mariacreativity
  • Home
  • Kidsclopedia
  • BooksDiction
  • WorkLedge
  • Travelography
  • LifeCoaster
  • Contact
  • Home
  • Kidsclopedia
  • BooksDiction
  • WorkLedge
  • Travelography
  • LifeCoaster
  • Contact

Adab di atas Ilmu

7/3/2021

0 Comments

 
Adab diatas ilmu.
kalimat ini sering saya baca dan dengar, seiring dengan peningkatan jumlah anak saya yang sekolah, dan juga naik grade yang lebih tinggi sekolahnya. Alias mas Aidan yang masuk SD dan Nay yang masuk baby class. Kedua sekolah anak saya ini sering mendengungkan "adab dulu baru ilmu" dan beberapa kali sebelum masa Covid saya ikut kelas parenting dan seminar2 dari sekolah, dengan membahas mengenai ini. Kenapa begitu serupa? karena ternyata sekolah anak-anak saya ada merujuk pada sumber yang sama; Pak Munif Chatib; yang nanti akan saya rangkum buku-bukunya di postingan selanjutnya.
Kata suami saya, buku "Adab diatas ilmu" ini merupakan buku pertama karya Imam Nawawi; dan saya beli saat gramedia ada online fair. seketika beli 12 buku; dan baru satu ini saya baca sampai selesai; hahaha.. artinya menambah puanjaaaang deretan buku-buku [non novel] yang ingin saya tuliskan dalam blog saya ini.
wokeh kita mulai saja dengan bismillahirohmanirrohim

​Adab secara bahasa artinya menerapakan akhlak mulia. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan:
 
وَالْأَدَبُ اسْتِعْمَالُ مَا يُحْمَدُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَعَبَّرَ بَعْضُهُمْ عَنْهُ بِأَنَّهُ الْأَخْذُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ
 
“Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia” (Fathul Bari, 10/400).
​Lebih lanjut, Urgensi adab penuntut ilmu diantaranya adalah : Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab yang menolong mendapatkan ilmu
Abu Zakariya An Anbari rahimahullah mengatakan:
علم بلا أدب كنار بلا حطب، و أدب بلا علم كروح بلا جسد
“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh” (Adabul Imla’ wal Istimla’ [2], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [10]).
Yusuf bin Al Husain rahimahullah mengatakan:
بالأدب تفهم العلم
“Dengan adab, engkau akan memahami ilmu” (Iqtidhaul Ilmi Al ‘Amal [31], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17]).
 
Sehingga belajar ada sangat penting bagi orang yang mau menuntut ilmu syar’i. Oleh karena itulah Imam Malik rahimahullah mengatakan:
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Belajarlah adab sebelum belajar ilmu” (Hilyatul Auliya [6/330], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17])
Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab yang menolong berkahnya ilmu. Dengan adab dalam menuntut ilmu, maka ilmu menjadi berkah, yaitu ilmu terus bertambah dan mendatangkan manfaat.
ADAB DIATAS ILMU - Department of Management (gontor.ac.id)

Adab diatas Ilmu;
Tuntunan belajar mengajar yang barakah, by Imam Nawawi
Picture

​Melalui buku pertama karya Imam Nawawi ini, kita akan mengetahui lebih detail tentang keutamaan ilmu bagi para pencari ilmu, serta adab-adab atau etika yang mesti dipenuhi agar ilmu yang kita peroleh nantinya mendapat keberkahan.
Selain membahas keutamaan ilmu, dalam buku ini juga dipaparkan sederet hal yang sangat penting bagi para pencari ilmu.
Yakni adab atau etika yang harus dipenuhi.
Dalam belajar dan mengajar, ada adab-adab yang harus selalu diperhatikan dan diamalkan oleh setiap guru dan murid.
Tentang Keikhlasan, Kejujuran dan Keteguhan Niat
Umar bin Khathab Ra. meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:  
"Amal-amal itu hanya (diperhitungkan) tergantung niatnya dan bagi setiap orang hanyalah apa yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia maka ia akan mendapatkannya, atau karena seorang wanita maka ia akan menikahinya. Maka, hijrahnya kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya" [HR. Bukhari]

Abul abbas Abdullah bin Abbas Ra. berkata: "Seseorang akan mendapatkan balasan dari perbuatannya sesuai dengan kadar keikhlasan niatnya"

Imam Qusyairi berkata: "Kejujuran adalah pilar sebuah hal. dengannya, ia akan sempurna. didalamnya ada aturan-aturannya. Minimal, kejujuran itu adalah bersikap adil dalam menyembunyikan dan menginformasikannya"

