mariacreativity
  • Home
  • Kidsclopedia
  • BooksDiction
  • WorkLedge
  • Travelography
  • LifeCoaster
  • Contact
  • Home
  • Kidsclopedia
  • BooksDiction
  • WorkLedge
  • Travelography
  • LifeCoaster
  • Contact

High Performance Habits

8/25/2022

0 Comments

 

High Performance Habits, by Brendon Burchard

Buku ini mengusik saya sepanjang hari, dan mengalihkan waktu saya dari kewajiban mengerjakan report jadi drafting ini blog. resume buku. 
Buku ini saya dengar dari channel podcast resensi "Kutubuku" yang saya subcribe, mengenai buku high performer, yang sedikit banyak mengingatkan saya saat saya menjalani proses rekrukment experienced hire nya Pertamina. Well, masih menunggu sih lolos atau tidaknya. Tapi "High Performance" ini adalah salah sata subject 'jualan' saya saat interview. Dan ternyata ada bukunya. Jadi, saya penasaran deh, apakah pengertian seorang "high performer" yang saya "jual" itu sama dengan pengertian high performer dalam buku ini.
Jadi, pada saat interview dengan HR session 1, salah satu jualan saya adalah fakta bahwa saya mengidentifikasi diri saya sendiri sebagai seorang yang "high performer"; dengan beberapa contoh fakta pendukung yang saya jelaskan lebih lanjut kepada interviewernya.
"Whatever you are, be a good one."
​__Abraham Lincoln
Picture

Buku ini terdiri dari 3 section utama, dan dari daftar isinya adalah sbb:
  • Introduction
  • Beyond Natural: The Quest for High Performance
  • SECTION 1: Personal Habits
  • HABIT 1: Seek Clarity
  • HABIT 2: Generate Energu
  • HABIT 3: Raise Necessity
  • SECTION 2: Social Habits
  • HABIT 4: Increase Productivity 
  • HABIT 5: Develop Influence
  • HABIT 6: Demonstrate Courage
  • SECTION THREE: Sustaining Success 
  • BEWARE THREE TRAPS
  • THE #1 THING
  • SUMMARY GUIDE

HABIT ONE : SEEK CLARITY

Bab ini mengulas tentang menemukan kejelasan dalam hidup Anda. Yaitu tentang bagaimana Anda berfikir tentang besok, dan apa yang Anda lakukan untuk tetap terhubung dengan apa yang penting di hariini.  Kebiasaan yang penting untuk mencari kejelasan hidup membantu seorang "high performers" tetap terlibat, berkembang. dan juga terpenuhi dalam jangka panjang.
​“Dream lofty dreams, and as you dream, so you shall become.
Your vision is the promise of what you shall one day be; your ideal is the prophecy of what you shall at last unveil.”
—James Allen​

1. Envision the Future Four [Self, Social, Skills, Service]

miliki visi dan secara konsisten buat tujuan yang jelas setiap harinya, bagaimana Anda akan berinteraksi dengan orang lain [Social], keahlian apa yang harus Anda kembangkan di masa depan [Skills], dan bagaimana Anda akan membuat perbedaan [Self] dan memberikan pelayanan yang berkualitas [Service]. dan jangan pernah memasuki situasi apapun tanpa memikirkan tenta 4 kategori ini 
​Self
Seorang "high performers"  memiliki kejelasan dengan tujuan mereka untuk diri sendiri, dunia sosial mereka, keterampilan mereka dan layanan yang mereka berikan pada orang lain.

Social
Seorang "high performers"  juga memiliki maksud yang jelas tentang bagaimana mereka ingin berinterkasi dan memperlakukan orang lain. Mereka memiliki kesadaran situasional dan kecerdasan sosial yang tinggi, yang akan membantu mereka berhasil dan memimpin. Mereka juga selalu memikirkan jawaban dari pertanyaan: “Bagaimana saya ingin orang lain mengingat saya di masa depan?”


