kali ini saya berada di warnet, kafe Luxury di daerah kota jogjakarta. disinilah tempat saya mengerjakan tugas pekerjaan saya, selama satu setengah tahun tinggal di Yogyakarta menyepi dari rumah.Saya menulis kembali disini, karena dalam hitungan hari saya akan meninggalkan kota yang berhati nyaman ini, pindah lagi ke kota baru, Pekanbaru, Riau. iya... tepatnya sejak bulan Juli 2016, 4 hari setelah lebaran idul fitri, kami bertiga (saya, suami dan anak saya) pindah dari Pemalang ke Yogyakarta, karena suami saya melanjutkan kuliah di Yogyakarta, tepatnya di UGM. banyak suka dan duka yang saya dapati selama di Yogyakarta (lebih banyak suka nya by the way.. ) tapi.. ditulisan saya kali ini saya ingin menuliskan hal-hal indah tentang Yogyakarta, sebagai salam perpisahan saya sebelum meluncur... iya... ke jogja kami akan kembali... akan kubawa kembali suami dan anak-anak ku kejogja lagi,, suatu saat nanti.. insya Allah.. Ke jogja ku kan kembali ini akan saya bagi menjadi beberapa part, wisata candi, pantai, museum, bahkan perjalanan kami bertiga kuliah. meskipun tidak ada review mengenai transportasi, karena selama ini kami memakai kendaraan pribadi, hopes you will enjoy it! Candi Ijo Kami berwisata ke candi ijo saat itu bersama teman saya dulu semasa kerja di SGS, Lusi saat itu sedang berlibur dijogja. Kami jemput pagi-pagi sekai untuk bawa wisata ke lokasi yang jauh-jauh. Pagi hari membuat udara masih sejuuk dan tidak begitu ramai... Wilayah Candi Ijo kalasan masih terletak diantara perbukitan yang sama denga candi lainnya seperti Candi Ratu Boko, Candi Barong dan Candi Banyunibo yang terletak di atas perbukitan kecamatan Prambanan. Menurut perkiraan, Candi Ijo ini dibangun sekitar abad ke-9 Masehi. Bangunan Candi Ijo ini terdiri dari 17 struktur bangunan dan terbagi lagi menjadi 11 teras berundak. Teras pertama merupakan halaman dan teras paling atas terdapat delapan lingga patok, bangunan candi utama dan tiga candi perwara, yang paling sacral. Ragam relief yang dapat kita jumpai yang terpahat pada dinding candi menandakan candi ini peninggalan umat Hindu. Diatas pintu masuk terdapat kala makara dengan motif kepala ganda dan atributnya. Kala makara dapat juga dijumpai pada candi penganut Budha yang menunjukkan bahwa candi ini merupakan bentuk akulturasi yaitu proses sosial yang timbul apabila terjadi pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi dalam hal ini antara kebudayaan Budha dan kebudayaan Hindu. Disini terdapat Lingga Yoni yang mempunyai ukuran yang cukup besar dan terbesar di Indonesia, yang menandakan besarnya pemujaan terhadap Dewa Siwa dan Dewi Parwati . Batu Lingga berbentuk bulat silinder yang berdiri diatas Yoni yang berbentuk ceruk yang mempunyai ujung sebagai tempat aliran air.Pahatan berbentuk kepala naga dan kura-kura menopang tempat aliran air dari Yoni. Terdapat arca nandi atau lembu yang merupakan kendaraan Dewa Siwa. Keunikan lain yang dimiliki Candi Ijo ini adalah bekas salah satu pondasi candi yang dipahat langsung dari bukit kapur yang tertanam pada tanah. Berbeda dengan pondasi candi pada umumnya yang tersusun dari batu-batu andesit. Pahatan yang dilakukan di batu kapur ini dapat anda lihat sementara badan bangunannya masih belum tersusun. Peninggalan lainnya yang menarik adalah ditemukannya dua batu prasasti yang ditemukan di teras ke-8 yang sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta. Prasasti