"Ilmu akan mendatangkan kemuliaan, sementara kebodohan akan mengakibatkan kehinaan" 
​Ali bin Abi Thalib Ra.
Fadhilah Ilmu
Imam Syafi'i menegaskan bahwa mencari ilmu itu lebih utama daripada melakukan ibadah shalat sunnah. selain shalat 5 waktu, tidak ada kewajiban lain yang lebih utama untuk dilakukan kecuali menuntut ilmu. Barangsiapa menginginkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, ia harus berilmu. Manusia yang tidak mencintai ilmu, maka tidak ada kebaikan sama sekali dalam dirinya. Jauhilah orang yang tidak mencintai ilmu, sebab kalian tidak akan mendapatkan apa-apa darinya. Sebab, ilmu adalah kebijaksanaan dan tidak ada kebijaksanaan dalam diri orang yang tidak mencintai ilmu pengetahuan.
dengan demikian, orang yang mempelajari Al-Qur'an akan mulia akhlaknya, yang mempelajari ilmi fiqih akan kaya pengalamannya, yang mempelajari ilmu bahasa akan peka tabiatnya, orang yang mempelajari ilmu matematikan akan jitu daya nalarnya, orang yang mempelajari ilmu hadis akan kuat agrumentasi-argumentasi hukumnya. Oleh sebab itu mereka yang tidak bisa menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan dosa, maka ilmu-ilmu mereka tidak akan memberi manfaat apa-apa.

Imam Bukhari Ra. menukil sebuah ungkapan dari Ibnu Amir Ra.:
​"Belajarlah agar kalian tidak menjadi orang yang suka berprasangka" [orang berprasangka: perilaku yang tidak dilandasi keyakinan/menduga-duga; karena ia tidak memiliki ilmunya]

'Ridha Ilahi sebagai tujuan berilmu
Segala aktivitas keilmuan harus diorientasikan pada satu tujuan: semata-mata menngharap ridha Allah Swt.; bukan untuk mengharapkan kenikmatan dunia. Barangsiapa melakukan aktivitas keilmuan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian, kekayaan, kekuasaan, ketenaran, atau menantang debat disana sini, maka itu semua adalah perbuatan tercela.
Terkait orientasi ilmu adalah ridha Allah SWT., dan harus didasari dengan keikhlasan, Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadist dari Abu Hurairah Ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda:   
"Kelak dihari kiamata da dua golongan manusia yang akan diadili terlebih dahulu. Pertama, manusia yang merasa matinya dalam keadaan syahid. Ketika ia ditanya "apa yang telah engkau perbuat didunia?' Ia menjawab, 'Aku telah berjihad untuk Mu ya Allah, maka aku mati dalam keadaan syahid'. Allah berkata 'Kau dusta, sebab kau berjihad hanya karena ingin mendapatkan julukan sang pemberani. Dan, kau pun telah mendapatkan gelar itu. Kini, pergilah keneraka." Kedua, seseorang yang belajar ilmu dan mengajarkannya yang juga membaca Al Qur'an. Ketika ditanya "Apa yang kau perbuat sewaktu didunia?' Ia menjawab, Aku belajar tentang sebuah ilmu, dan aku telah mengajarkannya, akupun membaca al-Qur'an untuk Mu ya Allah.' Allah menjawab, 'Kau dusta. Kau belajar dan mengajar agar dijuluki sebagai orang yang alim. Sedangkan kau membaca Al Qur'an agar dikenal sebagai Qari (ahli membaca qur'an). Ahirnya kau pun telah mendapatkan julukan-julukan itu, kini pergilan ke neraka'."

Ali bin Abi Thalib Ra. menyatakan, "Wahai para pemilik ilmu, amalkanlah ilmu kalian. Sebab salah satu pertanda orang berilmu adalah ia yang beramal sesuai dengan ilmu yang dimilikinya."

Macam-Macam Ilmu
1. Ilmu Syar'i
1.1. Ilmu yang diwajibkan: ilmu yang hukumnya wajib dipelajari untuk diketahui.
1.1.1.  Ilmu wajib aini [fardhu Ain] : adalah ilmu yang hukum mempelajarinya harus dilakukan oleh setiap individu. sebab, jika setiap individu tidak memahami ilmu ini dengan baik, maka ia tidak bisa menjalankan segala kewajibannya dengan baik. Misalnya, mengetahui cara berwudhu yang benar, cara shalat yang benar.
1.1.2. Ilmu wajib kafa'i : Naah, jika dalam memahami ibadah itu masuk dalam bahasan fardhu ain, maka memahami masalah akidah, dalam hal ini besarta dalil dalilnya dalam ilmu kalam, itu hukumnya wajib kafa'i. Artinya, hukum mempelajari ilmu ini tidak diwajibkan atas setiap masing-masing orang islam.
1.2. ilmu yang dianjurkan [ An Nafal] : Ilmu-ilmu yang hukum mempelajarinya tidak sampai derajat ilmu yang diwajibkan. Misalnya, mempelajari ilmu tentang adal usul dalil, apalagi jika sampai memaksakan diri mempelajarinya melebihi mempelajari ilmu wajib kafa'i