Skills
Dalam keadaan yang penting, seorang 
"high performers"  mengetahui siapa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka ingin berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga memiliki kejelasan tentang keahlian yang mereka butuhkan untuk digunakan di masa depan mereka. Mereka akan memiliki jawaban saat Anda menanyakan "Apa tiga keahlian yang sedang Anda bangun sehingga Anda akan menjadi lebih sukses di masa depan?” Para high-performer memiliki kurikulum bagi diri mereka sendiri dan terlibat aktif dalam belajar dan berlatih untuk menguasai keahlian yang ingin mereka kuasai.

Service

Terkait layanan, seorang "high performers"  sangat memperdulikan dengan perbedaan yang dapat mereka buat bagi orang lain dan untuk masa depan secara umum. Mereka mampu menjawab pertanyaan: “Bagaimana saya dapat melayani orang lain dengan keunggulan dan menciptakan kontribusi luar biasa untuk dunia dan orang lain?”
​
When someone becomes disconnected from the future and their contribution to it, they underperform.

2. Determine the feeling you're after

“Don’t ask what the world needs. Ask what makes you come alive, and go do it.
Because what the world needs is people who have come alive.”
—Howard Thurman
Secara berkala, tanyakan pada diri Anda sendiri "Apa sih perasaan utama yang saya mau bawa dalam situasi ini, dan apa sih perasaan utama yang saya ingin dapatkan dari situasi ini". Jangan menunggu sampai emosi menguasai diri Anda; pilih dan kembangkan perasaan yang ingin Anda alami dan bagikan dalam hidup.
Seorang "high performers"  menunjukkan kecerdasan emosi yang tinggi. Dalam performanya, mereka dapat dengan tepat menjelaskan emosi mereka, tetapi yang lebih penting, mereka juga dapat mengkalibrasi maksud yang mereka ambil dari emosi tersebut dan menjelaskan perasaan yang mereka ingin tahan.   
My automatic emotions don’t have to be in charge.
My feelings are my own.
Emosi datang dan pergi. Mereka kebanyakan terjadi secara langsung, alami, dan fisik. Tetapi perasaan akan bertahan lama, dan sering kali merupakan hasil dari sebuah perenungan, yang dapat Anda kendalikan.
Kemarahan bisa menjadi sebuah emosi yang muncul, tetapi kepahitan—sebuah perasaan yang bertahan lama— seharusnya tidak menjadi sebuah kalimat yang tinggal bersama Anda seumur hidup.

Saat kita tidak mempedulikan bagaimana perasaan kita pada saat kita berada dalam sebuah masalah, maka kenegatifan dapat mulai menggerakkan emosi negatif, yang mana jika kita tidak dapat mengontrol maknanya, akan dapat membangkitkan perasaan negatif dalam jangka panjang, yang pada gilirannya menjadi panggung untuk sebuah kehidupan yang mengerikan.

Akan tetapi jika kita berusaha untuk menjalani hidup dengan semua emosinya dan kemudian memilih untuk mengontrol emosi, tenang, percaya diri, bahagia, kuat, dan penuh kasih melalui pasang surutnya kehidupan, maka kita telah mencapai sesuatu yang kuat. 


3. Define What’s Meaningful

“Unhappiness is not knowing what we want and killing ourselves to get it.”
—Don Herold
Tidak semua "achievement" itu penting, sehingga pencapaian bukanlah masalahnya— akan tetapi keselarasan. Perhatikan ke waktu dan proyek yang akan datang dan tentukan apa dapat memberikan Anda antusiasme, koneksi, dan kepuasan; kemudian luangkan lebih banyak waktu di sana. Selalu bertanya, "Bagaimana saya dapat membuat upayasaya ini bermakna secara pribadi bagi saya?"
​
"high performers" dapat melakukan hampir semua hal yang mereka tetapkan hati dan pikiran mereka. But not every mountain is worth the climb = tidak semua gunung layak untuk didaki; sebuah kata kiasan yang menunjukkan tidak semua tujuan yang ingin kita capai itu layak kita jalani dan akan membawa kita ke keberhasilan.  Yang membedakan "high performers" dari yang lain adalah mata kritis mereka dalam mencari tahu apa yang terjadi, untuk menjadi bermakna bagi hidup mereka. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu mereka melakukan hal-hal yang menurut mereka bermakna, dan ini membuat mereka bahagia.
Tetapi, apakah "makna" itu?
Ketika kebanyakan orang berbicara tentang memiliki "makna di tempat kerja," maka "high performers" biasanya mendiskusikan
(a) kenikmatan tugas-tugas pekerjaan,
(b) penyelarasan nilai-nilai pribadi dengan pekerjaan, dan
(c) pemenuhan dari hasil pekerjaan.

