Kali pertama saya berlebaran Idul Fitri di Lokasi, masjid An Nur Desa Girimukti, Penajam Paser Utara. Jam 6 pagi kami keluar dari Living Quarter ke Masjid terdekat, sampai masjid disambut hujan yang sangat deras.. Di dalam masjid, ramai suara takbir, tapi saya merasa jauh lebih kesepian dibandingkan lebaran2 sebelumnya... Lebaran kami biasanya, saya sudah sibuk dari pagi buta, saat yang lain masih pada tertidur nyenyak... menyiapkan anak-anak, menyiapkan tempat sholat… karena kami hanya sholat dirumah saja bersama anak-anak. Saat kami sholat, sikembar akan main-main, berlarian, dan menjadikan mukena saya sebagai tempat ngumpet. Seketika saya membayangkan bagaimana kondisi rumah pagi ini… Siapa yang menyiapkan dapur… bagaimana anak-anak, betapa kesepiannya suami saya,, siapa yang siapin tempat sholat… meweek kan jadinya... Tapi saya nda boleh nangis kan. karena begitu airmata menetes dari pelupuk mata saya, akan sangat sulit sekali bagi saya untuk menghentikan, dan semuanya akan ikut keluar,, saya akan meledak dalam tangis saya.. Seketika saya mengalihkan fokus pikiran saya... Saya bingung... habis sholat ied dan makan nanti apakah saya kembali pakai baju lapangan dan kerja? Atau bisa terpekur didalam kamar? Menelfon keluarga? Menelfon keluarga? haha. hari pertama tentu saja sibuk dan full schedule. Saya pikir.. mending lanjut bekerja sih ya daripada ngelamun dikamar yang berpotensi menjadi mewek dan merasa down. Akhirnya perasaan melow dan PMS mengalahkan saya... Setelah makan, balik kamar, membuka laptop, tapi tidak bersemangat... Saya tidak tau mesti ngapain. Saya harus menumpahkan semua isi pikiran saya ini dalam tulisan ini biar saya lega, saya pikir... Tetapi saya tidak bersemangat, dan melow. Telfon saya tidak diangkat suami.. ooh mungkin dia marah, atau sedang nelfon2 keluarga dan teman-temannya. Saat melow saya tidak berani menelfon Ibu, karena akan sangat berpotensi pecah. Pikiran saya berkecamuk, jadi saya minum obat dan tidur. Siang dihari lebaran saya tidur. Biasanya hari lebaran buat kami lebih terasa sepii dibandingkan bahagia seru nya... Ddisaat yang lain berkumpul dengan keluarga besar, kami berfikir 100x untuk dapat ikut serta berkumpul keluarga begitu... terutama saya. Saya sudah terbiasa tersingkir dan menyingkir dari hiruk pikuk keramaian dan kebahagiaan keluarga. Lagiaan siapa sih yang mewajibkan hari lebaran mesti mudik pulang kampung? kurang kerjaan aja. Tetapi kami tetap happy. Lebih ke saya saja mungkin. Karena anak-anak prioritas saya yang utama. No compromise. Biasanya setelah sholat Ied dirumah, makan, kami keluar jalan2 keliling kota.. toko2 tutup jadi paling kami ke jajan fast food francise… Trus orang nanya; bawa aja anak2 sholat kemasjid... ajak sosialisasi... jangan dikurung terus… dll dll... okeh. Saya jelasin kenapa. Beberapa kali bawa Mas Aidan sholat Ied, dia lari dan hilang; bisa ditemukan dalam waktu 1-2 jam. Bisa banyangin nda perasaan Ibu yang anaknya ilang? Nda bisa kan? Ya sudah dimaafkan. Trus masih ditanya lagi, yo dijagain.. dipegang, atau dirumah sm ibunya aja... dipegang??? Diikat tali??? OMG saya males berdebat. Udahlah anda menang. Silakan komentarin hidup saya semau Anda. Then it still continues to… “Dirumah sama mamahnya dan papahnya sholat?” Sebenarnya Papa Aidan bisa saja sholat Ied di masjid, tapi sepertinya beliau tidak tega membuat saya makin merana meninggalkan saya sholat ied sendirian dirumah. Apalagi meninggalkan kami mudik ke kampung halaman. Jangankan buat sholat dimasjid, saya suruh koq suami saya buat mudik sendirian saat Cuti Idul Fitri… antara 20% beneran nyuruh mudik dan 80% basa basi doang, karena kalau suami saya ambil itu mudik sendiri pas idul