalah peluang lainnya; namun seringkali kita terpaku menunggu dan menyesali hilangnya peluang pertama tanpa pernah sadar bahwa sesungguhnya ada kesempatan lain yang terbuka untuk kita jalani"
[Alexander Graham bell]
]]>
<![CDATA[Pernikahan Adat Melayu]]>Mon, 23 Aug 2021 03:10:11 GMThttp://mariacreativity.com/booksdiction/pernikahan-adat-melayu
post kaliini memecahkan rekor, sampai 7 hari lebih sejak pertama saya drafting baru bisa dipublish. Selain banyak isinya, ga ngerti saya mau pangkas dimana, buat saya good to read semua, haha.
Trus saya juga lagi gabut. udah sebulan suruh standby, digantung, ga gajian pula.. rupanya begini rasanya di ghosting.. hahaha
Alhamdulillah, masih diingatkan Allah agar senantiasa tidak lupa untuk selalu mensyukuri segala nikmat yang sudah Allah karuniakan ke saya.
Kejadian ini membuat saya terpikir kembali untuk menuliskan tentang enak ga enaknya jadi karyawan kontrak, outsourcing, yah gitulah. Banyak ide menulis tapi eksekusi dalam mimpi saja.
​Pernikahan adat melayu, sepuluh tahun yang lalu saya menikah dengan memakai adat melayu, dan saat ini menuliskan tentang pernikahan adat melayu sesuai buku karangan Tenas Effendy. Yang buat saya lucu, ternayata saya tidak menyimpan file foto pernikahan saya dahulu, dilaptop2 lama, bahkan di eksternal disk pun tidak ada. Haha. foto pernikahan dirumah pun tidak ada, padahal itu biasanya foto keramat pada setiap rumah. jadilah postingan ini hanya memakai foto apa adanya.. haahaa..
​happy reading!


Dalam budaya Melayu umumnya dan dalam adat istiadat Melayu khususnya, ungkapan sangatlah penting karena setiap ungkapan mampu menyimpul dan membakukan nilai-nilai utama budayanya. Lazimnya, ungkapan dijalin dengan bahasa yang indah serta sarat dengan simbol dan makna. 
Dengan demikian nilai-nilai budaya Melayu, yang intinya bersumber dan berdasarkan agama islam, dapat dipatri, dijalin dan dirangkai  ke dalam ungkapan, baik berupa pantun, gurindam, pepatah, petitih, bidal, ibarat, perumpamaan, dan sebagainya. Ungkapan-ungkapan itulah yang selanjutnya disebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun.
Salah satu upacara adat dan tradisi yang sarat dengan ungkapan adalah upacara perkawinan adat Melayu. Dalam upacara ini, banyak bagian yang diisi dengan ungkapan sehingga upacara adat itu terasa semakin sakral, kental, berwibawa dan khidmat.
​Gemerlap, kemegahan dan warna warni pelaminan mencerminkan kebahagian dan harapan sepasang pengantin beserta seluruh keluarga menyambut masa depan
Orang tua-tua mengatakan:
Didalam perhelatan nikah kawin, 
Syarak berdiri adat dijalin
Petuah amanah menjadi cermin
Bagaikan tali tiga sepilin
Bagaikan gelap diberi lilin

Adat orang berhelat jamu,
Syarak dijunjung adat dipangku
Seiya sekata hilir dan hulu
Sesam sempit bantu membantu
duduk beramai berbilang suku 
tegak bersama dengan penghulu

Sempurna kerja karena bersama
Berhimpun pepat saudara mara
Tua muda tiada berkira
Aib dan malu sama dipelihara
Hutang dan beban sama disangga
Supaya nama tiada cedera

Sempurna helat karena beradat
Duduk berunding mencari mufakat
Memikul beban sesama berat
​Mananting marwah kaum kerabat

Sempurna janji karena ditepati
Adat dituang lembaga diisi
Mana yang kurang sama dicari
Mana yang jauh sama dihampiri
Mana yang salah sama diperbaiki
Mana yang sumbang sama dibetuli
Supaya helat tidak terkeji

Sempurna helat karena amanah
Mengikuti syarak menjunjung sunnah
Supaya kerja membawa faedah
Supaya aib tidak terdedah
Supaya tegak tuah dan marwah

Pantang helat bermegah-megah
Pantang helat bergagah-gagah
Pantang helat  mencari gah
Pantang helat aib terdeda
Pantang helat tak jadi nikah




Berhelat wajib mengikuti sunnah
Berhelat wajib merendah-rendah
Berhelat wajib membawa faedah
Supaya menjauh syak dan tomah
Supaya terhindar daripada fitnah

​Supaya wujud rumah tangga sakinah

Adat menjemput orang ramai
​Elokkan laku bagaikan perangai
Bekerja jangan memandai-mandai
Berhitung jangan berlalai-lalai
Supaya hajat sempurna sampai
Hidup sekampung rukun dan damai

Adat orang berhelat jamu
Berbasah berkering ianya mau
Memikul beban ianya mampu
Menjemput mengantar tiada malu 
​Mau berbedak arang dan abu



Orang tua-tua mengingatkan pula:
Apabila helat sudah berlangsung
Beban dipikul hhutang ditanggung 
Pantang lari berbalik punggung 
Pantanng memepak ke teluk tanjung 
Pantang makan dalam tempurung 
​Akal hilang kepala pun pesong 
Bila menyimak ungkapan diatas, terlihat bahwa didalam melaksanakan Upacara Nikah Kawin sangatlah diperlukan pemahaman mengenai agama Islam (Syarak) dan adat istiadat Melayu yang berlaku. Selain itu, diberipula berbagai petuah amanah agar upacara khidmat itu dapat berlangsung dengan sempurna, sehingga mendatangkan kehidupan sejahtera lahir dan batin bagi kedua pengantin beserta seluruh kaum kerabat dan handai tolannya.

Upacara perkawinan yang disebut juga upacara nikah kawin, upacara helat jamu pernikahan atau upacara perhelatan nikah kawin orang melayu dilakukan dengan rangkaian upacara adat yang telah diwariskan turun temurun. Rangkaian upacara itu adakalanya sama dan berbeda. Secara umum, rangkaian upacara ada Melayu adalah sebagai berikut:

A. Upacara Menggantung Gantung 

Yang dimaksud menggantung-gantung ialah menghiasi rumah atau banguann tempat upacara  akan dilangsungkan luar dan dalam. Didalam ungkapan adat dikatakan:
Adat orang berhelat jamu
Menggantung-gantung terlebih dahulu
Menggantung mana yang patut
Memasang amana yang layak

Sesuai menurut alur patutnya
Sesuai menurut adat lembaga

Supaya helat memakai adat
Supaya kerja tak sia-sia
Supaya tidak tersalah pasang 
Supaya tidak tersalah pakai

B. Upacara Berinai

Berinai lazimnya dilakukan pada malam hari , karenanya selalu disebut dengan malam berinai. Acara ini mengandung makna untuk menjauhkan bala bencana, memagar diri dari segala yang berniat tidak baik, membersihkan diri dari segala yang kotor, dan menaikkan seri (cahaya) tuah dan marwahnya. Orang tua-tua mengatakan:
Malam berinai disebut orang 
Membuang sial muka belakang
Memagar diri dari jembalang 
Supaya hajat tidak terhalang 
Supaya niat tidak tergalang 
Supaya sejuk mata memandang 
Muka bagai bulan mengambang 
Serinya naik tuah pun datang 

C. Upacara Berendam

Berandam hakikatnya adalah membersihkan lahiriah untuk menuju keebersihan batiniah. didalam ungkapan adat dikatakan:
adat berandam disebut orang 
membuang segala yang kotor
membuang segala yang buruk
membuang segala sial
membuang segala pemali
membuang segala pembenci

supaya seri naik kemuka
supaya tuan naik ke kepala
supaya suci lahir batinnya

mandi tolak bala adalah rangkaian acara dari barandam, yang hakikatnya menyempurnakan kesucian, mengekalkan seri muka dan tuah badan pengantin perempuan, serta menjauhkan nya dari segala bala bencana.