Apakah pendekatan makna bagi seorang "high performers" memiliki arti yang sama? 
[1] "high performers" menghubungkan antusiasme dengan makna. Ketika dipaksa untuk memilih di antara dua proyek, misalnya, banyak yang menyebutkan bahwa mereka akan melakukan yang paling membuat mereka antusias.
[2] "high performers" menghubungkan  koneksi dengan makna. Orang-orang yang menjadi terisolasi secara sosial = mereka telah kehilangan makna hidup. Hubungan sosial, terutama dengan orang-orang terdekat kita, adalah sumber makna dalam hidup mereka.
Yang unik tentang "high performers", adalah bahwa koneksi sering berkorelasi dengan makna, terutama di tempat kerja. Koneksi tentang kenyamanan kurang bermakna daripada koneksi tentang tantangan. Dengan kata lain, "high performers" merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki makna lebih ketika mereka berada pekerjaan yang menantang bagi mereka. Dalam kehidupan sehari-hari mereka juga, mereka menghargai berada di sekitar orang-orang yang menginspirasi dan mendorong mereka untuk tumbuh lebih; daripada katakanlah, berada dilingkungan orang-orang yang hanya menyenangkan atau umumnya baik.
​[3] Ketiga, "high performers" menghubungkan kepuasan dengan makna. Jika apa yang mereka lakukan menciptakan rasa kepuasan pribadi, mereka merasa bahwa hidup mereka lebih bermakna.  

Picture
[4] "high performers" mengatakan bahwa upaya mereka memiliki makna adalah dengan membuat mereka merasa bahwa hidup mereka "masuk akal." Psikolog ini sebagai menyebut koherensi.  Itu berarti bahwa kisah kehidupan Anda —atau tentang peristiwa-peristiwa baru-baru ini dalam kehidupan Anda —dapat dipahami oleh Anda ​dalam beberapa cara.
Picture

HABIT TWO : GENERATE ENERGY

​“The world belongs to the energetic.”
—Ralph Waldo Emerson
​1. Lepaskan ketegangan, Tetapkan niat. 
Gunakan transisi pada setiap kegiatan untuk memperbarui energi Anda. Lakukan dengan menutup mata, berlatih pernapasan dalam-dalam, dan lepaskan ketegangan di tubuh dan pikiran Anda. Cobalah untuk melakukan ini setidaknya sekali dalam setiap jam. Setelah ketegangan terangkat, tetapkan niat yang jelas untuk aktivitas Anda selanjutnya, buka mata, dan mulailah bekerja dengan fokus yang lebih bersemangat

2. BawaLah Kebahagiaan. 
Bertanggung jawablah atas energi yang Anda bawa dalam hari-hari dan setiap situasi dalam hidup Anda. Fokuskan untuk membawa kebahagiaan ke dalam kegiatan Anda. Antisipasi hasil positif dari tindakan Anda, tanyakan pada diri Anda pertanyaan yang akan menghasilkan emosi positif, atur pemicu untuk mengingatkan Anda untuk bersikap positif dan bersyukur, dan hargai hal-hal kecil dan orang-orang di sekitar Anda.

3. Optimalkan Kesehatan. 
Jika tuntutan hidup mengharuskan Anda untuk belajar dengan cepat, mengatasi stres, waspada, memperhatikan, mengingat hal-hal penting, dan menjaga suasana hati yang positif, maka Anda harus cukup tidur, olahraga, dan nutrisi. Konsultasilah dengan dokter dan profesional lainnya mengenai bagaimana caranya mengoptimalkan kesehatan Anda. Apabila sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan kesehatan Anda, Segera Lakukan!

