Siang hari di Balikpapan Hariini adalah ke-6 saya berada di Balikpapan, untuk keperluan "on the job training". Disini saya ingin menuliskan pengalaman saya saat melakukan training sea survival. Training ini diwajibkan bagi saya sebagai persyaratan bekerja di tempat penugasan baru saya, field lawe-lawe. Beruntungnya saya, training saya digabung dengan HUET & Sea survival training yang sudah ada 4 pesertanya. Jedinya kami sekelas ber-5, dengan saya juga jadi ikut membahas dan mendengarkan paparan materi mengenai HUET. Training ini membuat saya agak takut-takut tapi penasaran. Penasaran, tapi takut karena ga pandai berenang dan takut dengan air dingin. Bayanginnya aja udah membuat saya bergidik.. Tadinya saya dijadwalkan training hari Kamis, trus pas sampai hotel di senin sore, dapat info kalau trainingnya maju hari selasa, wuuiih.. makin deg deg seer.. hahaha Sebenarnya saya tidak ikut HUET training, tapi digabung kelasnya, jadi saya dapat pengetahuan juga tentang HUET secara teori, tapi tidak ikut prakteknya. Training sea survival ini terdiri dari 4 jam teori dan sekitar 3 jam an praktek. Teori saya tuliskan dibagian paling akhir, karena biasanya lebih suka visual foto by foto daripada membaca tinjauan teori panjang kali lebar Buat saya yang alergi dingin, saya sempat takut pas tau mesti training di kolam renang. Pastilah dingin banget dan saya hampir tidak pernah membasahi kepala dan rambut dengan air dingin, karena bakalan auto sakit kepala dan meriang. jadi pikir..pikir.. pikir.. Tapi training nya seru, apalgi pas waktunya praktek. Karena prakteknya disiang hari, jadi airnya hangat, dan saya sukaaa.. wkwkkwk.. Di training ini, surprisingly, Anda ga diharuskan pandai berenang. Malahan kadang kepandaian berenang itu menjadi faktor penyulit saat berada dalam kondisi emergency di dalam air. Logikanya, Anda perlu tahu bagaimana caranya bertahan hidup didalam air, hingga datang bantuan. Jika Anda berenang kesana kemari ditengah lautan luas, Anda bisa kehabisan energi, dan bisa mengundan Makhluk lain/binatang dari dalam laut. Training ini mengajari kami cara bertahan didalam air, baik kondisi sendirian, ataupun dalam team [beberapa orang]. Kami belajar juga bagaimana cara hemat energi saat berada dalam air, bagaimana membantu teman yang cideram bagaimana melakukan penyelamatan, dan yang seru buat saya adalah bagaimana cara melompat dari kapal ke laut untuk menyelamatkan diri. wuiih.. deg-deg an banget. Kami juga diajari peralatan2 dan bahan2 emergency yang ada di setiap kapal/perahu dan bagaimana cara menggunakannya. Sea SurvivalAir menutupi sekitar 75% permukaan bumi, dengan sekitar 70% merupakan laut dan lautan. Tidak dapat dihindari bahwa ada kalanya anda akan melintasi hamparan air yang luas, dan akan selalu ada kemungkinan bahwa pesawat atau kapal yang Anda tumpangi akan menghadapi kondisi bahaya seperti badai, tabrakan, kebakaran, atau bahkan perang. Sea survival atau bertahan hidup di laut bisa jadi merupakan situasi bertahan hidup yang paling sulit. Kelangsungan hidup jangka pendek dan panjang Anda tergantung pada ransum, peralatan yang tersedia, dan tentu saja kecerdikan Anda. Anda harus banyak akal untuk dapat bertahan hidup di lautan. Sebagai orang yang selamat (survivor) di lautan lepas, Anda akan menghadapi ombak dan angin, mungkin juga menghadapi panas atau dingin yang ekstrem. Untuk menjaga bahaya lingkungan ini agar tidak menjadi masalah serius, maka perlu diambil tindakan pencegahan sesegera mungkin. Juga perlu digunakan sumber daya yang tersedia untuk melindungi Anda dari unsur-unsur alam dan dari suhu panas, dingin atau kelembaban yang ekstrim. Selain melindungi diri dari elemen alam, Anda juga harus bisa mendapatkan air minum dan makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang dapat mencegah masalah fisik dan psikologis yang serius. Anda juga harus tahu cara mengobati masalah kesehatan yang mungkin timbul. Jadi, kelangsungan hidup Anda dilautan tergantung pada:
Jatuh di lautanApabila pesawat Anda jatuh dilaut, lakukan tindakan berikut:
Untuk semua kasus, penyelamat [Rescuer] memakai pemelihara kehidupan. Seorang Rescuer tidak boleh meremehkan kekuatan orang yang dilanda kepanikan di dalam air. Pendekatan yang cermat dapat mencegah cedera bagi Rescuer. Ketika Rescuer mendekati penyintas [Survivor] dalam kesulitan dari belakang, ada sedikit bahaya yang akan ditendang, dicakar, atau ditangkap oleh Survivor. Rescuer berenang ke titik tepat di belakang yang selamat dan menggenggam tali belakang pemelihara. Rescuer menggunakan gaya samping untuk menyeret yang selamat ke rakit. Jika Anda berada di dalam air, pergilah ke rakit. Jika tidak ada rakit yang tersedia, cobalah untuk menemukan sepotong besar puing-puing mengambang untuk melekat. Rileks; Seseorang yang tahu cara bersantai di air laut berada dalam bahaya tenggelam yang sangat kecil. Daya apung alami tubuh akan menjaga setidaknya bagian atas kepala di atas air, tetapi beberapa gerakan diperlukan untuk menjaga wajah di atas air. Mengambang di punggung Anda membutuhkan energi paling sedikit. Berbaring telentang di dalam air, rentangkan lengan dan kaki Anda, dan lengkungkan punggung Anda. Dengan mengontrol pernapasan Anda masuk dan keluar, wajah Anda akan selalu keluar dari air dan Anda bahkan mungkin tidur dalam posisi ini untuk waktu yang singkat. Kepala Anda akan terendam sebagian, tetapi wajah Anda akan berada di atas air. Jika Anda tidak dapat mengapung di punggung Anda atau jika laut terlalu kasar, mengapung menghadap ke bawah di dalam air. the best swimming strokes during a survival situationBerikut ini adalah pukulan renang terbaik selama situasi bertahan hidup:
Survival in an area where surface oil is burningJika Anda berada di area di mana minyak permukaan terbakar:
Survival when you are in a raftJika Anda berada di rakit [raft]:
Survival in a cold weather considerationJika Anda berada di iklim dingin: Perlindungan terbaik Anda terhadap efek air dingin adalah masuk ke rakit penyelamat, tetap kering, dan mengisolasi tubuh Anda dari permukaan dingin bagian bawah rakit. Jika tindakan ini tidak memungkinkan, mengenakan setelan antiexposure akan sangat memperpanjang harapan hidup Anda. Ingat, jauhkan kepala dan leher Anda dari air dan terisolasi dengan baik dari efek air dingin ketika suhu di bawah 19 derajat C (66 derajat F). Mengenakan pemelihara kehidupan meningkatkan waktu bertahan hidup yang diprediksi karena posisi tubuh di dalam air meningkatkan peluang untuk bertahan hidup. Survival in a hot weather considerationJika Anda berada di iklim panas: Perlindungan terbaik Anda terhadap efek air dingin adalah masuk ke rakit penyelamat, tetap kering, dan mengisolasi tubuh Anda dari permukaan dingin bagian bawah rakit. Jika tindakan ini tidak memungkinkan, mengenakan setelan antiexposure akan sangat memperpanjang harapan hidup Anda. Ingat, jauhkan kepala dan leher Anda dari air dan terisolasi dengan baik dari efek air dingin ketika suhu di bawah 19 derajat C (66 derajat F). Mengenakan pemelihara kehidupan meningkatkan waktu bertahan hidup yang diprediksi karena posisi tubuh di dalam air meningkatkan peluang untuk bertahan hidup. Raft ProceduresSebelum menaiki rakit apa pun, lepaskan dan tambatkan (tempelkan) pemelihara hidup Anda pada diri Anda sendiri atau pada rakit. Pastikan tidak terdapat benda logam atau benda tajam lain pada pakaian atau peralatan Anda yang dapat merusak rakit. Setelah menaiki rakit, kenakan kembali pemelihara hidup Anda. Untuk semua rakit, ingat lima "A", yaitu lima hal pertama yang harus Anda lakukan jika Anda adalah orang pertama yang masuk ke dalam rakit:
Kebutuhan untuk bertahan hidupAirAir merupakan kebutuhan yang paling penting bagi Anda. Hanya dengan air, Anda dapat hidup bertahan hingga 10 hari atau lebih, tergantung dari keinginan Anda untuk hidup. Saat meminum air, basahi bibir, lidah dan tenggorokan anda sebelum menelan.. Masuk bulan ke-3 saya bekerja di Lawe-Lawe, 2x PP naik jetty dari pelabuhan, seringkali melayangkan ingatan saya ke masa lalu. belasan tahun lalu, 2010 saya mendapatkan tugas dinas luar kota saya yang pertama kali ke Bintuni, Papua, site nya BP Tanggauh. Saya tidak dibekali training Basic Sea Survival saat itu, dan nekat berangkat saja. Penugasan kedua saya ke Balikpapan dan Samarinda, dari sungai Mahakam ke Muara Jawa, naik speed bolar double engine ke tengah lautan selama 2 jam, untuk naik ke kapal tongkang, witness loading batubara. Saya naik ke kapal tongkang dengan menggunakan personal crane. Dan saya tidak ada dibekali basic sea survival, bahkan safety induction saja tidak. Lah saya kan orang QHSE nya.. hahahaa Dan akhirnya dapat saya simpulkan sekali lagi, sebagai penguatan, kalau saya ini dari dulu memang orangnya nekat bin pasrah. asal jebrat jebret dijalanin aja, makin senang dapat challenge, dapat peluang belajar hal baru, meskipun belum tahu apa-apa. Adios! Reference:
Training material, Basic Sea Survival, Global Saftindo, Balikpapan, 2022 The complete guide to sea survival - how to survive in the open sea. - Wilderness Arena Survival
0 Comments
|
WorkLedge
|
this page replacing my old blog page: https://mariacreativity.blogspot.com/
|
Site powered by Weebly. Managed by Exabytes - Indonesia