Ok kali ini saya ingin menulis tentang unek unek saya terkait IPK. Bahkan didunia per IPK an, masih bisa digoreng buat celah diskriminasi. Saya sering sih dengar "halah. IPK tinggi ga jamin masa depan, ujung-ujungnya pengangguran; IRT; dkk dkk" trus kemarin ada saya baca jawaban pertanyaan yang setidaknya "bagaimana sih kondisi teman kalian sekarang yang dulu ber IPK tertinggi dikelas" IPK TertinggiTo be fair ya, seharusnya dan kepengennya saya nulis argumen ini pakai data sih. Cuma koq ya, wasting time lah buat saat ini. Tapi saya simpan di parking lot lah, manatau saya GABUT lebih GABUT dari sekarang, saya cari dan kumpulkan deh datanya dari data alumni. IPK tinggi ga jamin masa depan, banyak yang IPK merayap tapi jadi orang sukses dan IPK tinggi anak yang pinter-pinter jadi pengangguran aka dirumah aja aka untuk perempuan kali IRT aja. Ya ini nyangkut juga ke artikel saya sebelumnya mengenai Ibu Rumah Tangga vs Ibu Pekerja [My Life - mariacreativity]. Tapi pernah ga mikir, pasti deh yang ngomongnya begitu yang dulu sekolahnya ngepas-pas an aka IPK merayap [kaliii aja... kan ga pakai data]. Trus pernah ga sebelum ngomongin itu yang aka itu mencemeeh anak-anak dengan IPK tinggi yang ga sukses. Yang artinya ngapain sekolah pinter-pinter, rajin-rajin kalo ujung-ujungnya ga sukses; alias, lihat inih akuuuh.. aku cuma petetan aja dikampus, rajin engga, pinter engga, tapi sukses broo. [ini kebiasaan saya sih ya,, saya ini termasuk suka overthinking; kadang orang cuma ngomong satu kalimat; tapi di otak saya; yang saya dengar itu dia ngomong panjang kali lebar sampai satu bab sendiri. Seperti ada tafsir nya buat saya; kalimat ini maksudnya begini begitu; maksud tersirat tersurat dkk. haha] Trus lagi, kita buat perbandingan deh. Misalkan, dalam satu kelas kuliah ada 40 mahasiswa [1 kelas]; 1. Yang dapat IPK tertinggi itu berapa orang? Pasti satu orang aja doong... [1]. 2. Trus, yang IPK tinggi dalam hal ini cumlaude; paling banter 10 anak, missaall [10]. 3. Trus yang menurut kamu IPK tinggi itu IP berapa mulai? okelah patok IP diatas 3,5, missaaal [15] Kalau saya pribadi ini [10] ini termasuk anak2 cumlaude di nomor dua. karena buat saya IPK under cumlaude criteria itu ya IPK biasa aja. Saya juga suka dapat IP rendah koq, S2 ga cumlaude juga. jadi sesuaikan aja standarnya kalau ga terima dengan perhitungan perumpanaan saya. Trus ditotal deh 1.1. IPK tertinggi = 1 orang 1.2. IPK Tinggi = 1 + 10 + 15 = 26 orang 1.3. IPK absurd = 40 - 26 = 14 orang Trus mulai deh,, dibanding bandingin. "Jadi apa sih sekarang teman kamu yang pas kuliah dapatin IPK tertinggi?" eeeh kebetulan jadi IRT [misaaal] trus buat kamu dia bukan orang sukses dong. Trus mulai deeh ditambah-tambahin.. "IPK tertinggi dikelas juga dapat nyontek"; "IPK tertinggi cuma akademis aja, tidak ditunjang sama psikologis dan kegiatan lain; jadi ya gitu ga jadi apa apa" dan banyaaaak lagi diskriminasi yang diucapkan oleh yang katanya dulu "teman" sekelas. Kenapa sih mesti begitu ya? Yaaah masih mendinglah, dia dulu nyontek tapi bisa jadi IPK tertinggi dikelas. Lah kamu, udah nyontek, bikin contekan 10 meter, eeh IPK jongkok. eeh.. kebetulan aja sukses jadi pegawai. Belum di cek lagi kan perfoemance pegawainya gimana.. Trus