HABIT THREE : RAISE NECESSITY

“Whatever I have tried to do in life, I have tried with all my heart to do it well; whatever I have devoted myself to, I have devoted myself to completely.”
—Charles Dickens
Picture

Internal Forces

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa Anda merasa bersalah ketika tidak menjadi versi terbaik dari diri Anda sendiri? Mungkin Anda percaya bahwa Anda adalah orang yang jujur tetapi merasa Anda terlalu sering berbohong. Anda menetapkan tujuan tetapi tidak menindaklanjutinya. Sebaliknya, pernahkah Anda memperhatikan betapa baiknya perasaan Anda ketika menjadi orang baik dan menindaklanjuti apa yang Anda katakan dan inginkan?
Perasaan frustrasi atau bahagia dengan kinerja Anda ​adalah kekuatan dari dalam [internal].

Secara alami, kita semua ingin melakukan pekerjaan dengan baik pada hal-hal yang penting bagi kita. Tetapi "high performers" bahkan lebih peduli tentang keunggulan, sehingga menempatkan lebih banyak upaya dalam kegiatan mereka daripada yang lain. Mereka memantau perilaku dan tujuan kinerja mereka lebih sering. ​"high performers" tidak hanya tahu bahwa mereka memiliki standar tinggi dan ingin unggul; mereka memeriksa beberapa kali sepanjang hari mereka untuk melihat apakah mereka memenuhi standar-standar itu. Pemantauan diri inilah yang membantu mereka maju.

​"high performers" tentu bisa bersikap lebih keras pada diri mereka sendiri jika mereka tidak merasakan pertumbuhan atau keunggulan dalam apa yang mereka lakukan. Tetapi ini tidak berarti mereka tidak bahagia atau berubah menjadi kasus stres neurotik yang selalu merasa bahwa mereka gagal. Jangan lupa data tentang Fakta bahwa seorang "high performers" lebih bahagia daripada rekan-rekan mereka, merasa bahwa mereka memiliki lebih sedikit stres daripada rekan-rekan mereka, dan merasa bahwa mereka membuat perbedaan yang lebih besar dan dihargai dengan baik untuk upaya tersebut. 
When you are passionate about what you do, people understand. When you are obsessed, they think you’re mad. That’s the difference!

External Forces

“You never know how strong you are until being strong is your only choice.”
—Bob Marley
​Kekuatan kebutuhan eksternal adalah faktor luar yang mendorong Anda​ untuk berkinerja baik. Beberapa psikolog mungkin hanya menggambarkan ini sebagai "tekanan."
"high performers" memandang kekuatan eksternal "positif" sebagai alasan kausal untuk peningkatan kinerja. Mereka ingin melakukan dengan baik untuk melayani tujuan yang mereka tanggap bermakna—yang berfungsi sebagai semacam tekanan positif. Bahkan kewajiban dan tenggat waktu yang sulit dipenuhi—yang tidak disukai banyak orang—dipandang sebagai peningkat kinerja yang positif.
Social Duty, Obligation, and Purpose
“Duty makes us do things well, but love makes us do them beautifully.” —Phillips Brooks

"High performers" sering merasa perlu untuk tampil baik karena rasa kewajiban kepada seseorang atau sesuatu di luar diri mereka sendiri. Seseorang mengandalkan mereka, atau mereka berusaha memenuhi janji atau tanggung jawab.


Real Deadlines
“Without a sense of urgency, desire loses its value.” —Jim Rohn

Tenggat waktu nyata adalah alat yang kurang dihargai dalam manajemen kinerja. Managemen lebih suka berbicara tentang tujuan dan timeline. Tetapi kinerja tinggi hanya terjadi ketika ada tenggat waktu yang nyata. Apa itu tenggat waktu "nyata"? Tenggat waktu "nyata"adalah tanggal yang jika tidak terpenuhi, akan ada konsekuensi negatif nyata yang terjadi, dan jika itu tercapai, akan membuahkan hasil.