D. Upacara Khatam Qur'an

pada hakikatnya menunjukkan bahwa pengantin perempuan sudah ditunjuk ajar oleh orang tuanya dalam kehidupan beragama islam, sudah patut pula menjadi seorang istri, dan menjadi ibu dari anak-anaknya. Didalam ungkapan adat dikatakan:
adat pengantin berkhatam Qur'an
tanda lah masuk tunjuk ajaran
tanda dirinya berbekal iman 
tanda lah tahu lah hidu sepadan
tanda beranak tidak menyeman
Syair Khatam Qur'an
Dengan bismillah membuka kata 
Berkhatam Qur'an pula dijangka
Kalam Ilahi yang kita baca
Supaya perkawinan selamat sejahtera

Berkhatam Qur'an disebut orang 
Faedahnya besar bukan kepalang 
Mengagungkan Allah cahaya benderang 
​Menjadi suluh muka belakang 


​Mulia pengantin duduk berkhatam
mengokohkan iman menguatkan Iniaslam 
Hidup sejahtera siang dan malam 
berumah tangga tidaklah karam



Khatam mengaji amatlaj mulia
Pahalanya besar tiada terkira
Khusyuk tawaduk didalam jiwa
Rukun dan damai berumah tangga

Duduk berkhatam beramai-ramai 
Niat terkabul hajat pun sampai 
Berumah tangga rukun dan damai
​Ajal dan maut baru bercerai

E. Upacara Akad Nikah 

1. Upacara antar belanja
Antar belanja atau disebut juga seserahan boleh dilakukan beberapa waktu sebelum akad nikah dan boleh pula dilakukan beberapa saat (serangkai dengan acara akad nikah. Antar belanja hakikatnya mencerminkan rasa senasib sepenanggungan, rasa seaib semalu, yang berat sama dipikul, yang ringan sama dijinjing yang menjadi dasar eratnya hubungan keluarga keedua belah pihak.
Syair antar belanja atau syair seserahan
​​Antar belanja disebut orang 
mengisi janji sudah dikarang 
adat diisi lembaga ditung 
Supaya setara mukan belakang 

Antaran ini beragam neka
Sesuai dengan alur patutnya
Tanda suka kedua pihaknya 
Tanda hidup seiya sekata


Adat Melayu sejak dahulu
Antar belanja menebus malu 
Tanda senasib seaib semalu 
Berat dan ringan bantu-membantu

Antar belanja pihak lelaki
untuk keluarga calon isteri
Disampaikan dengan bersuci hati 
Supaya tak ada umpat dan keji 

Antar belanja mengandung makna
Tanda pinangan sudah diterima 
Tidak dikira laba ruginya
Musyarwarah mufakat jadi intinya

Antaran bukan berjual beli
Tetapi tanda bersatu hati
Senang dan susah sama berbagi
Itulah adat Melayu sejati

Antar belanja sebelum akad
Sudah diatur didalam adat 
Tanda tulus niat dan tekad
Menunaikan janji sudah diikat

​Antar belanja banyak maknanya 
Doa dan restu ada didalamnya 
Semoga sejahtera rumah tangganya 
Diridhoi Allah hidup matinya 

Antar belanja jadi pengikat
Supaya hubungan semakin dekat 
janji dikarang semakin kuat 
​Disaksikan oleh kaum kerabat
Orang tua-tua Melayu juga mengingatkan, bahwa besarnya antaran janganlah dijadikan kesombongan dan keangkuhan, dan kecil atau sedikitnya antaran jangan menjadi cercaan dan nistaan karena dapat menyinggung perasaan salah satu pihak, yang ujung-ujungnya membawa perpecahan .
2. Upacara akad nikah
​Inti dari seluruh rangkaian uoacara perkawinan adalah ijab kabul (akad nikah) menurut ajaran agama islam. Pada waktu inilah Kadi, kepala kantor urusan agama atau pejabat yang berwenang memimpin upacaranya. Pada waktu ini wali pengantin perempuan (atau wali hakim bila walinya berhalangan) melafalkan ijabnya, kemudian dijawab oleh pengantin lelaki dengan kabulnya, dengan disaksikan oleh saksi-saksi yang dipercaya kedua belah pihak.
Apabila ijab kabul sudah dianggap sah oleh para saksi, selanjutnya dibacakan doa walimatul ursy oleh kadi atau orang yang dipercaya. Setelah itu, pengantin laki-laki membacakan Sighat Taklik (janji nikah) yang dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Janji Nikah yang sudah dipersiapkan.
Setelah itu lazimnya diserahkan mahar (Mas KAwin) oleh pengantin lelaki atau yang mewakilkan kepada pengantin perempuan.
Orang tua-tua mengatakan:
Seutama-utama upacara pernikahan, ialah ijab kabulnya
Disitulah Ijab disampaikan
Disitulah Kabul dilahirkan 
Disitulah Syarak ditegakkan 
Disitulah Adat didirikan 
Disitulah janji dibuhul
Disitulah  simpai diikat
Disitulah  simpul dimatikan 

Tanda sah bersuami istri
Tanda halal hidup serumah 
Tanda bersatu tali darah
​Tnada terwujud sunnah nabi 
 
3. Upacara menyembah
Seusai acara Ijab Kabul, kedua pengantin melakukan acara menyembah kepada Ibu Bapa sanak keluarga dan yang patut-patut. 
4. Upacara tepuk tepung tawar
Usai acara menyembah, dilanjutkan dengan acara tepuk tepung tawar. Pelaksanaannya dapat dilakukan satu per satu (didahulukan pengantin laki-laki) dan boleh dilakukan bersamaan. 
Tepuk Tepung Tawar pada hakikatnya mengandung makna menolak segala bala dan pemberian restu serta doa bagi kesejahteraan kedua pengantin dan seluruh keluarga. Didalam ungkapan adat dikatakan:
Yang disebut Tepuk Tepung Tawar
Menawar segala yang berbisa
Menolak segala yang mennganiaya
Manjauhkan segala yang menggila 
Mendinding segala yang menggoda
Menepis segala yang berbahay
a
Syair Tepuk tepung tawar:
Tepung tawar untuk penawar
Supaya hidup tidak bertengkar
Wabah penyakit tidak menular
Semua urusan berjalan lancar