mulailah pengambilan kesimpulan, pinter ga penting; IPk tinggi ga penting; yang penting beruntung. Lah sudahlah, males saya berdebat yang beginian. Cuma saya ga suka aja yang suka bangga omongin tentang ini ; ya kalau yang dengar anak-anak model saya sih ga pengaruh ya. Tapi kalau yang denger anak-anak labil; buat buka buku aja mesti disabet; buat sekolah aja mesti dipoelototin emaknya; yang suka dapat detensi disekolah; elu kasih mahzab ini ya sudahlah. MencontekJujur, saya juga suka nanya teman pas ujian. Pernah juga nyontek. Namanya juga siswa, mahasiswa, ga seru lah kalau nda pernah nakal kan. haha.. [pembenaran] Dulu di SMA, kelas 1 saya ujian duduk sama kakak kelas dari IPS. Sekalinya saya nanya kan, ga tau di kakak jawabannya; ngasih saran pun ga bisa. trus saya malah diajarin nyontek. Nyontek. Menganga mulut saya. Trus, disitu saya juga mengamati dikelas itu, saat ujian pada nyontek. Nyontek teman, nyontek contekan. walah parah banget. Terakhir saya nyontek ya itu dikelas 1 SMA [ya kalau ada yg lihat saya nyontek setelahnya brarti saya khilaf.. hahaha]. Saya saat itu mikir, oke saya ujian buat nilai diri saya, trus saya nyontek buat dapat nilahi tinggi. saya duduk tenang, buka-buka contekan, padahal anak-anak yang dikelas itu juga bisa lihat. Ga belajar, gelisah tanya kanan kiri depan belakang; karena contekannya yang udah 1 meter panjangnya rupanya ga bisa menjawab pertanyaan soal ujian. Segitunya. Saya duduk lihatin semua adegan didepan saya itu; trus dalam hati saya saya ga maulah seperti ini. dilihat teman-teman, orang lain sebegitu parahnya. Lagian buat nilai aja. Ibu juga ga pernah ribut masalah nilai saya. Sejak itu saya pensiun nyontek. Sampai kuliah saya masih sesekali nanya teman; tapi sebenarnya sih saya nanya kalau saya ragu aja. ga saya contek itu jawaban teman-teman saya yang saya tanya. Saya ga pernah lah nyalin jawaban teman. Kadang malah "koq jawabannya kayak gitu ya". Ooh iya.. dulu pas SD saya juga pernah ababil ngajarin teman saya nyontek. Dia anak pindahan dari jakarta, ga nanya, ga nyontek, ga bikin contekan. trus jawab dia "engga. ga boleh nyontek. dosa". Beneran dia gada nyontek. Trus kamu nanya sekarang, dia jadi apa? saya jawab dia dirumah aja; jadi pengusaha; punya usaha air isi ulang sama customs sprai 'Aristha sprei" saya masih suka order sprai ke dia. Trus saya mau nanya: "Hii teman-teman.. gimana rasanya mencontek dulu.." IPK tertinggi dikelas juga dapat dari hasil nyontek, lah trus kenapa kamu nyontek juga ga dapat IPK tinggi... Menyontek itu juga perlu keahlian kan. dalam satu semester, satu pelajaran, berapa banyak diktat yang kita pelajari, catatan yang kita tulid, naah kan ga semua bisa dijadikan contekan kan. Ada yang bisa, karena ga perlu buat contekan atau sumarry tapi karena sekalian buka bukunya. BUKU. habislah waktu buat buka buka itu buku. apalagi kalo buku ga pernah di baca, entah pertanyaan apa ada dibab mana dihalaman berapa. Kali itulah yang buat ga semua anak nyontek dapatin IPK tertinggi dikelas, Definisi SuksesPranala (link):https://kbbi.web.id/sukses sukses/suk·ses/ /suksés/ a berhasil; beruntung: novel itu mencapai -- luar biasa, terutama setelah difilmkan; menyukseskan/me·nyuk·ses·kan/ v menjadikan berhasil; menjadikan