4.17.2019; 9.42 PM
Saya tidak pernah sebelumnya ijin ke suami tentang postingan saya, dan jika ada yang menyangkut suami saya dan keluarganya, biasanya dia akan terdiam. Seperti kena freeze agak Sejam, dua jam, 3 jam, sehari, dua hari, tiga hari, tapi mungkin dia sudah hafal kalau saya stubborn. Sama dengan tulisan saya kali ini, mungkin akan membuat suami saya tercengang. Salah siapa, lebih suka ngobrol dengan teman saripada sama saya. Ya sutralah saya tulisaja daripada saya kepikiran & ga bisa tidur, Ya paling nanti postingannya discan atau disapu bersih sama suami saya. --- Karena suatu hal, saya akhirnya menyebutkan kalimat ini ke suami saya, bahwa mungkin selamanya kita akan seperti ini, hidup terpisah. Atau mungkin kamu baru bisa tinggal full dengan Mas Aidan saat saya sudah meninggal. Suami saya hanya diam. Sehingga hal itu membuat pikiran saya kemana-mana dan teringat akan beberapa nasihat perkawinan yang saya ceritakan dan sarankan kepada teman-teman saya yang mau menikah. Mungkin saya belum begitu pantas untuk memberikan nasihat perkawinan, karena usia pernikahan saya baru berumur tahunan, akan masuk ke 8 tahun di tahun ini. Hampir semua teman-teman saya itu menanyakan ke saya, kenapa saya hidup seperti ini, terpisah saya disini suami disana, kerja kesana kemari, pindah-pindah, apakah menyenangkan long distance marriage (LDM) itu. Beberapa ada yang berencana langsung LDM setelah menikah, karena melihat saya baik-baik saja dengan kondisi seperti itu. Banyak juga yang menjalani LDM itu, karena ritme kerja kami yang begini ini. Tapi, selalu saya sampaikan ke teman-teman saya yang akan menikah itu, bahwa, kondisi ideal suatu pernikahan itu adalah tinggal bersama. Apalagi saat tahun-tahun pertama menikah, dimana itu masih sangat rawan dan banyak ujian menurut pengalaman saya. Meski sudah merasa kenal bertahun-tahun, trust me, you will get surprised by each other. Trus, karena kondisi ideal nya adalah bersama, jadi siapapun termasuk pernikahan saya, itu tidak ideal dan ga perlu ditiru. Usahakan sebisa mungkin agar ideal, at least kamu udah mencoba dan udah tahu bagaimana rasanya. Setelah itu, terserah kalian karena kalian yang tahu apa yang terbaik buat kalian. Tapi meskipun tidak ideal, bukan berarti menjalani pernikahan seperti saya juga tidak menyenangkan. its fun dan kami happy bisa ambil win-win solution buat semua keluarga, meski memang tidak ideal. Karena honestly, buat saya, sebenarnya hidup sendiri itu berat. Mungkin kalau saya kenal dilan, dia mau membantu saya menanggung semua beban berat itu. Bisa dibilang, dari 8 tahun saya menikah, 80%nya adalah LDM, hanya hitungan 2-3 hari saja ada suami, pernah tiap 3 minggu, 2 minggu sekali, sebulan sekali, atau sekarang yang saya udah dipekanbaru saja seminggu sekali; yang paling parah bisa lebih dari sebulan sekali baru ada suami. Yah it’s ok sih, saya sudah terbiasa, bukan terbiasa sebenarnya, tapi membiasakan diri. Selalu ada pilihan, tapi pilihan yang lain lebih menyeramkan buat saya dibandingkan tinggal berdua dengan Mas Aidan saja. Kemudian, karena terbiasa tinggal terpisah dan hidup sendiri sendiri, saat terlalu lama bersama juga jadi aneh. Karena saya dan suami banyak perbedaannya. Misalkan saja, dari kebiasaan ber hp ria. Saya adalah orang yang hampir selalu silent hp saat dirumah. Saya jarang hampir tidak pernah mengobrol lewat hp dirumah, jangankan mengobrol, hamper semua telfon masuk selalu miss saya angkat. Saya juga main hp untuk bersosmed ria atau browsing2, tapi saat mas aidan tidur atau paling hanya hitungan menit Cuma cek hp, baca doang, nge reply nda. Saya juga tipikal orang yang tidak banyak teman, sehingga gada yang nelfon selain suami saya. Keluarga saya juga bukan tipikal yang suka nelfon, paling komunikasi lewat grup keluarga; karena mengerti kami sudah pada berkeluarga dan sibuk dengan