Tepung tawar berberas berteh
Supaya hati menjadi pengasiih 
Tabah menahan pahit dan pedih 
Sampai tua sayang berlebih 

Tepung tawar berdaun sedingin 
Supaya selamat kedua penganting 
Imannya teguh bekerja pun rajin 
Mau bersusah tahan berlenjin

Tepung tawar berberas kunyit
Supaya menjauh segala penyakit 
Berlapang dada didalam sempit
Mensyukuri nikmat walau sedikit 

Tepung tawar berbunga rampai 
Suapa niat semua nya sampai 
Dikasihi oleh sahabat handai
Berumah tangga rukun dan damai

Tepung tawar berberas basuh 
Supaya hidup tidak bermusuh 
mana yang buruk akan menjauh 
​Berumah tangga takkan bergaduh

Tepung tawar mengandung inai 
Balak dan bala tidaklah sampai 
Niat terkabul hajat pun sampai 
Sehingga mati barulah bercerai

Tepung tawar menuruti adat
Intiya doa memohon rahmat
Kepada Allah hati bertobat
Supaya sentosa dunia akhirat

Tepung tawar kita lakukan 
Bersuami isteri seiring sejalan 
Sampai mati berkasih-kasihan 
​Beranak bercucu ia berkekalan

​Tepung tawar banyak maknanya 
Doa dan restu ada didalamnya 
Semoga bahagia rumah tangganya 
Diridhloi Allah selama-lamanya 

Tepung tawar adat sejati 
Mohon rahmat Ilahi Robbi 
Supaya sejahtera suami isteri
​Kalau berppisah bercerai mati
5. Upacara nasihat perkawinan
Nasihat perkawinan intiya berisi petuah amanah kepada kedua pengantin (termasuk seluruh yang hadir) agar mampu membangun rumah tangga yang sejahtera lahir dan batin, rukun dan damai sampai ke akhir hayat. Karenanya pemberi nasihat lazim dipilih orang yang keidupan rumah tangganya menjadi teladan, berhasil dalam membina rumah tangga, serta berhasil dalam mendidik anak-anak dan keluarganya. Orang tua-tua mengatakan:
didalam nasihat perkawinan,
banyaklah tunjuk ajarnya 
banyaknya petuah amanahnya 
banyaklah yang patut diteladan 
supada hidup mengandung tuah 
banyaklah yang patut dicermati 
banyaklah yang patut disadari 
supaya rumah tangga aman sejahtera
supaya anak cucu beroleh berkah
 
Syair nasihat perkawinan:
Bersuami isteri bebannya berat 
Bertanggung jawab dunia akhirat
Teruslah jalan hidup mudarat
Salah berhitung hidup melarat

Menjadi suami hendaklah bijak 
Iman di dada pantang berkacak
Terhadap isteri hendaklah lunak
Terhadap anak bertunak-tunak 

Menjadi Isteri haruslah sabar
Kepada suami jangan menengkar
Bila mendurhaka dosanya besar
Didalam neraka badan terbakar

Bersuami iateri berkasih sayang 
Bela-membela tennggang-menenggang 
Keduanya harus berdada lapang 
Baiknya diambil buruknya dibuang 

Bersuami isteri hendaklah rukun 
bercakap halus bersopan santun 
hidup bersama tuntun mennuntun 
Supaya sejahtera turun-temurun


Bersuami Isteri elokkan laku 
Sama-sama menjaga aib dan malu 
Sakit dan senang bantu membantu 
Jangan sekali bersifat cemburu

​Bersuami Isteri rukun dan damai 
Adat lembaga hendaklah pakai
Haluskan budi elokkan perangai
pantang sekali bercerai berai 

Adat hidup berumah tangga 
Suami isteri jaga menjaga
Rumah dirawat anak dipelihara
Supaya hidup aman sejahtera

Kalau sudah menjadi suami 
Ingat kepada anak dan isteri 
Tekun bekerja mencari rezzeki
​Supaya hidup tidak terkeji

Kalau hendak menjadi isteri tersayang 
Janganlah lupa periuk terjerang 
Berjalan jangan sampai memetang 
Bercakap jangan sebarang-barang 

Jika hidup ingin bertuah
Luruskan hati peliharalah lidah
Jangan didengar hasut dan fitnah 
Supaya hidup diberkahi Allah

Adat hidup berumah tangga 
Manisnya ada pahit pun ada
Bila tak bijak menghadapinya 
Disitulah puncak silang sengketa

​Wahai kedua pengantin baru 
Petuah amanah ingat selalu 
Ibu dan Bapak jangan dipermalu 
Mertua jangan dijadukan seteru

Wahai ananda dengarkanlah nasehat
Bersuami istri jangan khianat 
Teguhkan iman kuatkan ibadah
Semoga sejahtera dunia akhira
t

Ya Allah Malikul Rahman
Kedua pengantin kokohkan iman 
Amal ibadah minta kuatkan 
Setan dan iblis mohon jauhkan 

Sudah diadatkan sejak dahulu 
Mera'ikan nikah dengan helat jamu 
Menjemput saudara hilir dan hulu 
Memohonkan doa beserta restu

Adat melayu zaman berzaman
Nikah kawin sama diramaikan 
Disana berhimpun handai dan tolan 
​Memohonkan rahmat kepada Tuhan
6. Upacara jamuan santap bersama
Sudah menjadi adat kebiasaan bahwa seluruh jemputan yang hadir dalam upacara perkawian diberi jamuan oleh yang empunya perhelatan. Orang tua-tua mengatakan: 
adat orang berhelat jamu 
menjemput orang hilir dan hulu 
supaya semua diberi tahu 
niat sampai hajat bertemu 
kerja yang elok sudah berlaku 
kedua keluarga sudah menyatu 
disediakan hidangan penebus malu
disiapkan penganan sama sejudu