​
KEEPING THE FIRE
Identity. Obsession. Duty. Deadlines.
Banyak orang benar-benar tidak menyukai tekanan—mereka benci merasakan tekanan apa pun. Mereka tidak menginginkan tekanan internal karena dapat menyebabkan kecemasan. Dan mereka tidak menginginkan tekanan eksternal karena dapat menyebabkan kecemasan dan kegagalan nyata. Namun, datanya jelas: Pemain berkinerja tinggi menyukai tekanan. Faktanya, mereka membutuhkannya. Ketika tekanan hilang, semangat mereka juga akan hilang.

HABIT FOUR : INCREASE PRODUCTIVITY

“Don’t think about making art, just get it done. Let everyone else decide if it’s good or bad, whether they love it or hate it. While they are deciding, make even more art.” —Andy Warhol
1. Increase the Outputs That Matter
“Nothing is less productive than to make more efficient what should not be done at all.” —Peter Drucker
​

​"high performers" telah menguasai seni output kualitas produktif (PQO = Prolific Quality Output). Mereka menghasilkan output yang lebih berkualitas tinggi daripada rekan-rekan mereka dalam jangka panjang, dan begitulah cara mereka menjadi lebih efektif, lebih dikenal, lebih diingat. Mereka mengarahkan perhatian dan upaya konsisten mereka ke arah PQO dan meminimalkan gangguan (termasuk peluang) yang akan mencuri mereka dari keahlian mereka.
​
2. Chart Your Five Moves. 
“I believe half the unhappiness in life comes from people being afraid to go straight at things.” —William Locke

Kebanyakan orang mencapai tingkat kesuksesan pertama mereka menggunakan kemampuan mereka untuk melakukan banyak tugas yang memiliki kualitas unggul. Tetapi dengan kesuksesan akan datang peluang baru. 
Tanyakan pada diri sendiri, "Jika hanya ada lima langkah besar untuk mewujudkan tujuan Anda, apakah itu?" Pikirkan setiap langkah besar sebagai sebuah ember besar kegiatan, sebuah proyek. Pisahkan proyek menjadi hasil, tenggat waktu, dan aktivitas. Setelah Anda jelas tentang hal-hal ini, masukkan ke dalam kalender, dan jadwalkan sebagian besar waktu Anda untuk mengerjakannya.

​3. Get Insanely Good at Key Skills (Progressive Mastery). 
“I believe the true road to preeminent success in any line is to make yourself master in that line.” —Andrew Carnegie

Untuk menjadi lebih produktif, menjadi lebih kompeten, Anda harus menguasai keterampilan utama yang dibutuhkan untuk menang di bidang minat utama Anda. Penguasaan keterampilan utama telah lama dikaitkan dengan produktivitas dan kinerja yang lebih baik di tingkat makro dan individu.

langkah-langkah menuju penguasaan progresif:
  1. Tentukan keterampilan yang ingin Anda kuasai.
  2. Tetapkan tujuan peregangan khusus di jalan Anda untuk mengembangkan keterampilan itu.
  3. Lampirkan tingkat emosi dan makna yang tinggi pada perjalanan dan hasil Anda .
  4. Identifikasi faktor-faktor penting untuk sukses, dan kembangkan kekuatan Anda di bidang-bidang tersebut (dan perbaiki kelemahan Anda dengan semangat yang sama).
  5. Kembangkan visualisasi yang dengan jelas membayangkan seperti apa kesuksesan dan kegagalan itu.
  6. Jadwalkan praktik menantang yang sudah dikembangkan oleh para ahli atau telah melalui pemikiran yang cermat.
  7. Ukur kemajuan Anda dan dapatkan umpan balik dari luar.
  8. Sosialisasikan pembelajaran dan upaya Anda dengan berlatih/bersaing dengan orang lain.
  9. Terus menetapkan tujuan tingkat yang lebih tinggi sehingga Anda terus meningkat.
  10. Ajari orang lain tentang apa yang Andapelajari.