pertama berukuran setinggi 1 meter yang bertuliskan Guywan yang berarti pertapaan. Sedangkan prasasti yang kedua berukuran lebih kecil diperkirakan sebuah mantra kutukan yang bertuliskan 16 buah kalimat yang diulang – ulang. Candi Ijo terletak pada ketinggian 410 m dpl dan menjadi kompleks candi dengan lokasi tertinggi di Yogyakarta dengan pemandangan yang sangat indah. Waktu terbaik untuk menikmati pesona Candi Ijo adalah sore hari dimana bebatuan candi terguyur sinar mentari senja dan kita bisa menyaksikan sunset yang indah. Akan tetapi, again, karena saya penganut menjelang maghrib anak-anak ada didalam rumah, jadi kami lebih memilih untuk berwisata di pagi hari. Di sekitar Candi Ijo juga terdapat lokasi penambangan Batu Gamping yang berupa tebing-tebing kapur berwarna putih yang kerap dijadikan lokasi pemotretan. Candi Prambanan Sepertinya ada 3 atau 4x kami ke prambanan selama 1.5 tahun kami tinggal di jogjakarta. Yang pertama, sekedar membawa aidan bertamasya sejarah untuk pertama kalinya kesana, karena tentu saja kami berdua sudah pernah kesana sebelumnya saat masih pacaran. Kompleks candi prambanan tidak pernah membuat saya merasa bosan. Selain arealnya yang sangat luas dan banyak candi2 disekitarnya, pemandangannya juga sangat indah. Sangat indah. Candi prambanan atau sering kali dipanggil dengan nama candi Roro Jonggrang merupakan salah satu candi yang terletak di Indonesia dan merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang sangat menarik untuk di kunjungi. Dikompleks candi prambanan ini, ada juga candi2 yang lain, seperti candi sewu, yang dapat dikunjungi dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan kereta. Candi prambanan pertama kali saya baca pada buku sejarah jaman kelas 6 sd dulu, saya suka sekali pelajaran sejarah hingga smp gara2 kisah-kisah dan keberadaan candi-candi seperti candi prambanan ini. Sejarah mengenai candi prambanan bermula pada suatu ketika di zaman kerajaan dahulu kala tersebutlah dua kerajaan Hindu yang cukup besar di Pulau Jawa. Yakni Kerajaan Pengging dan Kerajaan Boko. Dikisahkan bahwa Kerajaan Pengging merupakan sebuah kerajaan Hindu di Jawa yang sangat maju dan rakyatnya pun sangat makmur sentosa. Prabu Damar Moyo yang merupakan Raja Pengging, seorang raja yang memiliki seorang putra bernama Bandung Bondowoso yang sangat perkasa dan gagah berani. Singkat cerita, sebuah pertempuran sengit pun terjadi ketika Prabu Boko memiliki keinginan untuk memperluas keraton dan menguasai Kerajaan Pengging, terjadilah pertarungan antara Bandung Bondowoso dan Prabu Boko. Dalam pertarungan duel ini Pangeran Bandung Bondowoso dapat mengalahkan Brabu Boko dan membunuhnya. Roro Jonggrang marah bukan kepalang mendapat kabar bahwa ayahnya telah dibunuh oleh Bandung Bondowoso.Tatkala Bandung Bondowoso tiba di Keraton Boko dan melihat ternyata puteri Prabu Boko sangat cantik rupawan dan sangat menggoda membuat Bandung Bondowoso jatuh hati serta berniat mempersuntingnya. Puteri Roro Jonggrang pun mengatakan bahwa dia bersedia dijadikan isteri Bandung Bondowoso, dengan 2 syarat : yaitu (1) Membuat sebuah sumur Jalatunda, dan (2) Mendirikan 1000 Candi dalam waktu satu malam Pada akhirnya Sang Pangeran pun bersedia memenuhi kedua persyaratan tersebut. Di mulailah dia membangun sumur Jalatunda. Setelah selesai di buat, Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso untuk