F. Upacara Langsung 

1. Upacara Mengarak pengantin Lelaki 
Upacara ini bertujuan untuk memberitahukan seluruh lapisan masyarakat tempatan, bahwa mulai saat itu salah seorang warganya sudah memasuki kehidupan baru, yakni kehidupan berumah tangga, sehingga "tidak ada lagi salah janggalnya bila ia berjalan sehilir semudij dengan padangannya", Didalam ungkapan adat tempatan dikatakakn:
supaya disaksikan oleh orang banyak, 
bagai bersuluh ke matahari 
bahwa pasangan itu sudah sah
sah menurut Syarak 
sah pula menurut adat
kalau bertampuk boleh dinjing 
kalau berat boleh diseret
kalau perisa boleh dirasa
sirih sudah pulang ke gagangnya 
​pinang sudah balik ke tampuknya 
Arak-arakan itu membawa alat kelengkapan yang beragam, terutama Jambar yang berisi antara lain:
- unsur kain baju atau pakaian dengan kelengkapan pwias (alat kecantikan perempuan)
- unsur makanan
- unsur peralatan dapur
Secara adat, ketiga unsur ini mengandung makna bahwa hidup haruslah berpakaian (yakni pakaian lahir berupa baju dan pakaian batin yaitu agama, adat lembaga dan budi pekerti yang mulia). Hidup juga memerlukan makanansupaya menjadi manusia yang berkecukupan dan tidak bergantung kepada orang lain. Hidup berumah tangga juga memerlukan dapur, yang bermakna tempat mempersiapkan segala manakan dan tempat keluarga disantuni. Karenanya, unsur alat dan kelengkapan dapur mencerminkan tujuan agar didalam kehidupan berumah tangga hendaklah dipersiapkan segala sesuatu yang menjadi keperluan harian agar tidak kekurangan, dan berusaha untuk menuuppi kekuranganya kelak. Dengan kata lain berusaha agar dapurnya tetap berasap.
Selain itu, jumlah jambar atau Dulang berkaki yang dibawa didalam arak-arakan itu ditentukan pula oleh adat setempat, yang maknanya dikaitkan dengan keislaman. Jumlah 13 dikaitkan dengan rukun shalat, jumlah  17 dikaitkan dengan jumlah rakaat sehari se,alam, jumlah 25 dikaitkan dengan jumlah rasul pilihan,
lazimnya, yang menjunjung jambar atau Dulang berkaki itu adalah kaum perempuan (muda atau setengah baya) yang diambil dari pabisan. Orang tua-tua menjelaskan bahwa kaum perempuan amatlah dihormati di dalam Islam dan diutamakkan pula didalam adat. Urutan peserta arak-arakan pengantin lazimnya terdiri dari kelompok pendahulu, kelompok pembawa jambar, kelompok ibu-ibu, kelompok pengantin lelaki dengan penginang (Gading-gading) dan Penjawatnya, kelompok bebano (bunyi-bunyian), kelompok ninik mamak, Alim ulama, orang tua-tua dan cerdik pandai
2. Upacara menyambut arak-arakan pengantin lelaki
Penyambutan terhadap romnbongan arak-arakan pengantin lelaku lazimnya dilakukan dengan membuat barisan penyambut yang terdiri dari orang tua tua dan yang muda muda, penabuh musik, [pembawa Tepak Induk, dan pembawa tepuk pengiring, pembawa beras kunyit, pesilat, dll. Orang tua-tua mengatakan:
sudah menjadi adat Melayu
memulikan sahabat menghormati tamu 
menyambut pengantin hilir dan hulu 
Tua dan muda bahu membahu 

Apabila pengantin sudah datang
berkampunglah orang muka belakang 
menyambut dengan berdada lapang 
itulah adat melayu terbilang 
Permaianan Pencak Silat 
Permaianan pencak silat adalah perlambang dari "pertarungan" ihak lelaki yang tidak mudah untuk memetik atau menyunting pengantin perempuan. Sebelum mendapatkaknnya, penngantin lelaki terlebih dahulu harus mampu menghadapi beragam tantangan, sebagai lambang kejantanan dan kepiawaiannya sebagai calon kepala rumah tangga dan penaung keluarga. Selain itu, pencak silat juga perlambang sifat kepahlawanan tetapi penuh persahabatan dan kasih sayang , yang menjadi salah satu nilai utama budaya melayu.
Seusai silat, ketika rombongan pengantin melanjutkan perjalanannya, lazimpun dilakukank perang beras kunyit antara pihak lelaki dengan pihak yang menyambut. Orang tua mengatakan, bahwa perang beras kunyit adalah perlambanng rasa suka cita kedua belah pihak dan pertanda akrabnya hubungan kedua keluarga. didalam ungkapan dikatakan: 
adat berperang beras kunyit
perang tidak menjadi penyakit 
perang menjadi penyuka hati
tanda bersaudara sehidup semati 
tanda berkawan berputih hati
tanda perkawinan kekal abadi
Bertukar tepak induk
Tepak adalah lambang ketulusan hati dalam menyambut tamu dan lambang kesucian jiwa dalam menjalin persaudaraan. Isi tepak yang lazimnya terdiri dari daun sirih, kapur, gambir, pinang dan tembakau mencerminkan sifat tulus, terbukam sangka baik, dan kekerabatan. orang tua-tua mengatakan:
didalam tepak sirih, terkandung niat yang bersih
didalam sirih yang sekapur, terkandung hati yang jujur 
didalam sekacip pinang, terkandung kasih sayang 
di dalam cerana dan puan, terkandung persebatian 

Pelaksanaan bertukan tepak dilakukan seusai permainan pencak silat dan perang beras kunyit, yakni saat rombongan pengantin lelaki sudah masuk ke halaman rumah pengantin perempuan. Pihak yang melakukan pertukaran tepak adalah orang tua-tua pembawa tepak induk dari kedua belah pihak.
3. Upacara bersanding 
adalah saat pengantin laki-laki didudukan di samping pengantin perempuan, disaksikan oleh seluruh keluarga, sahabat handai dan para jemputan. para orang tua-tua mengatakan:
Apabila pengantin duduk bersanding 
sampailah niat usailah runding 
tanda pasangan sudah sebanding 
hilanglah batas habis pendinding 


ungkapan lain mengatakan:
pengantin bersanding bagaikan raja
disaksikan oleh tua dan muda
tanda  bersatu kedua keluarga
pahit dan manis sama dirasa
4. Upacara ucapan alu-aluan dan tahniah
pada upacara ini intinya adalah penyampaian rasa syukur kepada Allah dan rasa penghargaan yang tulus serta terima kasih yang ikhlas dari wakil keluarga pengantin perempuan kepada seluruh sanak saudara, kaum kerabat, sahabat handai, dan seluruh lapisan masyarakat yang telah memberikan doa dan restu, serta bantuan lainnya kepada kedua pengantin dan seluruh kaum kerabatnya.
didalam ungkapan adat dikatakan:
tanda orang memegang agama
tahu mensyukuri nikmat Allah
tahu membalas budi manusia


atau dikatakan:
tanda orang memegang adat
tahu mengenang budi kaum kerabat
tahu mengingat jasa sahabat
tahu membalas kebaikan umat


sedangkan ucapan tahniah, ialah sambutan dari wakil jemputan, yang hakikatnya menyampaikan salam tahniah dari seluruh jemputan kepada kedua pengantin dan keluarganya, semoga keduanya beroleh rahmat dari ALlah, hidup rukun damai, berkekalan sampai ke akhir hayatnya, dan dikaruniai keturunan yang sholeh, bertakwa kepada Allah, berbakti kepada Ibu Bapa, dan berbudi kepada nusa dan bangsa. Ungkapan adat mengatakan:
adat masuk ke helat jamu
menyampaikan doa memberi restu
dimana kurang bantu membantu
memberi maaf ianya mau
hilang sengketa habislah seteru
5. Upacara pembacaan doa
ucapan doa kepada Allah, agar apapun yang mereka lakukan mendapatkan rahmat dan karunia, mendapat taufik hidayah, mendapatkan keselamatan dunia akhirat. Doa ini lazimnya disampaikan oleh orang yang dituakan, terutama ulama dan diikuti oleh seluruh yang hadir. ungkapan adat mengatakan:
elok kerja karena bersama
elok helat karena sepakat
elok manusia karena berdoa
kalau berdoa dengan sungguh
sengketa usai celaka menjauh
hati panas menjadi teduh
rahmat melimpah rizki pun penuh
6. Upacara santap berjambar dan santap nasi berhadap hadapan
Santap berjambar ialah upacara santap bersama secara adat Limo Koto Kampar, yang hidangannya memakai jambar (dulang berkaki) yang dibawa dalam arak-arakan lelaki. 
sebelum mulai bersantap, orang yang dituakan lazimnya mempersilakan seluruh yang hadir bersantap dengan kata-kata yang sarat bermuatan pepatah petitih sebagai cerminan nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat tempatan. didalam ungkapan adat dikatakan:
yang duduk makan berjambar
ninik mamak dan orang besar
​duduk menurut alur patutnya
sesuai tempat dengan letaknya 
sesuai nama dengan gelarnya