HABIT FIVE : DEVELOP INFLUENCE

“Power is of two kinds: One is obtained by the fear of punishment and the other by acts of love.” —Mahatma Gandhi
  1. Teach People How to Think. 
  2. Challenge People to Grow. 
  3. Role Model the Way. 

HABIT SIX: DEMONSTRATE COURAGE

“Courage and perseverance have a magical talisman, before which difficulties disappear and obstacles vanish into air.” —John Quincy Adams

  1. Honor the Struggle. 
  2. Share Your Truth and Ambitions. 
  3. Find Someone to Fight For. 

Jadi, kinerja yang baik itu tidak hanya diperoleh oleh orang-orang tertentu saja, tetapi itu lebih kepada kumpulan kebiasaan-kebiasaan baik yang  dilakukan secara terus menerus pada diri seseorang.  Hal ini disebut dengan High Performance Habits. 
Happy reading!
0 Comments



Leave a Reply.

    Maria Ulfah

    I do love reading a book.
    ​Sudah beberapa tahun saya seperti puasa membaca buku, sibuk dengan ini itu. 
    Mas Aidan sekarang sudah jauh lebih baik, jadi saya bisa baca-baca buku lagi dan meresensi.

    sebelumnya dan sampai saat ini, saya member dari komunitas emak-emak rajin membeli buku, baca kapan-kapan
    haha!


    Picture
    My 10 Books List
    List ini berisi 10 buku baru yang sudah ada dan menunggu di resensi.
    Saya sedang menchallenge diri sendiri, untuk setidaknya saya mempunyai 10 daftar buku untuk dibaca dan di resensi feeding dari page ini.
    Semangat!!
    1. Grit
    2. Atomic Habit
    3. How to win friends and influence people
    4. Cosmos
    5. The Intelligent Investor
    6.1001 Essays that will change the way you think
    7. The Black Swan
    8. 360 simple science experiment
    9. Elon Musk
    10. Semua ada saatnya

    Saya dan buku

    Picture
    Kalau saya suka baca buku, mungkin terbiasa dengan tidak sengaja. Baca buku, menulis, corat coret, berkebun, main sama anak-anak. Hommi banget, rumahan banget.. ga perlu banyak modal karena dirumah saja sudah menyenangkan buat saya siih.. haha
    Saya punya kelemahan dalam menghafal. Menghafal apapun, bahkan tanggal lahir anak saya sendiri saya butuh waktu hingga bantuan untuk ingat. dan Buat saya, Gramedia, membaca buku is my heaven on earth. segitunya..

    Picture

    Semua Anak Bintang

    Dalam kenyataannya, memang ada anak-anak yang dengan mudah kita kategorikan sebagai tidak cerdas, karena kita lebih melihat ketidakmampuan dibanding melihat kemampuannya.
    Dalam buku ini dan dalam seminar-seminarnya, Pak Munif Chatib ini mengajak agar guru dan orang tua memiliki satu pemahaman bahwa daftar panjang ketidakmampuan anak-anak tersebut dengan nama HAMBATAN, bukan TIDK CERDAS.

    Adab di atas Ilmu

    Picture
    ​Adab secara bahasa artinya menerapakan akhlak mulia. Dengan adab, engkau akan memahami ilmu.
    Sebagaimana Ali bin Abi Thalib pernah berkata bahwa:
    "Ilmu akan mendatangkan kemuliaan, sementara kebodohan akan mengakibatkan kehinaan" 

    Kalau saja setiap guru dan murid mengeri tentang hal ini, alangkah menyenangkannya proses belajar mengajar kita jalani.

    KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

    Picture
    Tulisan ini saya rangkum dari beberapa artikel online, yang setidaknya menambah wawasan saya bahwa KDRT itu salah. Sebagaimanapun Islam memandang kedudukan laki-laki lebih dari perempuan, tidak menjadi alasan KDRT wajar dilakukan oleh suami terhadap istrinya sendiri.

    Archives

    March 2023
    October 2022
    August 2022
    May 2022
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    July 2020
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    October 2018
    February 2010

    RSS Feed

this page replacing my old blog page: https://mariacreativity.blogspot.com/
Site powered by Weebly. Managed by Exabytes - Indonesia