masuk ke dalam sumur dan memerintahkan Patih Gupala untuk menimbun sumur dengan tanah dan mengubur hidup-hidup Bandung Bondowoso di dalamnya. Ternyata usaha Roro Jonggrang dan sang patih tidak berjalan lancar, Bandung Bodowoso berhasil menyelamatkan diri keluar dari dalam sumur. Bandung Bondowoso bersedia memenuhi persyaratan yang kedua. Permintaan untuk membangun 1000 candi dalam waktu semalam bukanlah perkara yang mudah bagi Bandung Bondowoso meski ia terkenal sangat sakti. Lantas dia pun mengerahkan segala kekuatannya dan meminta bantuan para Jin untuk membuat 1000 candi untuknya, dan para jin pun bersedia membantu. Mengetahui bahwa Bandung Bondowoso meminta bantuan jin, Roro Jonggrang yang memang sebenarnya hanya ingin mengalahkan Bandung Bondowoso dan tidak rela bila Bandung Bondowoso bisa menyelesaikan 1000 candi dalam semalam. Saat mendengar suara lesung-lesung yang dipukuli, maka ayam-ayam jantan pun bangun dan mulai berkokok semua karena mengira bahwa pagi telah tiba. Sementara para jin yang sedang bekerja membangun candi melihat langit mulai terang dan ayam-ayam jantan mulai berkokok-kokok, juga mengira bahwa hari telah pagi, sehingga menghentikan pekerjaan mereka membangun candi. Melihat para jin yang tiba-tiba berhenti bekerja karena di kira hari telah pagi, Bandung Bondowoso pun terkejut dan curiga dengan yang terjadi. Lalu Bondowoso memanggil Roro Jonggrang untuk menghitung seluruh candi yang telah jadi dibangun tersebut. Setelah dihitung jumlahnya, ternyata candi yang telah selesai dibuat hanya berjumlah 999 buah. Menyadari tipu muslihat dari Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso pun murka dan akhirnya mengutuk Puteri Roro Jonggrang menjadi candi yang ke 1000. (saya kutip dari http://www.peninggalan.com/2014/10/sejarah-candi-prambanan-dan-kisah-roro.html) Candi Ratu Boko Candi ini salah satu candi yang sangat ikonik dengan Yogyakarta. Sejak pertama kali datang candi ratu boko masuk dalam daftar list yang wajib untuk dikunjungi. Setiap saat saya membujuk suami saya untuk datang kesana. Dan ya.. pernah kami sudah sampai digerbang candi ratu boko yang dibawah, akan tetapi tidak jadi. Karena mikir untuk naiknya bakal susaaah sekali. Suami saya. Candi Ratu Boko merupakan sebuah situs peninggalan bersejarah yang berupa reruntuhan bangunan menyerupai candi. Bangunan ini sangat penting peranannya dalam perkembangan sejarah dinasti Hindu di Indonesia terutama di Jawa. Candi Ratu Boko atau Candi Boko faktanya bukan benar-benar sebuah candi, akan tapi sebenarnya adalah sebuah istana atau keraton, sehingga Ratu Boko juga sering disebut sebagai Keraton Ratu Boko dalam Sejarah candi ratu boko. Hingga akhirnya, entah kenapa, sepertinya berkaca pada pengalaman naik ke candi ijo yang ternyata tidak se-seram yang dibayangkan, akhirnya suami saya setuju kita berpiknik ke candi ratu boko. Iya piknik. Karena kami sedia perlengkapan tempur. Hingga bawa makanan berat ringan buat bertamasya keluarga. Dan emang worth it banget. Areal candi nya luas, sejuk dan pemandangannya indah. Meskipun saya masih lebih suka dengan candi prambanan dan posisi keduanya candi borobudur. Saat itu kami berangkat dari rumah pagi-pagi sekali.. sengaja karna kami mengejar agar tidak sampai kepanasan saat bermain2 disana, dan juga tidak ramai pengunjung. Dan benar saja, saat kami tiba disana pengunjung belum begitu ramai, mungkin baru sekitar 3 