 

Santap nasi hadap-hadapan ialah santap bersama antara kedua pengantin dengan para tetua keluarga yang dilakukan didepan pelaminan. Acara ini mencerminkan kerukunan pasangan suami istri yang bersebati dengan sanak keluarga, kaum kerabat dan sahabat handai. orang tua-tua mengatakan:
adat santap hadap-hadapan
sama setikar selapik duduk
sama sepiring semamangkuk makan
sama senasib sepenanggungan
sama seaib dan semalu
sama menjunjung budi pekerti
sama menjaga nama baik
sama kasih dengan sayangnya
7. Ucapan tahniah
adalah penyampaian ucapan selamat dari seluruh jemputan kepada kedua pengantin. dalam acara ini, kedua pengantin boleh didampingi oleh kedua orang tuanya, boleh pula kedua orang tuanya mengambil tempat tersendiri.

G. Malam Keluarga

Lazimnya usai acara bersanding pada siang harinya, kedua pengantin berkunjung ke rumah orang tua pengantin lelaki untuk menyembah sambil menemui seluruh keluarganya
1. Perkenalan keluarga 
Apabila orang tua pengantin lelaki bukan penduduk setempat, maka kunjungan diawali dengan perkenalan keluarga yakni memperkenalkan seluruh kaum kerabat pengantin lelaki kepada seluruh kaum kerabat pengantin perempuan dan jemputan
2. Upacara menyembah mertua
pada hakikatnya adalah kunjungan penganti perempuan kerumah orang tua suaminya untuk "menyembah" mertuanya berserta seluruh kaum kerabat yang patut-patut dari keluarga suaminya. orang tua-tua mengatakan:
adat menyembah ke orang tua
tanda hidup beradat lembaga
tanda menjunjung tuah dan marwah
tanda memuliakan yang tua-tua
tanda menyatu dalam keluarga
tanda berkekalan kasih dan sayangnya

H. Upacara Mandi Damai

Mandi damai atau mandi hias hakikatnya mencerminkan bahwa kedua pengantin sudah bersatu sebagai suami istri. Acara mandi damai lazimnya ditutup dengan santap siang bersama sebagai tanda syukur kepada Allah atas semua rahmat dan karunia Nya, sehingga seluruh rangkaian upacara berlangsung baik dan tertib. Acara ini juga menandakan pernyataan terimakasih kepada seluruh kaum kerabat, sahabat handai, dan masyarakat luas yang sudah meramaikan acara itu, dan memberikan bantuan, doa 
Thanks for reading!
]]>
<![CDATA[Semua anak bintang]]>Tue, 06 Jul 2021 20:19:31 GMThttp://mariacreativity.com/booksdiction/semua-anak-bintang
Semua anak bintang
Menggali kecerdasan dan bakat terpendam dengan Multiple Intellegences Research (MIR)
by Munif Chatib
MUNIF CHATIB, adalah konsultan pendidikan dan penulis terkemuka di Indonesia. Buku-buku karyanya selalu menjadi best seller, seperti Sekolahnya Manusia (2009)Gurunya Manusia (2010), Orangtuanya Manusia (2012), Sekolah Para Juara (2012), Kelasnya Manusia (2013), Bella: Sekolah Tak Perlu Air Mata (2015), Semua Anak Bintang (2017), dan masih banyak lagi yang lainnya. Yang saya cetak tulis merah bukunya sudah saya koleksi; dan siap disummary.
Pak Munif juga telah membantu berbagai sekolah, termasuk kedua sekolah Mas Aidan; Sekolah Abidari dan Yayasan As Shofa. Saya sendiri pernah mengikuti seminarnya secara langsung di sekolah Mas Aidan saat pertama kali masuk SD; diseminar tersebut dijelaskan mengenai pengalaman beliau mengasuh anaknya yang seorang diseleksia, hingga akhirnya tertulislah buku-buku beliau, juga dijelaskan mengenai bagaimana semua anak adalah bintang dan penggunaan MIR dalam seleksi masuk sekolah As Shofa. 
Benarkah setiap anak cerdas?
Dalam kenyataannya, memang ada anak-anak yang dengan mudah kita kategorikan sebagai tidak cerdas, karena mungkin kita lebih melihat ketidakmampuannya dibandingkan melihat kemampuannya. Dalam buku ini dan dalam seminar-seminarnya, Pak Munif Chatib ini mengajak agar guru dan orang tua memiliki satu pemahaman bahwa daftar panjang ketidakmampuan/disabilitas anak-anak tersebut dengan nama HAMBATAN, bukan TIDK CERDAS.
Hambatan yang dimaksuda adalah hambatan belajar, yaitu kesulitan anak memahami informasi atau instruksi atau kondisi psikologis anak yang cenderung menolak untuk menjalankan instruksi dari orang lain, karena berbagai sebab.
Manfaat MIR untuk siswa, guru, orang tua dan sekolah, antara lain:
  1. Mengetahui gaya belajar siswa
  2. Pembagian kelas (class mapping)
  3. Mendesain metode mengajar dalam rencana pelaksanaan belajar (RPP)
Hasil MIR untuk orang tua
  1. Orang tua mengetahui potensi kecerdasan anaknya dari banyak kecerdasan. Sehingga orangtua memiliki keyakinan bahwa anaknya adalah anak yang pandai dan berpotensi
  2. Orangtua akan mengetahui bakat-bakat terpendam anaknya yang diharapkan bisa dikembangkan
  3. orang tua mengetahui cara dan pola pendekatan komunikasi kepada anak-anaknya
  4. oangtua mengetahui kegiatan-kegiatan kreatif yang disarankan dilakukan bersama dengan anaknya
  5. orangtua mengetahui jenis-jenis permainan yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasan anaknya, sehingga terus dapat mengembangkan dengan lebih baik
Gaya Belajar
Gaya belajar adalah respons yang paling peka dalam otak seseorang untuk menerima data atau informasi dari pemberi informasi dan lingkungan pemberi informasi. Informasi akan lebih cepat diterima oleh otak apabila sesuai dengan gaya belajar penerima informasi.
Barbara Prashing dalam bukunga "the power of learning style" memaparkan teori dasar tentang sumber gaya belajar menjadi beberapa model, yaitu:
  1. Model Visual, Audio, Kinestetis [VAK]: dipopulerkan oleh John Grinder [1970] sebagai dasar Neuro Linguistic Programming (NLP). Gaya belajar ini bersumber dari modalitas (indra) yang menyimpan dan memproses informasi.
  2. Model 4MAT: dipopulerkan oleh Bernice McCarthy (1980an). Gaya belajar bersumber dari dominasi otak kanan dan otak kiri, yang memberikan wawasan mengenai cara manusia pertama kali menerima, lalu memproses informasi.
  3. Model Dunn and Dunn: dipopulerkan oleh Rita dunn (1960an). Gaya belajar bersumber dari emosi, fisik, psikologi, sosiologi dan lingkungan yang mendukung
  4. Model brain Quadrants: dipopulerkan oleh Ned Hermann (1970an). Gaya belajar bersumber pada preferensi fungsi mental dan dominasi otak, yaitu otak kanan atas, otak kanan bawah, otak kiri atas dan otak kiri bawah
  5. Model Gregore Energic of Mindstyles: dipopulerkan oleh Kathleen Butler pada pertengahan 1970an
  6. Model Multiple Intelligences: dipopulerkan oleh Howard Gardner (1983). Gaya belajar seseorang secara komprehensif bersumber dari kecenderungan kecerdasan multiple intelligences yang dominan.
Multiple Intelligences Research (MIR)
merupakan riset psikologis yang melaporkan deskripsi tentang kecenderungan kecerdasan seseorang dengan berbagai suplemen dekskripsi yang berkaitan dengan kebutuhan responden bersangkutan.
Idealnya MIR dilakukan setiap satuan waktu tertentu. Dalam dunia pendidikan, MIR idealnya dilakukan setiap tahun ajaran. sebab, hasil MIR seseorang anak ada kemungkinan berubah pada setiap tahunnya. Apabila secara rutin seorang anak melakukan MIR setiap tahunnya, anak tersebut akan punya semacam riwayat kecerdasan.
Nilai yang menunujukkkan kecenderungan setiap kecerdasan anak pada hasil MIR bukanlah menunjukkan kemampuan anak terhadap suatu bidang srudi. Kerancuan ini sebenarnya hanya disebabkan hanya persamaan redaksional saja. Anak yang kecerdasan matematis logisnya rendah bukan berarti anak tersebut  tidak menyukai atau nilar rapor bidang studi matematikanya rendah. semikian sebaliknya.
Pada hakikatnya, hasil MIR yang memunculkan gaya belajar adalah bagaimana anak mudah memahami sebuah informasi dengan pola dan gaya belajar yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasannya.

