Mas Aidan ke Gunung Bromo Gunung Bromo merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebelah timur dari obyek wisata malang mempunyai sejarah yang cukup unik. Di mana nama asli penduduk lokal adalah suku tengger, dengan adat istiadat yang terkenal yaitu Upacara Kasodo. Gunung Bromo sudah umum dikenal masyarakat Indonesia atau dunia sebagai salah satu tempat untuk liburan yang terbaik di Jawa Timur karena mempunyai pesona keindahan dan daya tarik sangat kompleks. Awesome lah pokoknya. Karena itulah bromo menjadi sasaran saya pertama saat saya terbebas kuliah ke semarang. haha! saya kontak-kontak dengan teman-teman dulu ngekost di Tangerang, jadilah mereka bertiga ikut trip ke bromo. sebenarnya trip ke bromo yang saya ambil ini adalah open trip, tapi karena jadinya kami ber tujuh termasuk mas aidan, jadilah kami dapat 1 homestay sendiri juga satu mobil n 1 driver sendiri, jadinya private tour gitu. total 3 orang teman saya berangkat dari Jakarta, Kak Erni, Trisna dan Rina, dan 3 orang saya suami dan Mas aidan berangkat dari semarang. sampai malang kami dijemput driver dan dibawa ke homestay. untuk ukuran private tour, kami termasuk beruntung mendapat harga murah. rejeki mas aidan nih.. ^^ Homestay kami ada di batu, dekat tempat wisata jatimpark. untuk menuju ke bromo, kami stanby dari jam 12, tidak tidur. jam satu pagi kami mulai jalan pakai mobil menuju ke bromo untuk mengejar sunrise. mas aidan sepanjang perjalanan tidur nyenyak digendongan. naik mobil, naik jeep, naik motor, jalan kaki, nyenyak aja tidur sampai puncak. ramai dipuncak baru deh mas aidan terbangun.. Berhubung kami berkeluarga bawa anak balita, dengan teman2 saya yang single bahagia super aktif kesana kemari, otomatis teman-teman saya akan explore kesana kemari, dan saya tidak bias lah ikut karena mesti menakar kemampuan fisik mas aidan yang saat itu berusia 2 tahun. jadilah mostly kami split itinerary untuk berjalan-jalan.. Nama gunung Bromo berasal dari bahasa Sansekerta atau Jawa Kuno dari asal kata “Brahma ” yaitu salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Bagi penduduk asli Bromo yaitu suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo), diyakini sebagai gunung yang suci. Setahun sekali masyarakat sekitar mengadakan upacara adat yang disebut Yadnya Kasada atau Upacara Kasodo Tengger yang diadakan di sebuah pura (Pura Luhur Poten) yang terletak di lautan pasir di bawah kaki Gunung Bromo sebelah utara . Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama bulan kesepuluh sesuai dengan penanggalan jawa yang menjadi legenda gunung bromo menjadi sangat terkenal. Sayang sunggung disayang,, rupanya banyak foto2 bromo yang belum dipindah filenya ke laptop dan terbawa masih didalam iPhone saya yang hilang sewaktu pulang kuliah dulu.. jadinya saya save beberapa dari file di facebook saya. memories. sewaktu mas aidan masih ringan untuk dibawa kemana mana.. haha.. Sejarah Suku Tengger Gunung Bromo
Kisah atau mitos dibalik cerita gunung bromo ini mirip-mirip dengan kisah/mitos yang ada di Candi Prambanan. jadi, menurut cerita rakyat Tengger kata “Tengger” berasal dari perpaduan Roro Anteng dan Joko Seger. Pada jaman dahulu kala, sepasang suami istri hidup di sebuah dusun. Pada suatu hari, ketika sang istri sedang melahirkan anak perempuan yang sangat imut dan lucu, yang menjadi aneh ketika saat dilahirkan bayi mungil tersebut tidak menangis, sehingga oleh orang tuanya bayi tersebut di beri nama Roro Anteng (Anteng dalam bahasa Jawa berarti diam atau tenang). Pada waktu yang bersamaan, di sebuah keluarga kecil yang lain, dilahirkan pula seorang bayi laki-laki yang sangat tampan dan sehat yang diberi nama “Joko Seger” . Waktupun telah berlalu dan keduanya menjadi pemuda tampan dan pemudi cantic, mereka kemudian menjadi sepasang kekasih yang ingin hidup bersama selamanya. Namun, ada seorang kyai sakti yang bernama Kyai Bima yang terpikat dengan kecantikan Roro Anteng, sehingga nekat ingin menikahinya. Roro Anteng dengan cerdiknya memberi syarat kepada Kyai Bima; bahwa jika ingin menikahinya maka Pak Kyai harus membuatkan sebuah danau dalam tempo 1 malam. Hal ini tentu sangat berat sekali, namun karena kyai Bima terlanjur jatuh cinta akhirnya menyanggupinya dia seorang yang sakti mandraguna. Pembuatan danau tersebut dilakukan dengan sebuah batok kelapa, namun dalam waktu yang singkat danau tersebut akan terwujud berkat kesaktian Kyai Bima. Melihat hal tersebut Roro Anteng pun memutar otaknya supaya hal tersebut terjadi kegagalan. Maka dia memukulkan Palu supaya ayam lekas berkokok. Taktik Roro Anteng berhasil, saat mendengar ayam berkokok, Kiai Bima mengira fajar sudah tiba dan dia gagal menuruti syarat Roro Anteng. Dengan Amarah yang berkecamuk dia membanting batok kelapa yang dia gunakan untuk membuat danau tadi . Batok kelapa itulah yang saat ini menjelma menjadi Gunung Batok bersebelahan dengan Gunung Bromo. Bekas galian pasirnya a menjadi Segoro Wedi atau kaldera lautan pasir yang bisa dilihat sampai saat ini.
0 Comments
Leave a Reply. |
Authormostly travel dijogja dan sekitarnya, dalam negeri saja, kami menunggu mas aidan mandiri untuk bisa travel lebih jauh ke sana situ sono.. hahaha.. Candi Ratu BokoTerakhir kami ke candi ratu boko, tahun 2017, saat kami tinggal diJogja. Tulisan ini tercetus gara-gara "tumben" suami saya memulai obrolan tentang kuliah S3.
Biasanya siiiih.. yang sibbuk motivasi dan semangat cerita buat sekolah lagi itu saya, meskipun saya ga ingin ke Jogja lagi dan lagi. ganti tempatlah, ganti benua kek.. ammiin. Tapi, suami saya sepertinya cinta mati sama jogja, atau mungkin masih ada kisah yang belum selesai di Jogja? who knows! The lost world castleSemoga musim corona ini segera berlalu, sehingga kami bisa ambil cuti mudik sekalian jalan-jalan berpiknik ria.. Kami bertiga udah setahun lebih gada piknik keluar riau, suntuk tuk tuk. Saya udah mulai bahasanya kebawa bahasa sumatera, sehingga saya harus refill ulang pulang kampung.
*sambil menarik nafas panjaaaaaaang... Archives
August 2021
Categories |
this page replacing my old blog page: https://mariacreativity.blogspot.com/
|
Site powered by Weebly. Managed by Exabytes - Indonesia