Sedikit mengenang masa laluPagi ini saya akan menuliskan pengalaman saya mengikuti training yang sangat berkesan bagi saya. Saya mengikuti training ini tahun 2009, 12 tahun lalu. Training Basic Lean Manufacturing ini merupkan training pertama saya sejak menjadi pegawai. Sewaktu saya bekerja di PT Shyang Yao Fung Indonesia. Awalnya posisi saya disana adalah sebagai HSE Officer, kemudian diminta menjadi Assisstant to Factory Manager, Asistenin Mr Tony Lin. Naah saat jadi asisten inilah saya berkesempatan mengikuti training keren ini, selama 2 minggu full. Trainernya saat itu Mrs. Gisella Brachert, dari CI Adidas SEA (Continuous Improvement Adidas South East Asia), dan asistennya saat itu CI Adidas Indonesia, Mr. Agustino Go. Berhubung trainingnya ini terjadi tahun 2009, dan saya menuliskan tahun 2022, bisa jadi contoh-contoh project yang akan saya tampilkan nanti sudah tidak sesuai, atau ada yang lebih mantap lagi projectnya. Saya menuliskan ini pada akhirnya, karena beberapa bulan ini ada kontak lagi dengan teman-teman di SYF yang sekarang pabriknya pindah ke Brebes, dan kakak saya masuk minggu kedua kembali bekerja di sana lagi. Pembicaraan mengenai SYF ini memutar kembali kenangan saya akan training yang sangat berkesan bagi saya. Saya rinduu sekali mengikuti project-project seperti ini, melakukan sesuatu yang baru, improvement, mikir, tidak hanya mengerjakan apa yang disuruh atasan saja. Bismillah ya,, sabaar... Oke lanjut ke topik kita kali ini: Konsep Dasar Lean ManufacturingLean manufacturing (Toyota production system) pada intinya merupakan suatu sistem produksi yang bertujuan untuk mengeliminasi pemborosan (waste) disemua aspek produksi, mulai dari aliran bahan baku dari supplier sampai dengan aliran produk akhir ke konsumen, melalui metode continuous improvement sehingga dapat meningkatkan output dan produktifitas. Pemborosan dapat dikurangi dengan melakukan produksi pada jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat (konsep just-in-time). Continuous improvement merupakan tindakan perbaikan secara bertahap dan dilakukan teris-menerus. Thes history of Lean ManufacturingDefinition of LEAN: Taiichi Ohno, Founder of TPS, 1998 "All we are doing is looking at the time line from the moment customer gives us an order, to the point when we collect the cash. And we are reducing that time line by removing the non value added wastes" James Womack & Daniel Jones, 1996 "Lean manufacturing is a five steps process: defining customer value, defining the value stream, making "it" flow, pulling from customer back, and striving for excellence" Toyota Lessons
Toyota discoveries
14 Prinsip Toyota Production System
The 3 M's of LeanLean manufacturing merupakan metode Jepang yang berfokus pada 3M, yaitu: (1) Muda (waste); (2) Mura (inconsistency); dan (3) Muri (unreasonableness) Muda (waste) Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi adalah dengan menghilangkan pemborosan (waste). Pemborosan dalam bahasa jepang adalah Muda, merupakan segala sesuatu baik material, mesin, perlengkapan dan peralatan, sumber daya manusia, modal informasi, proses, managerial yang tidak memberikan nilai tambah (non value added) pada produk atau hasil kerja (Womack & Jones, 1996).
Mura (Inconsistency) is a problem that increases the variability of manufacturing. Mura is evidences in all manufacturing activities ranging from processing to material handling to engineering to management.
Muri (Unreasonableness) Muri berlaku untuk berbagai kegiatan manufaktur dan manajemen. Tidak masuk akal untuk menyalahkan dibandingkan memitigasi masalah -- do what is reasonable. Don't be emotional!
Cara melihat waste
Value Stream Mapping (VSM)Langkah pertama yang sangat berguna dalam memulai Lean adalah pemetaan proses menggunakan peta proses, kemudian menilai jumlah pemborosan dalam sistem menggunakan Value Stream Map (VSM) Value Stream Mapping (VSM) adalah visualisasi yang menggambarkan semua langkah, perkerjaan atau aktivitas didalam proses dan mendokumentasikan langkah-langkah dari mulai awal proses sampai akhir proses (George, 2002). Pemetaan dilakukan untuk mengidentifikasikan kondisi terkini dari proses; untuk mendapatkan langkah-langkah yang mempunyai nilai (VA=Value added) dan tidak mempunyai nilai tambah (NVA=Non value added). Sebuah langkah yang mempunyai nilai tambah adalah karena salah satunya berdampak langsung terhadap persepsi pelanggan terhadap produk tersebut menurut George dalam Fawaz (2003). Tujuan pemetaan ini adalah untuk mengidentifikasi seluruh jenis pemborosan di sepanjang value stream dan untuk mengambil langkah dalam upaya mengeliminasi pemborosan tersebut. Mengambil langkah ditinjau dari segi value stream berarti bekerja dalam satu lingkup gambar besar (bukan proses-proses individual), dan memperbaiki keseluruhan aliran dan bukan hanya mengoptimalkan aliran secara sepotong-sepotong. Hal ini memunculkan suatu bahasa yang umum digunakan dalam proses produksi, dengan demikian akan mampu memfasilitasi keputusan yang lebih matang dalam memperbaiki value stream. Creating stability
Standards in the Lean System
Creating a Visual Workplace
Continous Improvement "Kaizen mind"Pada penerapannya, lean manufacturing biasanya menggunakan metode 5 S dari Jepang, yaitu
Berikut contoh pelaksanaan 6S's project pada saat pelatihan kami. Seiri - Sort“when in doubt through it out” Identifikasi barang-barang apa saja yang diperlukan dan tidak diperlukan
Red tagging merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi barang yang tidak diperlukan atau berada pada tempat yang salah. Yaitu dilakukan dengan cara: Menetapkan aturan; identifikasi yang tidak diperlukan, atau salah penempatan; pasang red tags; pindahkan barang tersebut ke holding area; masalah safety pada barang yang di red tag; buang barang yang benar-benar tidak digunakan Seiton - Set in order
Seiso - ShineSeiketsu - StandardizeStandar adalah gambar jelas mengenai suatu kondisi yang diinginkan. Standar membuat ketidaknormalan menjadi terlihat jelas sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan. Standar yang baik itu mudah dimengerti, jelas dan visual. Shitsuke - SustainSafetyValue Added (VA) and Non Value Added (NVA)VA merupakan apa yang pelanggan kita akan bayar, yaitu kegiatan yang merubah bahan mentah hingga menjadi barang jadi, atau dapat juga informasi untuk memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan NVA adalah kegiatan yang tergolong muda atau waste yang tidak akan dibayar oleh pelanggan. Kegiatan ini memakan waktu, area atau material yang tidak menambah nilai bagi pelanggan. Referensi:
0 Comments
Leave a Reply. |
WorkLedge
|
this page replacing my old blog page: https://mariacreativity.blogspot.com/
|
Site powered by Weebly. Managed by Exabytes - Indonesia