2. Ilmu Ghairu Syar'i
2.1. Ilmu yang dilarang [Haram] : segala jenis iilmu yang hukum mempelajarinya sangat dilarang. Misalnya mempelajari ilmu sihir.
2.2. Ilmu yang tidak dianjurkan [Makruh] : segala jenis ilmu yang hendaknya dijauhi. Misalnya, tentang syair-syair yang dibawakan dengan disenandungkan, diiringi dengan alunan musik-musik dan digilai oleh para pengangguran.
2.3. Ilmu yang dibolehkan [Mubah] : mempelajari segala hal yang sejatinya tidak memiliki manfaat kebaikan, tidak juga mengakibatkan keburukan

Etika guru
Etika Personal Guru
Pertama, ketika seorang guru belajar, ia harus menjadikan ridha Allah SWT sebagai tujuan belajarnya. ia tidak boleh berniat untuk mencari kesenangana-kesenangan duniawi.
Kedua, seorang guru harus senantiasa berperilaku baik. Artinya, segala tindak tanduknya harus sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Ia harus hidup sederhana sehingga ia bisa menguasai dirinya agar tidak terpedaya dunia. Dengan demikian ia bisa menjadi seseorang yang dermawan, berakhlak mulia, berwajah ramah, optimis, serta dapat menjauihi hal-hal yang dapat merusak usaha belajarnya. Seorang guru juga harus mampu menjaga dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Ia juga harus memiliki sifat rendah hati, berkepribadian kalem, serta mampu menahan diri agar tidak tertawa terbahak-bahak, tidak juga banyak bercanda. Selain itu, seorang guru juga harus memperhatikan penampilannya agar tetap sesuai dengan ajaran-ajaran syariat, seperti memakai wewangian, menjaga kebersihan, bahkan merapikan rambut/jenggot.
Ketiga, seorang guru harus menjauhi sifat-sifat tercela. Seperti, suka mengancam, menghasut, pamer, atau bertingkah congkak dan sombong. Ia juga tidak diperkenankan menghina dan mempermalukan orang lain. Sebab semua ini merupakan penyakit yang bisa menjangkiti siapa saja. Oleh sebab itu, harus ada obat penawar untuk menyembuhkannya.
Untuk menghiangkan sifat iri dan dengki, seorang guru harus menyadari bahwa kelebihan yang dimilikiorang lain tersebut merupakan takdir dan kebijaksanaan yang diberikanolah Allah SWT. Dengan demikian, membenci sesuatu yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT merupakan perbuatan yang tidak terpuji.
Cara untuk menghilangkan sifat riya adalah dengan menyadari bahwa riya tersebut sejatinya tidak dapat menghasilkan apa-apa; tidak keuntungan, tidak juga kerugian bagi orang lain atau dirinya sendiri. Maka, sangat tidak pantas jika seorang guru bersussah payah menghabiskan waktu hanya untuk mendapat perhatian dari orang-orang sekelilingnya.
​​Sedangkan cara untuk menghilangkan sifat sombong adalah dengan menyadari bahwa ilmu yang dimiliki seseorang hanyalah merupakan titipan belaka dari Allah SWT. Kapansaja Allah SWT ingin mengambilnya kembali, maka itu sangat mudah bagi-Nya. 
Keempat, seorang guru harus senantiasa melanggengkan amalan-amalan dzikirnya, seperti membaca tasbih dan tahlil, serta doa-doa lainnya.
kelima, seorang guru harus menyadari bahwa segenap gerak dan diamnya, ucapan dan perilakunya, senantiasa diawasi oleh Allah SWT.
Keenam, seorang guru tidak boleh semena-mena menggunakan ilmunya. Ia juga tidak diperkenankan untuk mendatangi suatu tempat dan berbuat semena-mena dengan ilmunya.
ketujuh, seorang guru jika melakukan suatu pekerjaan yang awalnya boleh-boleh saja, namun didalamnnya mengandung hal-hal yang dimakruhkan atau bahkan diharamkan, maka ia harus menghindariya.
Etika guru dalam belajar
​Seorang guru hendaknya bersungguh-sungguh dalam setiap aktifitas keilmuannya. Agar ia bisa menjadi seorang mujtahid, maka ia harus tekun membaca, menggali hal-hal baru, serta melakukan penelitian-penelitian ilmiah, lantas membukukannya atau menuliskannya sebagai bentuk karya nyata.
Dalam belajar, seorang guru harus mengambil ilmu dari siapa saja. Artinyam perbedaan umur, nasab, ketenaran atau bahkan agama sekalipun, tidak boleh dijadikan penghalang dalam proses belajarnya.
"Seseorang akan terus bertambah ilmunya selagi ia masih ingin selalu belajar. Ketika ia enggan untuk belajar dan telah merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, maka ia adalah orang yang paling bodoh yang akan hidup dengan kebodohannya sendiri" - Said bin Jabir
Etika guru dalam mengajar
  1. Seorang guru ketika mengajar harus diniatkan  untuk mencari ridha Allah SWT