kelompok, ada yang couple ada yang rombongan dan turis dari asia. Perjalanan naik ke area candi lumayan jauh dan menanjak, tetapi inilah yang tempat wisata kami cari.. wisata alam yang indah, sejuk, luuuassss.. cukup luas untuk ajang eksplorasi Aidan berlari kesana kemari dengan aman. Dan juga, dikanan kiri sepanjang jalan menuju kompleks candi banyak tempat2 gazebo untuk istirahat, dan situs ratu bokonya sendiri agak berbeda dengan candi2 yang lain. Seperti gerbang saja, dan satu situs ditengah yang seperti tempat pembakaran. Selain foto di situs ratu boko, ada satulagi spot foto yang sangat indah pemandangannya. Saya suka sekali berwisata ke situs2 sejarah dan alam. Sayangnya kami berfoto hanya bermodalkan kamera HP saja, sehingga kurang begitu mantap hasil jepretannya. Saat itu ada juga yang sedang foto pre wedding, foto duduk di kursi potongan pohon, dengan latar belakang gunung merapi. Disitu saya merasakan, betapa gunung merapi banyak memberikan manfaat bagi penduduk jogja dan sekitarnya, bahkan ker km km jauhnya Kisah Ratu Boko
Dalam sejarah candi ratu boko nama Ratu Boko atau Ratu Baka memiliki sedikit sejarah atau legenda. Nama Istana ratu Boko atau Keraton Ratu Boko diberikan pada reruntuhan situs ini karena diyakini bahwa ini adalah keraton dari seorang raja Mataram bernama Ratu Boko. Ratu Boko diyakini adalah ayah dari Roro Jonggrang yang ada dari legenda atau dongeng kisah cerita Roro Jonggrang.Sekilas tentang sejarah candi ratu boko, situs yang juga peninggalan kerajaan mataram kuno ini bermula dari seorang belanda bernama H.J. De Graff. Pada abad ke 17 yang mencatat bahwa orang-orang Eropa yang datang ke Jawa menginformasikan adanya peninggalan sejarah purbakala. Mereka menerangkan bahwa telah ditemukan reruntuhan bangunan istana di Bokoharjo. Berdasarkan sejarah kerajaan Mataram kuno (abad ke-8), Ratu Boko telah digunakan oleh dinasti Syailendra (Rakai Panangkaran) jauh sebelum zaman raja Samaratungga (pendiri Borobudur) dan Rakai Pikatan (Pendiri Prambanan). Terdapat beberapa beberapa versi lain mengenai kisah ratu baka yang berbeda dan masih dipertanyakan sebenarnya apakah fungsi dari situs candi ini. (dikutip dari: https://www.slemanonline.com/sejarah-candi-ratu-boko.html)
0 Comments
Leave a Reply. |
Authormostly travel dijogja dan sekitarnya, dalam negeri saja, kami menunggu mas aidan mandiri untuk bisa travel lebih jauh ke sana situ sono.. hahaha.. Candi Ratu BokoTerakhir kami ke candi ratu boko, tahun 2017, saat kami tinggal diJogja. Tulisan ini tercetus gara-gara "tumben" suami saya memulai obrolan tentang kuliah S3.
Biasanya siiiih.. yang sibbuk motivasi dan semangat cerita buat sekolah lagi itu saya, meskipun saya ga ingin ke Jogja lagi dan lagi. ganti tempatlah, ganti benua kek.. ammiin. Tapi, suami saya sepertinya cinta mati sama jogja, atau mungkin masih ada kisah yang belum selesai di Jogja? who knows! The lost world castleSemoga musim corona ini segera berlalu, sehingga kami bisa ambil cuti mudik sekalian jalan-jalan berpiknik ria.. Kami bertiga udah setahun lebih gada piknik keluar riau, suntuk tuk tuk. Saya udah mulai bahasanya kebawa bahasa sumatera, sehingga saya harus refill ulang pulang kampung.
*sambil menarik nafas panjaaaaaaang... Archives
August 2021
Categories |
this page replacing my old blog page: https://mariacreativity.blogspot.com/
|
Site powered by Weebly. Managed by Exabytes - Indonesia