]]>
<![CDATA[Adab di atas Ilmu]]>Sat, 03 Jul 2021 14:19:12 GMThttp://mariacreativity.com/booksdiction/adab-di-atas-ilmuAdab diatas ilmu.
kalimat ini sering saya baca dan dengar, seiring dengan peningkatan jumlah anak saya yang sekolah, dan juga naik grade yang lebih tinggi sekolahnya. Alias mas Aidan yang masuk SD dan Nay yang masuk baby class. Kedua sekolah anak saya ini sering mendengungkan "adab dulu baru ilmu" dan beberapa kali sebelum masa Covid saya ikut kelas parenting dan seminar2 dari sekolah, dengan membahas mengenai ini. Kenapa begitu serupa? karena ternyata sekolah anak-anak saya ada merujuk pada sumber yang sama; Pak Munif Chatib; yang nanti akan saya rangkum buku-bukunya di postingan selanjutnya.
Kata suami saya, buku "Adab diatas ilmu" ini merupakan buku pertama karya Imam Nawawi; dan saya beli saat gramedia ada online fair. seketika beli 12 buku; dan baru satu ini saya baca sampai selesai; hahaha.. artinya menambah puanjaaaang deretan buku-buku [non novel] yang ingin saya tuliskan dalam blog saya ini.
wokeh kita mulai saja dengan bismillahirohmanirrohim

​Adab secara bahasa artinya menerapakan akhlak mulia. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan:
 
وَالْأَدَبُ اسْتِعْمَالُ مَا يُحْمَدُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَعَبَّرَ بَعْضُهُمْ عَنْهُ بِأَنَّهُ الْأَخْذُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ
 
“Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia” (Fathul Bari, 10/400).
​Lebih lanjut, Urgensi adab penuntut ilmu diantaranya adalah : Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab yang menolong mendapatkan ilmu
Abu Zakariya An Anbari rahimahullah mengatakan:
علم بلا أدب كنار بلا حطب، و أدب بلا علم كروح بلا جسد
“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh” (Adabul Imla’ wal Istimla’ [2], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [10]).
Yusuf bin Al Husain rahimahullah mengatakan:
بالأدب تفهم العلم
“Dengan adab, engkau akan memahami ilmu” (Iqtidhaul Ilmi Al ‘Amal [31], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17]).
 
Sehingga belajar ada sangat penting bagi orang yang mau menuntut ilmu syar’i. Oleh karena itulah Imam Malik rahimahullah mengatakan:
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Belajarlah adab sebelum belajar ilmu” (Hilyatul Auliya [6/330], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17])
Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab yang menolong berkahnya ilmu. Dengan adab dalam menuntut ilmu, maka ilmu menjadi berkah, yaitu ilmu terus bertambah dan mendatangkan manfaat.
ADAB DIATAS ILMU - Department of Management (gontor.ac.id)

Adab diatas Ilmu;
Tuntunan belajar mengajar yang barakah, by Imam Nawawi

​Melalui buku pertama karya Imam Nawawi ini, kita akan mengetahui lebih detail tentang keutamaan ilmu bagi para pencari ilmu, serta adab-adab atau etika yang mesti dipenuhi agar ilmu yang kita peroleh nantinya mendapat keberkahan.
Selain membahas keutamaan ilmu, dalam buku ini juga dipaparkan sederet hal yang sangat penting bagi para pencari ilmu.
Yakni adab atau etika yang harus dipenuhi.
Dalam belajar dan mengajar, ada adab-adab yang harus selalu diperhatikan dan diamalkan oleh setiap guru dan murid.
Tentang Keikhlasan, Kejujuran dan Keteguhan Niat
Umar bin Khathab Ra. meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:  
"Amal-amal itu hanya (diperhitungkan) tergantung niatnya dan bagi setiap orang hanyalah apa yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia maka ia akan mendapatkannya, atau karena seorang wanita maka ia akan menikahinya. Maka, hijrahnya kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya" [HR. Bukhari]

Abul abbas Abdullah bin Abbas Ra. berkata: "Seseorang akan mendapatkan balasan dari perbuatannya sesuai dengan kadar keikhlasan niatnya"

Imam Qusyairi berkata: "Kejujuran adalah pilar sebuah hal. dengannya, ia akan sempurna. didalamnya ada aturan-aturannya. Minimal, kejujuran itu adalah bersikap adil dalam menyembunyikan dan menginformasikannya"

"Ilmu akan mendatangkan kemuliaan, sementara kebodohan akan mengakibatkan kehinaan" 
​Ali bin Abi Thalib Ra.
Fadhilah Ilmu
Imam Syafi'i menegaskan bahwa mencari ilmu itu lebih utama daripada melakukan ibadah shalat sunnah. selain shalat 5 waktu, tidak ada kewajiban lain yang lebih utama untuk dilakukan kecuali menuntut ilmu. Barangsiapa menginginkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, ia harus berilmu. Manusia yang tidak mencintai ilmu, maka tidak ada kebaikan sama sekali dalam dirinya. Jauhilah orang yang tidak mencintai ilmu, sebab kalian tidak akan mendapatkan apa-apa darinya. Sebab, ilmu adalah kebijaksanaan dan tidak ada kebijaksanaan dalam diri orang yang tidak mencintai ilmu pengetahuan.
dengan demikian, orang yang mempelajari Al-Qur'an akan mulia akhlaknya, yang mempelajari ilmi fiqih akan kaya pengalamannya, yang mempelajari ilmu bahasa akan peka tabiatnya, orang yang mempelajari ilmu matematikan akan jitu daya nalarnya, orang yang mempelajari ilmu hadis akan kuat agrumentasi-argumentasi hukumnya. Oleh sebab itu mereka yang tidak bisa menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan dosa, maka ilmu-ilmu mereka tidak akan memberi manfaat apa-apa.