  2. dalam mengajar, hendaknya seorang guru tidak menghalangi siapapun untuk belajar, meskipun niat belajar mereka masih belum benar. Sebab, kebenaran niat dalam belajar masih bisa diupayakan seiring berjalannya waktu. Mungkin bagi para pelajar pemula masih sulit untuk ajeg dengan niat belajar yang sama. Hal tersebut bisa disebabkan mereka memang masih belum mampu; atau juga karena belum tau tentang kewajiban menjaga niat dalam belajar.
  3. seorang guru dalam mendidik para muridnya hendaknya secara bertahap dan disesuaikan dengan  kemampuan umurnya. Ini berfungsi sekaligus sebagai latihan agar bisa tetap beradab, agar mampu memilih mana hal yang bisa disampaikan [diajarkan] dan mana yang harus disimpan [tidak atau belum waktunya diajarkan]
  4. seorang guru harus cinta dengan ilmu yang akan diajarkannya
  5. seorang guru hendaknya peduli dengan keadaan murid-muridnya sebagaimana kepeduliannya terhadap dirinya sendiri dan anak-anak kandungnya sendiri.
  6. seorang guru hendaknya memberi kepada muridnya hal yang ia cinta, dan tidak memaksa mereka untuk mengerjakan hal yang tidak mereka sukai.
  7. seorang guru harus ramah ketika menyampaikan materi pelajaran, serta menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah agar dapat dipahami dengan baik oleh murid-muridnya.
  8. seorang guru tidak boleh menyembunyikan hal yang dia ketahui jika memang murid-muridnya membutuhkannya, dan mereka mampu menerimanya
  9. seorang guru tidak diperkenankan mengajarkan materi-materii yang masih belum bisa diterima murid-muridnya.
  10. seorang guru tidak boleh menyombongkan atau mengunggulkan dirinya sendiri atas guru-guru yang lain
  11. seorang guru harus semangat dan serius ketika mengajar
  12. seroang guru hendaknya mengabsen murid-muridnya, dan mencari tahu penyebab ketidak hadiran murid yang tidak hadir
  13. seorang guru hendaknya bersungguh-sungguh memberikan penjelasan kepada murid-muridnya dengan gaya bahasa yang mudah dipahami
  14. seorang guru harus mampu menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan hukum yang dibutuhkan oleh muridnya
  15. seorang guru harus menjelaskan macam-macam qiyas dan tingkatan-tingkatannya, serta tatacara menggali dalil dalil hukumnya 
  16. seorang guru juga harus menjelaskan batasan-batasan hukum dalam perintah dan larangan umum dan khusus, mujmal dan mubayyan, serta nasikh dan mansukh
  17. seorang guru hendaknya juga memberi pelajaran tentang beberapa nama yang terkenal dari para ulama dan menjelaskan istilah-istilah kebahasaan (linguistik) yang sering digunakan.
  18. sisi linguistik yang harus dijelaskan juga meliputi ilmu morfologi (sharaf)
  19. dalam mengajarkan point [17 & 18] seorang guru  harus melakukan secara bertahap, agar seiring berjalannya waktu sang murid dapat memahaminya
  20. seorang guru harus bisa memotivasi murid-muridnya agar senantiasa giat dan disiplin setiap saat, 
  21. dalam mengajar, sebelum beralih ke tahap belajar selanjutnya seorang guru hendaknya menanyakan perihal pelajaran yang telah lalu
  22. seorang guru hendaknya dapat merumuskan waktu yang tepat untuk mengajarkan pada murid-muridnya
  23. seorang guru harus dapat duduk dengan sopan dan tenang, jika dalam mengajar dalam posisi duduk
  24. seorang guru harus dapat menjaga kedua tangannya agar tidak terlalu banyak melakukan gerakan yang sia-sia
  25. seorang guru harus dapat memposisikan dimana dirinya berada saat mengajar dengan pas, agar dia bisa mengawasi dang berhadapan langsung dengan murid-muridnya
  26. sebelum memulai pelajaran hendaknya membaca ayat Al-Qur'an meskipun hanya satu ayat
  27. dalam menyampaikan pelajaran, seorang guru hendaknya menyampaikan pentingnya pelajaran yang akan dia jelaskan
  28. seorang guru hendaknya menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasinya dalam mengajar
  29. seorang guru hendaknya bijak mengenai lama waktu dia mengajarkan murid-muridnya
  30. ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar hendaknya luas
  31. seorang guru hendaknya mampu mengontrol kelasnya agar tidak gaduh dan tidak ricuh
  32. ketika seorang murid menanyakan sesuatu yang mencengangkan, seorang guru harus bisa menjaga agar murid-murid lainnya tidak mengolok-olok murid yang bertanya
  33. seorang yang berilmu sekalipun hendaknya tidak malu untuk berkata jujur ketika ia ditanya untuk sesuai hal yang belum dia ketahui