beruntung: program pendidikan kependudukan bertujuan - program keluarga berencana; kesuksesan/ke·suk·ses·an/ n keberhasilan; keberuntungan: kebanyakan orang senang mempelajari - orang lain untuk ditiru Menurut Poerwardaminta (2007), KBBI, sukses memiliki arti yang sederhana tapi mendalam. Sehingga kesuksesan berarti keberhasilan atau keberuntungan. Dalam kamus besar bahasa inggris succes berarti keberhasilan dan hasil baik. Jadi, kesuksesan itu merupakan keberhasilan seseorang dalam mencapai sesuatu. Helmet (2012) keberhasilan merupakan suatu pencapaian terhadap keinginan yang telah kita niatkan untuk kita capai atau kemampuan untuk melewati dan mengatasi diri dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. Keberhasilan erat kaitannya dengan kecermatan kita dalam menentukan tujuan sedangkan tujuan merupakan suatu sasaran yang sudah kita tentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan = suatu keadaan dimana seseorang mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menjadi seseorang yang sukses dan berhasil tentunya tidak mudah, karena menjadi orang yang berprestasi banyak sekali proses yang dihadapi. Ada beberapa hal dan faktor yang mempengaruhinya, diantaranya : 1. Pengetahuan Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. 2. Pemahaman Dalam Taksonomi Bloom, pemahaman adalah kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Pemahaman dalam pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan 3. Kepercayaan Masyarakat kepercayaan adalah keyakinan individu akan kebaikan individu atau kelompok lain dalam melaksanakan tugas dan kewajiban untuk kepentingan bersama. 4. Kompetensi Wibowo (2007) menyatakan kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Makna Sukses menurut para tokoh dunia Arti Sukses Menurut 16 Tokoh Dunia (idntimes.com) 1. Bill Gates: Sukses adalah guru yang payah, kesuksesan mendorong orang-orang cerdas untuk berpikir bahwa dirinya tak akan pernah kalah. 2. Thomas Edison: Sukses adalah 1% inspirasi, 99% keringat. 3. Brian Tracy: Sukses adalah keinginan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginanmu, melakukan apa yang ingin kamu nikmati, dikelilingi keluarga, teman dan orang yang kamu hormati. 4. Winston Churchill: Sukses adalah kegagalan demi kegagalan tanpa kehilangan antusiasme. 5. Napoleon Hill: Selalu ingat bahwa semua orang sukses pasti melewati kepahitan dalam hidup. Mereka berjuang, gagal, dan bangkit kembali sehingga pada akhirnya mereka bisa seperti mereka sekarang ini. 6. Earl nithingale: Sukses adalah realisasi progresif dari ideal kamu yang bernilai. 7. Zig Zillar: Sukses adalah melakukan yang terbaik apa yang bisa kita lakukan dengan apa yang kita miliki. Sukses adalah melakukan, tidak mendapatkan; sukses adalah usaha, bukan kemenangan. Sukses adalah standar pribadi, meraih yang tertinggi yang ada di dalam diri kita, menjadi semua yang kita bisa. 8. Deepak Chopra: Sukses dalam hidup adalah ekspansi kebahagiaan yang berkelanjutan dan realisasi progresif dari tujuan yang layak. Sukses menurut islamPada prinsipnya, sukses menurut islam adalah seseorang yang berhasil mewujudkan cita-citanya terutama dalam hal kebaikan dengan rasa kebahagian baik di dunia maupun diakhirat. Jadii.. Berdasarkan