hidup masing-masing, sehingga tidak perlu kuatir, kami pasti akan menelfon dan pasti selalu ingat keluarga kami meskipun tidak menelefon. Sedangkan suami saya, dia tipikal orang yang sibuk, supel, banyak teman. HPnya tidak berhenti berdering. Kadang kalau mengobrol lewat telfon bisa berjam jam, lama, entah apa yang dibicarain. Dari teman, keluarga, atasan, entah siapa lagi mereka yang menelfon saya sudah tidak peduli lagi. Sampai ada satu nama yang saya ingat betul, meskipun laki-laki saya dengarnya seperti ngobrol pacaran. Aneh, telfonan koq sampai mojok, lama, padahal udah ketemu di kantor dan janjian ketemuan diluar. Bisa saya hitung, saat tinggal bersama dengan suami saya, 8-10 jam dia dikantor, 2-3 jam menelfon n main hp, 2-3jam olahraga atau nonton tv, 8 jam tidur. See? Jadinya wajar sekali, hp suami saya sering masuk aquarium sama aidan, tanpa saya komando. Dari segi makanan, kami berbeda 100%. Makanan suami saya adalah cara Sumatra yang super pedas, seberapapun jumlah cabe yang saya masak, hampir selalu kurang pedas bagi dia, belum lagi rasanya yang tentusaja berbeda dengan rasa masakan mama mertua saya. Jadi, setelah beberapa tahun saya berhenti masak buat suami saya, kalau suami saya pulang, ya udah beli aja, tinggal ke restoran, atau call go food. Saya memasak untuk makan mas aidan dan saya, pake resep masakan rumah versi ibu saya. Masakan jawa. Saking jengkelnya, saya sampai pernah tulis pengumuman begini: “Sepertinya, semua orang didunia ini yang pernah menjadi anak juga tahu, kalau masakan Ibu adalah masakan yang paling enak di dunia ini. Karena dari masakannya lah, dari suapan tangannya lah kita pertama kali merasakan suatu makanan. Jadi ga perlu dibandingkan dengan masakan orang tua, karena tidak aka nada bandinganya. Sama dengan saya, buat saya, masakan paling enak adalah masakan Ibu saya. Jadi, mari memasak makanan versi Ibu masing-masing” penetapan ini sangat menguntungkan posisi saya sebenarnya.. wkwkwkwk.. karena saya jadi punya alasan untuk tidak memasak dan membuatkan minuman atau apalah itu. Saya hanya perlu memasak untuk mas aidan dan diri saya sendiri. Dan ada temanku nyeletuk begini. Trus, kalau suami mba maria minta dimasakin orang lain, perempuan lain gimana mba? Jawabku, dengan hati yang sebenarnya sedih, “terserah suamiku lah”.”Bukan saya yang tidak mau memasak untuknya, masakanku saja yang selalu saja tidak cocok dengan selera suamiku, daripada saya melihat suamiku makan seolah terpaksa dan mau muntah.” Saya Cuma ingat baik-baik saja pesan ibu, salah satu nasihat pernikahan dari ibu dulu, kalau suami istri harus saling mengerti, ga usah dipikir dalam-dalam nanti stress, berusaha sebaik kamu bisa tapi jangan lupa menikmati hidup kamu. Trus, karena lingkungan kerja saya didominasi oleh laki-laki, hamper selalu saya satu-satunya perempuan dalam tim, sehingga sering berpergian atau sekedar makan bersama laki-laki dan saya aja yang perempuan; saya pernah bertanya kepada teman kerja saya, apakah istri kamu ga marah kamu pergi sama saya, karena saya pribadi agak segan sebenarnya. Kalau saya tau suami saya pergi makan berdua dengan perempuan, habislah. Haha. Jangankan yang seperti itu, saat suami saya cerita kerjaan dan sebut nama perempuan yang katanya teman saya satu almamater yang saya ga pedulikan siapa itu,(sebut saja namanya bunga bangkai), lagi lagi bunga bangkai disebut sebut, saya hentakin gelas kuat kuat ke lantai (niat saya saat itu mau meremukkan gelas itu buat pamer kekuatan, sayang gagal.. hahahaha) trus sambil melotot saya warning suami saya "sekali lagi kamu sebut nama perempuan lain depan saya ini ... ... ... (Avada kedavra!) !" Rata-rata sih mereka bilang engga. Engga marah. dan ketawa setelah saya tau saya akan marah hanya karena hal seperti itu. Kan teman kantor. Hanya saja, hampir selalu saya memikirkan istri-istri mereka