0 Comments



Leave a Reply.

    Maria Ulfah

    I do love reading a book.
    ​Sudah beberapa tahun saya seperti puasa membaca buku, sibuk dengan ini itu. 
    Mas Aidan sekarang sudah jauh lebih baik, jadi saya bisa baca-baca buku lagi dan meresensi.

    sebelumnya dan sampai saat ini, saya member dari komunitas emak-emak rajin membeli buku, baca kapan-kapan
    haha!


    Picture
    My 10 Books List
    List ini berisi 10 buku baru yang sudah ada dan menunggu di resensi.
    Saya sedang menchallenge diri sendiri, untuk setidaknya saya mempunyai 10 daftar buku untuk dibaca dan di resensi feeding dari page ini.
    Semangat!!
    1. Grit
    2. Atomic Habit
    3. How to win friends and influence people
    4. Cosmos
    5. The Intelligent Investor
    6.1001 Essays that will change the way you think
    7. The Black Swan
    8. 360 simple science experiment
    9. Elon Musk
    10. Semua ada saatnya

    Saya dan buku

    Picture
    Kalau saya suka baca buku, mungkin terbiasa dengan tidak sengaja. Baca buku, menulis, corat coret, berkebun, main sama anak-anak. Hommi banget, rumahan banget.. ga perlu banyak modal karena dirumah saja sudah menyenangkan buat saya siih.. haha
    Saya punya kelemahan dalam menghafal. Menghafal apapun, bahkan tanggal lahir anak saya sendiri saya butuh waktu hingga bantuan untuk ingat. dan Buat saya, Gramedia, membaca buku is my heaven on earth. segitunya..

    Picture

    Semua Anak Bintang

    Dalam kenyataannya, memang ada anak-anak yang dengan mudah kita kategorikan sebagai tidak cerdas, karena kita lebih melihat ketidakmampuan dibanding melihat kemampuannya.
    Dalam buku ini dan dalam seminar-seminarnya, Pak Munif Chatib ini mengajak agar guru dan orang tua memiliki satu pemahaman bahwa daftar panjang ketidakmampuan anak-anak tersebut dengan nama HAMBATAN, bukan TIDK CERDAS.

    Adab di atas Ilmu

    Picture
    ​Adab secara bahasa artinya menerapakan akhlak mulia. Dengan adab, engkau akan memahami ilmu.
    Sebagaimana Ali bin Abi Thalib pernah berkata bahwa:
    "Ilmu akan mendatangkan kemuliaan, sementara kebodohan akan mengakibatkan kehinaan" 

    Kalau saja setiap guru dan murid mengeri tentang hal ini, alangkah menyenangkannya proses belajar mengajar kita jalani.

    KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

    Picture
    Tulisan ini saya rangkum dari beberapa artikel online, yang setidaknya menambah wawasan saya bahwa KDRT itu salah. Sebagaimanapun Islam memandang kedudukan laki-laki lebih dari perempuan, tidak menjadi alasan KDRT wajar dilakukan oleh suami terhadap istrinya sendiri.

    Archives

    March 2023
    October 2022
    August 2022
    May 2022
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    July 2020
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    October 2018
    February 2010

    RSS Feed

this page replacing my old blog page: https://mariacreativity.blogspot.com/
Site powered by Weebly. Managed by Exabytes - Indonesia