fitri, ya artinya... titik titik. Membuat saya makin merana jelas tidak, tetapi bisa jadi akan menambah blank space di hati saya, karena jujur saya lebih milih buat ditinggal sama anak-anak daripada ikut mudik koq. Kalaupun saya ikut mudik jugaa ya itu lebih banyak ditinggal juga dirumah sama anak-anak. tidak ada bedanya. Saya bisa men switch dunia saya ke dimensi lain... versi lain... biar saya teralihkan dari bayang-bayang saya... Tapi sepertinya saya merasa bersalah jika pada saat seperti ini pun saya switch lari ke versi lain dunia saya... and somehow. Saya tahu kalau hidup itu adalah pembelajaran tanpa akhir... Kita mesti belajar dari fase-fase kehidupan yang terjadi.. ngerasain apa yang akan kita rasakan saat sesuatu yang awalnya ada itu menjadi tidak ada.. bersyukur setiap waktu... Be present... Sebelum sesuatu itu benar-benar menghilang diambil kembali oleh Allah SWT. Tetapi kemudian, the other me muncul. Karena sering tersingkir dan menyingkir dari hiruk pikuk, Saya menjadi terlatih, suka dan sangat sering berdiskusi dengan diri saya sendiri.. Saya menyukai kesendirian, aloneness, but not loneliness. Saya sering sendiri, meskipun saya terkesan spontan, saya selalu berfikir berulang ulang kali sebelum bertindak... Saya terbiasa sendiri dan bisa berdiskusi dengan point of view saya yang lain. Sekali lagi… Bagian saya yang lain mengingatkan kalau kamu mesti strong. Kuat. Bertahan. Kamu sudah melalui banyak hal yang membuat kamu seperti ini. Kamu harus bisa mandiri dalam segala hal. Menjadi perempuan cengeng itu gada gunanya. Menjadi perempuan lemah itu tidak ada harganya. Don’t be so hard on yourself. Kamu tu nda salah. Kamu harus bertahan. Bertahan dengan serangan rasa bersalah yang terhembus perih kedalam hati... Kamu harus tetap ingat semua alasan-alasan yang membuat kamu ada diposisi sekarang ini. Persetan dengan omongan orang... Bertahan ditengah serbuan pertanyaan dan stigma negatif tentang: "perempuan pekerja"; "istri pekerja yang diartikan sebagai meninggalkan suami”; “ibu pekerja yang diartikan sebagai meninggalkan anak2nya"; “lupa suami lupa anak lupa keluarga....” “jadi single lagi” … dll dll dll dll yang mungkin tidak akan ada habisnya.. Well, hey! I Stand for myself! I have my reasons and I don't need your approval! Have it your way! Kenapa sih pertanyaan-pertanyaan seperti itu hanya ditujukan buat perempuan? Main kalian kurang jauh tau nda? Buku yang kalian baca kurang banyak… Guru kalian kurang bervariasi… Dan tetap saja ada orang yang menertawakan masalah gender equality, Kesetaraan gender, emang mau perempuan jadi supir alat berat? Angkat-angkat material berat? angkat galoon… angkat gaas… dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... dll... Ya amppyuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuunnnnnn...................... Cetek banget pemahamannya tentang maksud kesetaraan gender……… Udahlah terserah, gada gunanya juga jelasin sama ente mah. Masih banyak lagi yang mau saya kerjain... Masih banyak buku yang mau saya baca… daripada buang waktu buat nerima limpahan sampah emosi negatif orang-orang yang kurang kerjaan I Stand for myself! and again, I don’t need your approval!
0 Comments
Leave a Reply. |
Life, is the classroom
My_LifeMeans: My life in words "Formal Education will make you a living;
Self education will make you a fortune." "Happiness is not something you postpone for the future;
it is something you DESIGN for the present. for right NOW" You decide everyday to be happy by the choices you make every day. Archives
January 2025
Categories |
this page replacing my old blog page: https://mariacreativity.blogspot.com/
|
Site powered by Weebly. Managed by Exabytes - Indonesia