dirumah, bagaimana perasaan mereka. Itulah yang membatasi saya tidak terlalu open bercerita ini itu dengan teman kantor saya yang lelaki. Saya mencoba menjaga perasaan istri-istri mereka, seperti halnya saya tidak ingin suami saya dekat dengan teman kantor yang wanita. Pun begitu dengan pola pengasuhan mas aidan yang bahkan sampai sekarang kadang kami masih menemui perbedaan, tentu saja, karena kami berasal dari keluarga yang berbeda, budaya berbeda, pola pengasuhan yang berbeda. Sehingga, tinggal berdua dengan aidan lebih saya jadikan pilihan hingga keikutcampuran orang lain dengan metode pengasuhan yang berbeda dapat saya minimalisir. Sama halnya bagi teman-teman saya yang sedih, minder, depresi dan merasa sendirian karena belum menikah. Bersabarlah, Nikmati hidup kamu selama masih single, lakukan hal-hal positif sebanyak yang kamu bisa, karena memang mungkin belum waktunya menikah dan ini yang terbaik dari Allah, Allah akan mengabulkan doa kamu disaat yang tepat, dengan orang yang tepat. Dan juga, menjadi menikahpun tidak menjamin kamu tidak lagi merasa sendiri. Karena saya sudah menikah, tapi saya sering merasa sendirian, saya tidak punya orang untuk sekedar bercerita seperti ini, hingga saya perlu melampiaskan dalam tulisan yang bisa dibaca semua orang dan membuat malu diri sendiri. Tapi, meskipun membuat semua orang tau akan hal ini membuat saya malu, ada satu hal yang saya syukuri dari hasil perenungan dimalam ini. Bahwa Mas Aidan memang pemberian Allah yang terbaik dan tepat untuk saya. Karena kondisi Mas Aidan, seluruh daya, perhatian dan pikiran saya terpusat sama mas Aidan, saya tidak ada space waktu berlarut-larut untuk sekedar mempunyai masalah lain, atau depresi dan sedih karena hal lain. Karena semua masalah, baik itu dengan suami, keluarga, kerjaan, itu tidak aka nada bandingannya dengan mas Aidan. Mas Aidan saya akan jadi bagaimana jika mamahnya memikirkan hal lain saat dirumah? Negative thinking otaknya? Atau yang lain-lain. Coba bayangkan, jika mas aidan seperti anak lainnya, pandai. Pasti dia akan menanyakan mana papa, kenapa papah disana, kenapa beli makanan, kenapa mamah masak Cuma buat aidan, kenapa mama disini papa disana, kenapa kita disini papa disana. Haah. Entah bagaimana saya jawabnya kalau sampai mas Aidan menanyakan itu setiap hari. Alhamdulillah. Sekalilagi, tidak ada yang namanya tidak ada pilihan. Pasti selalu ada pilihan. Hanya saja masing-masing kita yang bisa tahu pilihan apa yang terbaik bagi kita, bagi keluarga kita. Apa yang menjadi pilihan saya, belum tentu ideal atau ditujui bagi kelaurga-keluarga yang lain. Tetapi apa yang jadi pilihan anda, juga belum tentu bisa saya aplikasikan dalam keluarga saya. Dengan sharing, setidaknya kita bisa menjadi sedikit lebih mengerti kenapa dia begini begitu, dan bisa ambil pelajaran atau lesson learned yang baik. Dan apapun pilihan yang diambil, semua ada risiko yang harus dipertanggungjawabkan, sehingga harus daling percaya, mengerti dan memahami kesulitan masing-masing. Percayalah bahwa laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik, begitupun sebaliknya wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Sehingga, teruslah menjadi wanita baik-baik, dimanapun kamu berada, seperti apapun pekerjaannya, sehingga dimanapun suami kita berada, seperti apapun pekerjaannya, diapun akan tetap baik buat kamu. Siapa lagi yang bisa saya percaya selain Allah? Siapalagi yang bisa saya percayakan suami saya, anak saya, pernikahan saya, keselamatan kami, dan segalanya selain kepada Allah? As simple as that. Tentusaja pasti akan kepikiran, tapi tidak usah terlalu larut. Apa yang terjadi, sudah tertuliskan. Kita hanya perlu menjalani dan berikhtiar sebaik saya bisa, semaksimal saya mampu, sisanya, Lillahi Ta’ala. End. --- Harusnya ini saya buka laptop ngerjain report. Report wooy… report!