pengalaman saya yang pernah mencontek... saat itu saya mencontek saat ujian karena tidak belajar. Karena dapat kisi-kisi soal ujian dan jawabannya, jadi terpaku dengan itu saja,. Karena saya tidak percaya diri. Karena ada tuntutan nilai itnggi, lulus, rangking, dkk dkk. Karena lingkungan pada menyontek. Karena tidak menyontek kamu akan menjadi anak aneh, sok, keminter dkk di kelas. Yang saya rasakan, justru saat saya tidak menyontek, nilai saya malah bagus-bagus. Saya malah pernah nanyakan ke dosen. "Koq bisa ya saya IPK nya segitu" maaf ya, dulu saya sering dapat IP 4.00. Padahal saya ga bisa menghafal. Jadi, kalau saya belajar itu, saya berkonsentrasi untuk merubah tulisan-tulisan dan susunan kalimat dalam buku saya menjadi lebih visual. Paling ingat dulu tentang "Environment self purification" bagaimana cara lingkungan air yang tercemar akhirnya dapat memurnikan dirinya sendiri. Dosen nya kaliitu Pak Suparmin. Bahkan pada saat diterangkan Pak Dosen didepan kelas, yang ada dikepala saya itu air, danau yang tercemar, ikan, sampah, sumber pencemar, dkk dkk. Naah. dari situlah saya bisa selamat dari kekurangan saya menghafal. Saya gakan pernah bisa menjawab soal sama persis dengan text book atau penjelasan dosen saat kuliah. Ya pakai bahasa saya sendiri. Tapi intinya kan bisa dapat sama Pak Dosen. Dan ternyata, Justru kalau jawaban sama persis hingga ke titik koma dengan text book atau penjelasan dosen, itu indikasi sangat kuat terjadi plagiatisasi alias mencontek. Makanya nilai saya tinggi meskipun tidak pernah jawab persis dengan buku. Dalam hal ini, mungkin, selain hal-hal negatif seperti malas, dkk dkk, Mungkin anda, atau anak-anak kita yang ketahuan mencontek itu karena mereka belum tau caranya belajar. Dalam hal ini metode yang paling tepat bagi mereka [tiap ana is unique ok. mindset ini mesti sama dulu]. Karena setiap anak ga bisa dipaksain, ada gaya belajar masing-masing. dan harusnya mendapat bantuan atau pengarahan. Dalam hal ini, masih ada gangguan belajar, seperti kelas-kelas parenting saya saat menyekolahkan Abang. Tetek bengek tentang gaya belajar anak, metode belajar, gangguan belajar. Saya sendiri dapat satu metode belajar Abang yang dia suka, yaitu ber eksperimen. Tapi itu tidak ideal di sekolah yang punya metode dan standar buat menilai kemampuan anak. jadi yang selanjutnya.. Anak mencontek selain pemalas, ada gangguan belajar, porsi selanjutnya yang tidak kalah penting adalah tidak percaya diri. Seperti keterangan saya diatas, pas kuliah saya masih menyontek, mengengok jawaban teman meskipun tidak saya pakai jawabannya. Karena saya ga percaya diri. Saya yakin percaya diri bisa didapatkan jika masalah ganguan belajar sudah mendapatkan solusi. Dan anak selalu mendapat apresiasi atas berapapun pencapaiannya. It's Good saat anak dapat nilai bagus, tapi it's ok kalau sesekali ga perfect. Jangan dipelototin. Atau distrap. Apresiasi dan MotivasiSaya ingat sekali saat saya memutuskan berhenti mencontek di masa SMA itu. cawu pertama pas saya nyontek saya rangking 2 dikelas. trus pas saya berhenti nyontek, saya malah rangking 1. Trus, dulu saya dengar kakak kelas saya gini: saya kan hidup disekolah; pulang sekolah pramuka, karate, PKS, teman-teman karate saya