Imam Bukhari Ra. menukil sebuah ungkapan dari Ibnu Amir Ra.:
​"Belajarlah agar kalian tidak menjadi orang yang suka berprasangka" [orang berprasangka: perilaku yang tidak dilandasi keyakinan/menduga-duga; karena ia tidak memiliki ilmunya]

'Ridha Ilahi sebagai tujuan berilmu
Segala aktivitas keilmuan harus diorientasikan pada satu tujuan: semata-mata menngharap ridha Allah Swt.; bukan untuk mengharapkan kenikmatan dunia. Barangsiapa melakukan aktivitas keilmuan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian, kekayaan, kekuasaan, ketenaran, atau menantang debat disana sini, maka itu semua adalah perbuatan tercela.
Terkait orientasi ilmu adalah ridha Allah SWT., dan harus didasari dengan keikhlasan, Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadist dari Abu Hurairah Ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda:   
"Kelak dihari kiamata da dua golongan manusia yang akan diadili terlebih dahulu. Pertama, manusia yang merasa matinya dalam keadaan syahid. Ketika ia ditanya "apa yang telah engkau perbuat didunia?' Ia menjawab, 'Aku telah berjihad untuk Mu ya Allah, maka aku mati dalam keadaan syahid'. Allah berkata 'Kau dusta, sebab kau berjihad hanya karena ingin mendapatkan julukan sang pemberani. Dan, kau pun telah mendapatkan gelar itu. Kini, pergilah keneraka." Kedua, seseorang yang belajar ilmu dan mengajarkannya yang juga membaca Al Qur'an. Ketika ditanya "Apa yang kau perbuat sewaktu didunia?' Ia menjawab, Aku belajar tentang sebuah ilmu, dan aku telah mengajarkannya, akupun membaca al-Qur'an untuk Mu ya Allah.' Allah menjawab, 'Kau dusta. Kau belajar dan mengajar agar dijuluki sebagai orang yang alim. Sedangkan kau membaca Al Qur'an agar dikenal sebagai Qari (ahli membaca qur'an). Ahirnya kau pun telah mendapatkan julukan-julukan itu, kini pergilan ke neraka'."

Ali bin Abi Thalib Ra. menyatakan, "Wahai para pemilik ilmu, amalkanlah ilmu kalian. Sebab salah satu pertanda orang berilmu adalah ia yang beramal sesuai dengan ilmu yang dimilikinya."

Macam-Macam Ilmu
1. Ilmu Syar'i
1.1. Ilmu yang diwajibkan: ilmu yang hukumnya wajib dipelajari untuk diketahui.
1.1.1.  Ilmu wajib aini [fardhu Ain] : adalah ilmu yang hukum mempelajarinya harus dilakukan oleh setiap individu. sebab, jika setiap individu tidak memahami ilmu ini dengan baik, maka ia tidak bisa menjalankan segala kewajibannya dengan baik. Misalnya, mengetahui cara berwudhu yang benar, cara shalat yang benar.
1.1.2. Ilmu wajib kafa'i : Naah, jika dalam memahami ibadah itu masuk dalam bahasan fardhu ain, maka memahami masalah akidah, dalam hal ini besarta dalil dalilnya dalam ilmu kalam, itu hukumnya wajib kafa'i. Artinya, hukum mempelajari ilmu ini tidak diwajibkan atas setiap masing-masing orang islam.
1.2. ilmu yang dianjurkan [ An Nafal] : Ilmu-ilmu yang hukum mempelajarinya tidak sampai derajat ilmu yang diwajibkan. Misalnya, mempelajari ilmu tentang adal usul dalil, apalagi jika sampai memaksakan diri mempelajarinya melebihi mempelajari ilmu wajib kafa'i

2. Ilmu Ghairu Syar'i
2.1. Ilmu yang dilarang [Haram] : segala jenis iilmu yang hukum mempelajarinya sangat dilarang. Misalnya mempelajari ilmu sihir.
2.2. Ilmu yang tidak dianjurkan [Makruh] : segala jenis ilmu yang hendaknya dijauhi. Misalnya, tentang syair-syair yang dibawakan dengan disenandungkan, diiringi dengan alunan musik-musik dan digilai oleh para pengangguran.
2.3. Ilmu yang dibolehkan [Mubah] : mempelajari segala hal yang sejatinya tidak memiliki manfaat kebaikan, tidak juga mengakibatkan keburukan