0 Comments
Kali ini saya ingin menceritakan perjalanan keluarga saya melalui foto-foto lebaran dari tahun ke tahun. sebab sebentar lagi lebaran... hahaha.. Dan berhubung sudah dipastikan lebaran tahun ini tidak pulang, 2x lebaran diRiau judulnya. Apa yang seru dari lebaran kami dari tahun ke tahun, apa yang membuat rindu, dan apasaja yang berubah... 2005tahun ini keponakanku baru dua, Mas Ian yang setelah kuliah jadi suka salam satu aspal.. dan mba sherena menul menul. Biasanya, lebaran adalah masa yang sibuk. sibuk masak memasak menu yang setahun sekali. Sibuk mulai pada berdatangan saudara-saudara jauh, trus yang pada kerja, kuliah juga pada pulang bawa banyyaaaak oleh-oleh, temasuk kembang api. malam takbiran sambil menunggu takbir keliling kami akan bermain kembang api di halaman rumah, biasanya sambil liat tetangga yang bakar mercon. 2006Tahun 2007 saya masih jadi mahasiswi di FKM Undip Semarang, yang tidak punya smartphone, jadinya foto-foto sedikiiittt.. dan file-file nya entah kemana.. 2008Tahun ini adalah tahun pertama saya kerja. Jadi, saya lulus kuliah belum wisuda sudah diterima dan bekerja di PT Shyang Yao Fung Indonesia, sebuah perusahaan pembuat sepatu merk adidas di Tangerang. 3 bulan setelah bekerja saya baru diwisuda... jadi pada tahun ini saya merasakan "mudik" untuk pertama kalinya. dulu masih menggunakan bis, dan kena macet di jalan pantura 12 jam. pertama kali dan terakhir kali mudik Jakarta Pemalang dengan Bis, karena kapok kena macet di jalur pantura. Pada Lebaran tahun 2008 ini kami ketambahan anggota baru, mas Nauval Ramadhan Setiamurti. Keponakanku yang ke 4. Tahun ini kami sudah mulai foto-foto, tetapi masih belum begitu ramai, karena ponakan baru 4 anak. 2009Pada lebaran 2009, rumah ibu di Paduraksa, Pemalang ketambahan satu anggota baru lagi. ponakan ke 5 bernama Mba Chelsea Nurma Putri (kalau ga salah.. maapkeeun kalau ante salah namanya.. wkwkwk..). keberadaan ponakan-ponakan kecil ini yang membuat seru dan ramai rumah kami.. berisik tapi tidak pernah merasa terganggu dengan keberisikan mereka. justru kalau sepi, Ibu pasti nanya "Koq sepi? lagi pada ngapain sih??" Kami adalah sembilan bersaudara. Saya anak bungsu, dan kami tersebar dikota-kota yang berbeda, sehingga kami hampir tidak penah kumpul ke-9 bersaudara. hampir pasti ada yang absen. karena kalau sudah berkeluarga kita bergantian berlebaran disini dan disana.. hahaha.. Bapak saya sudah meninggal sejak saya kelas 2 SMP. jadi, kegiatan wajib pada hari pertama lebaran adalah berziarah ke makam Bapak, simbah serta keluarga. Makam Bapak ada didalam hutan desa Sungapan, makam itu akan tembus ke bendungan di Desa Penggarit, makam keluarga ibu dari simbah kakung ada disana, jauuuh masuk kehutan.
2010Tahun ini mulai ramai lebaran di rumah, anak menantu dan cucu-cucu ibu banyak yang pada mudik. Heboh, ramai. Biasanya setelah rumah ramai begini, kami atur jadwal pulang kami, satu persatu, tidak langsung dalam satu hari pulang semua, kuatir nanti Ibu kaget, dari rumah ramai menjadi sepi.. Biasanya saya paling menghindari pulang paling akhir, seringnya pulang yang paling cepat malah.. wkwkwk.. 2011Tahun ini, kami kedatangan satu anggota baru, namanya mas Hadzan Adzriel Abyakta, dia ponakan saya ke-8. Foto ini adalah foto terakhir kami bersama Mba Endang, Adik Ibu. Kami memanggilnya Mba, entah kenapa. Mungkin jaman kakak-kakak tertua saya bulik ini masih terlalu muda untuk dipanggil bulik, jadilah mba Endang sampai ke saya pun manggil begitu.