rata-rata kakak kelas. jadi pas ngobrol-ngobrol nunggu waktu karate, ada kaka kelas saya nanya gini "ehh, kata Pak Guru A; dikelas 1-5 ada anak yang juara satu dikelas, padahal dia masuk sekolah ini di bangku cadangan; peringkat 5 dari bawah. Koq bisa. Beneran?. Siapa anaknya va" trus aku bengong "anaknya aku mas". Habis itu saya gak suka dengan Pak Guru itu dan anaknya. Saya bahkan ga mau masuk OSIS gara-gara ini juga. Jadi NEM saya SMP itu cuma 35. Rendah banget bahkan jauh dibawah teman-teman saya yang ga pernah dapat rangking di kelas. Saat SMP saya gada belajar, gada motivasi. Saat itu Bapak meninggal dan saya dirumah berdua dengan ibu, dengan segala kekurangan kami. udah gitu aja. Gada motivasi. mendafatar SMA pun dihari-hari terakhir pendaftaran, karena kakak saya pulang. Mungkin kalau ga ada kaka saya pulang, saya ga sekolah SMA saat itu. Semua orang punya alasan dibalik semua sikapnya. Harusnya sebagai Pak Guru tidak mencemeeh anak yang masuk peringkat 5 dari bawah yang menjadi juara kelas, didepan kelas. Tapi, itu masa lalu by the way. Saya suka di SMA 2 itu jadi juara kelas, setiap hari senin pas upacara diumumkan siapa juara satu dua tiga setiap kelas dan maju kedepan, dapat hadiah. Hadiahnya uang. Uangnya bisa buat saya bayar buku dan LKS satu caturwulan. Saat itu sangat berarti buat saya. Trus, saat kuliah juga sama, maju kedepan pas general stadium, dapat hadiah. Uang. hahaaha. Sayangnya pas semester terakhir hadiahnya bukan uang; tapi buku. Ganti uang aja hadiahnya Pak.. hahaha habis itu, hadiah bukunya tentang buku agama, kalau nda salah ingat satu buku tentang mengingat mati atau amalan mengingat mati. Ituuu hadiah bikin masalah dirumah. Dikira Ibu, saya belikan buku mengingat mati buat Ibu yang lagi sensian. haduuuhhh... Yaah sudahlah..
Bagi yang dulu sekolah, kuliah santai santai, materi berkecukupan, trus sekarang sukses, jadi pegawai, Alhamduliillah.. Allah baik sama anda. Kalau ada temannya yang dulu rajin pintar sekarang susah, ga sukses, dirumah aja atau apalah itu; bagusnya anda bantu.. bagi-bagi project kerjaan ke dia [bagi project ke saya juga bisa, tinggal DM]; kirimin paket makanan kek atau transfer donasi. Itu lebih membantu anda terlihat manusiawi dan membantu anda mensyukuri nikmat Allah. Bagi yang sudah berusaha keras saat sekolah dan kuliah, berjuang keras dalam hidup bahkan disaat yang lain masih belum tau rasanya berjuang; akan tetapi takdir berkata lain; bersabarlah. percayalah sama Allah. nikmati apa ketetapan yang Allah berikan buat kita. Bisa jadi ini adalah kesuksesan dan keberhasilan kita yang tidak terlihat oleh orang lain. Membesarkan anak-anak sendiri; merawat orang tua; berkerja seadanya tapi halal dkk dkk. Bersemangatlah.
0 Comments
Leave a Reply. |
Life, is the classroom
My_LifeMeans: My life in words "Formal Education will make you a living;
Self education will make you a fortune." "Happiness is not something you postpone for the future;
it is something you DESIGN for the present. for right NOW" You decide everyday to be happy by the choices you make every day. Archives
January 2025
Categories |
this page replacing my old blog page: https://mariacreativity.blogspot.com/
|
Site powered by Weebly. Managed by Exabytes - Indonesia