Etika guru
Etika Personal Guru
Pertama, ketika seorang guru belajar, ia harus menjadikan ridha Allah SWT sebagai tujuan belajarnya. ia tidak boleh berniat untuk mencari kesenangana-kesenangan duniawi.
Kedua, seorang guru harus senantiasa berperilaku baik. Artinya, segala tindak tanduknya harus sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Ia harus hidup sederhana sehingga ia bisa menguasai dirinya agar tidak terpedaya dunia. Dengan demikian ia bisa menjadi seseorang yang dermawan, berakhlak mulia, berwajah ramah, optimis, serta dapat menjauihi hal-hal yang dapat merusak usaha belajarnya. Seorang guru juga harus mampu menjaga dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Ia juga harus memiliki sifat rendah hati, berkepribadian kalem, serta mampu menahan diri agar tidak tertawa terbahak-bahak, tidak juga banyak bercanda. Selain itu, seorang guru juga harus memperhatikan penampilannya agar tetap sesuai dengan ajaran-ajaran syariat, seperti memakai wewangian, menjaga kebersihan, bahkan merapikan rambut/jenggot.
Ketiga, seorang guru harus menjauhi sifat-sifat tercela. Seperti, suka mengancam, menghasut, pamer, atau bertingkah congkak dan sombong. Ia juga tidak diperkenankan menghina dan mempermalukan orang lain. Sebab semua ini merupakan penyakit yang bisa menjangkiti siapa saja. Oleh sebab itu, harus ada obat penawar untuk menyembuhkannya.
Untuk menghiangkan sifat iri dan dengki, seorang guru harus menyadari bahwa kelebihan yang dimilikiorang lain tersebut merupakan takdir dan kebijaksanaan yang diberikanolah Allah SWT. Dengan demikian, membenci sesuatu yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT merupakan perbuatan yang tidak terpuji.
Cara untuk menghilangkan sifat riya adalah dengan menyadari bahwa riya tersebut sejatinya tidak dapat menghasilkan apa-apa; tidak keuntungan, tidak juga kerugian bagi orang lain atau dirinya sendiri. Maka, sangat tidak pantas jika seorang guru bersussah payah menghabiskan waktu hanya untuk mendapat perhatian dari orang-orang sekelilingnya.
​Sedangkan cara untuk menghilangkan sifat sombong adalah dengan menyadari bahwa ilmu yang dimiliki seseorang hanyalah merupakan titipan belaka dari Allah SWT. Kapansaja Allah SWT ingin mengambilnya kembali, maka itu sangat mudah bagi-Nya. 
Keempat, seorang guru harus senantiasa melanggengkan amalan-amalan dzikirnya, seperti membaca tasbih dan tahlil, serta doa-doa lainnya.
kelima, seorang guru harus menyadari bahwa segenap gerak dan diamnya, ucapan dan perilakunya, senantiasa diawasi oleh Allah SWT.
Keenam, seorang guru tidak boleh semena-mena menggunakan ilmunya. Ia juga tidak diperkenankan untuk mendatangi suatu tempat dan berbuat semena-mena dengan ilmunya.
ketujuh, seorang guru jika melakukan suatu pekerjaan yang awalnya boleh-boleh saja, namun didalamnnya mengandung hal-hal yang dimakruhkan atau bahkan diharamkan, maka ia harus menghindariya.
Etika guru dalam belajar
​Seorang guru hendaknya bersungguh-sungguh dalam setiap aktifitas keilmuannya. Agar ia bisa menjadi seorang mujtahid, maka ia harus tekun membaca, menggali hal-hal baru, serta melakukan penelitian-penelitian ilmiah, lantas membukukannya atau menuliskannya sebagai bentuk karya nyata.
Dalam belajar, seorang guru harus mengambil ilmu dari siapa saja. Artinyam perbedaan umur, nasab, ketenaran atau bahkan agama sekalipun, tidak boleh dijadikan penghalang dalam proses belajarnya.
"Seseorang akan terus bertambah ilmunya selagi ia masih ingin selalu belajar. Ketika ia enggan untuk belajar dan telah merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, maka ia adalah orang yang paling bodoh yang akan hidup dengan kebodohannya sendiri" - Said bin Jabir
Etika guru dalam mengajar
  1. Seorang guru ketika mengajar harus diniatkan  untuk mencari ridha Allah SWT
  2. dalam mengajar, hendaknya seorang guru tidak menghalangi siapapun untuk belajar, meskipun niat belajar mereka masih belum benar. Sebab, kebenaran niat dalam belajar masih bisa diupayakan seiring berjalannya waktu. Mungkin bagi para pelajar pemula masih sulit untuk ajeg dengan niat belajar yang sama. Hal tersebut bisa disebabkan mereka memang masih belum mampu; atau juga karena belum tau tentang kewajiban menjaga niat dalam belajar.
  3. seorang guru dalam mendidik para muridnya hendaknya secara bertahap dan disesuaikan dengan  kemampuan umurnya. Ini berfungsi sekaligus sebagai latihan agar bisa tetap beradab, agar mampu memilih mana hal yang bisa disampaikan [diajarkan] dan mana yang harus disimpan [tidak atau belum waktunya diajarkan]
  4. seorang guru harus cinta dengan ilmu yang akan diajarkannya
  5. seorang guru hendaknya peduli dengan keadaan murid-muridnya sebagaimana kepeduliannya terhadap dirinya sendiri dan anak-anak kandungnya sendiri.
  6. seorang guru hendaknya memberi kepada muridnya hal yang ia cinta, dan tidak memaksa mereka untuk mengerjakan hal yang tidak mereka sukai.
  7. seorang guru harus ramah ketika menyampaikan materi pelajaran, serta menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah agar dapat dipahami dengan baik oleh murid-muridnya.
  8. seorang guru tidak boleh menyembunyikan hal yang dia ketahui jika memang murid-muridnya membutuhkannya, dan mereka mampu menerimanya
  9. seorang guru tidak diperkenankan mengajarkan materi-materii yang masih belum bisa diterima murid-muridnya.
  10. seorang guru tidak boleh menyombongkan atau mengunggulkan dirinya sendiri atas guru-guru yang lain
  11. seorang guru harus semangat dan serius ketika mengajar
  12. seroang guru hendaknya mengabsen murid-muridnya, dan mencari tahu penyebab ketidak hadiran murid yang tidak hadir
  13. seorang guru hendaknya bersungguh-sungguh memberikan penjelasan kepada murid-muridnya dengan gaya bahasa yang mudah dipahami
  14. seorang guru harus mampu menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan hukum yang dibutuhkan oleh muridnya
  15. seorang guru harus menjelaskan macam-macam qiyas dan tingkatan-tingkatannya, serta tatacara menggali dalil dalil hukumnya 
  16. seorang guru juga harus menjelaskan batasan-batasan hukum dalam perintah dan larangan umum dan khusus, mujmal dan mubayyan, serta nasikh dan mansukh
  17. seorang guru hendaknya juga memberi pelajaran tentang beberapa nama yang terkenal dari para ulama dan menjelaskan istilah-istilah kebahasaan (linguistik) yang sering digunakan.
  18. sisi linguistik yang harus dijelaskan juga meliputi ilmu morfologi (sharaf)
  19. dalam mengajarkan point [17 & 18] seorang guru  harus melakukan secara bertahap, agar seiring berjalannya waktu sang murid dapat memahaminya
  20. seorang guru harus bisa memotivasi murid-muridnya agar senantiasa giat dan disiplin setiap saat, 
  21. dalam mengajar, sebelum beralih ke tahap belajar selanjutnya seorang guru hendaknya menanyakan perihal pelajaran yang telah lalu
  22. seorang guru hendaknya dapat merumuskan waktu yang tepat untuk mengajarkan pada murid-muridnya
  23. seorang guru harus dapat duduk dengan sopan dan tenang, jika dalam mengajar dalam posisi duduk
  24. seorang guru harus dapat menjaga kedua tangannya agar tidak terlalu banyak melakukan gerakan yang sia-sia
  25. seorang guru harus dapat memposisikan dimana dirinya berada saat mengajar dengan pas, agar dia bisa mengawasi dang berhadapan langsung dengan murid-muridnya
  26. sebelum memulai pelajaran hendaknya membaca ayat Al-Qur'an meskipun hanya satu ayat
  27. dalam menyampaikan pelajaran, seorang guru hendaknya menyampaikan pentingnya pelajaran yang akan dia jelaskan
  28. seorang guru hendaknya menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasinya dalam mengajar
  29. seorang guru hendaknya bijak mengenai lama waktu dia mengajarkan murid-muridnya
  30. ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar hendaknya luas
  31. seorang guru hendaknya mampu mengontrol kelasnya agar tidak gaduh dan tidak ricuh
  32. ketika seorang murid menanyakan sesuatu yang mencengangkan, seorang guru harus bisa menjaga agar murid-murid lainnya tidak mengolok-olok murid yang bertanya
  33. seorang yang berilmu sekalipun hendaknya tidak malu untuk berkata jujur ketika ia ditanya untuk sesuai hal yang belum dia ketahui

]]>