2012Lebaran 2012 umur aidan baru beberapa bulan, saya masih di Riau dan lebaran pertama kami di Rengat. Mas aidan saat itu lahir saat masih piala dunia, setelah itu lanjut bulan puasa dan lebaran. mas aidan pas batita guenduuut banget. Anak lelakiku yang lahir dengan bobot 3.4 kg, asi ekslusif. 2013Pada tahun 2012, saya tidak pulang ke Pemalang, dan pertama kalinya berlebaran di Riau. sepertinya tidak ada foto atau bagaimana, lupa saya. sedangkan di tahun 2013 ini, keluarga kami bertambah 2 orang, iya mereka adalah Mba Khanza Aqila Aristi, dan Mas Aidan Aqila Warman. Secara kebetulan dan tidak disengaja, nama tengah kakak adik ini sama, Aqila. ini adalah pertama kalinya mas aidan ke pemalang, dulu pas balita mas aidan susah sekali dengan perempuan, jadi sama simbah, budhe, nenek, tante, ga mau semua. Maunya sama laki-laki.. Mas aidan dulu asih cuenggeeeng.. trus jadinya giliran mas aidan deh nangis mewek nggoer berkali kali. tiap ada yang nggendong, cengeeeer.... hahaha..
2014Foto diatas ini adalah uti dengan para cucu-cucunya, masih kurang dua cucu, mba Sherena yang sekarang jadi calon dokter,, dan mba Shantika, yang belum pernah lebaran di rumah uti. Jadi 2014 cucu uti 10 anak. wow. haha.. alhamdulillah. Ponakan-ponakan saya tahun ini sudah pada pintar bergaya, pintar ngomong, main, cerita ini itu. Tugas kami karena ramai, ngikuti pesan ibu, jaga anak masing-masing, jangan sampai berkelahi atau gimana, Ibu gakan bela siapa siapa kalo ada yang sampai kelahi.. hahaha Kakak beradik saja berkelahi, adu mulut, apalagi sepupu, masih kecil-kecil, biasalah kalau emang ada kelahi-kelahi.. tapi hebatnya anak-anak ini meskipun ketemu setahun sekali saja, happy, gada kelahi..
Tahun ini mas aidan masih putiiih,, kinclong seperti susu. masih ringan dibawa jalan kemana mana. dan sudah mulai gelisah karena mas aidan belum ngomong, sesuatu yang berbeda dari anak-anak sebayanya.. termasuk jika dibandingkan dengan mba khansa dan mas Dimas, yang umurnya hanya terpaut beberapa bulan lebih tua dari mas Aidan.
2017Tahin 2017 ini kami ketambahan satu anggota baru lagi, mba Alea namanya. jadi hari ke-2 lebaran kami ke Brebes, ke rumas mas Iin yang dibrebes nengok mba bayii.. 2018Oktober 2018, saya pindah kerja ke Pekanbaru, pindahan rumah juga dengan aidan. jadilah kami lebaran di Rengat. tapi lebaran kali ini mama papa sedang umroh, jadi ketua gengnya dirumah oom, umi dan tante. Kami tim penggembira saja. Pada saat Sholat Ied di Lapangan hijau rengat, rokaat pertama mas aidan anteng tidur-tiduran di atas sajadah. trus pas papahnya bangun rokaat kedua, mas aidan lari. jadilah kami begitu salam langsung celingak celinguk nyari mas aidan. yang rupanya udah menyeberang jalan, duduk di bangku warung-warung pinggir jalan.. hahaha.. bahkan di ramadhan yang mau ke 7 besok, kami belum bisa full tarawih di masjid, bergantianlah.. saya juga sudah rindu sekali tarawih dimasjid. saya pernah beberapa kali bawa aidan tarawih, yang ada dia kalo nda rusuh, gangguin imam, ya digangguin temennya. Saat saya tarawih trus mata aidan digigit anak lain sampai nangis ketakutan dan luka, saat itulah saya berhenti bawa mas aidan sholat ke masjid.
|
Life, is the classroom
My_LifeMeans: My life in words "Formal Education will make you a living;
Self education will make you a fortune." "Happiness is not something you postpone for the future;
it is something you DESIGN for the present. for right NOW" You decide everyday to be happy by the choices you make every day. Archives
January 2025
Categories |
this page replacing my old blog page: https://mariacreativity.blogspot.com/
|
Site powered by Weebly. Managed by Exabytes - Indonesia