mariacreativity
  • Home
  • Kidsclopedia
  • BooksDiction
  • WorkLedge
  • Travelography
  • LifeCoaster
  • Contact
  • Home
  • Kidsclopedia
  • BooksDiction
  • WorkLedge
  • Travelography
  • LifeCoaster
  • Contact

Basic Fire Fighting Training

3/6/2023

0 Comments

 
Tulisan kali ini adalah mengenai training basic firefighting yang kami lakukan dalam rangka memeriahkan bulan K3 Nasional, ya kegiatan rutin setiap tahun. Bulan ini juga ada kejadian kebakaran besar yang terjadi di Jakarta dan Pekanbaru juga. Tanggal 5 Maret 2023, saat kami sedang jalan keliling kota di hari minggu pagi, terlihat kepulan asap hitam membumbung tinggi, dan ternyata Mall Pelayanan Satu pintu Pekanbaru terbakar, malah sepertinya disitu baru ada acara, karena persis dihalaman yang banyak kursi2 dan remaja berbaju seragam berkumpul dipinggir jalan. Waah seram sekali, macet dan api sebesar itu, pagi-pagi disaan Sunday Morning... Tapi syukurnya sih beberapa jam kemudian pas kami pulang jalan-jalan api sepertinya sudah padam, sudah tidak lagi terlihat kepulan asap.
Picture
12 tahun yang lalu, kerja saya ngasih training basic firefighting yang teori, dan prakteknya nanti sm tim security. dan setelah 12 tahun saya kembali bersinggungan dengan training ini, tapi lebih menjadi fasilitator saja sih, sama seksi dokumentasi. Trainer teori dan praktek dihandle oleh tim FERT [Fire Emergency Response Team] nya Terminal lawe-Lawe.  Training ini dibagi menjadi 2 sesi, sesi teori dan sesi praktek. Praktek nya dengan latihan pemadaman api kecil dengan APAR dan dengan hydran. Saya sempat cobain pakai hydran, tapi pas api nya udah mati. hahaha...

Keamanan Terhadap Kebakaran

​Ketika terjadi kebakaran, pertimbangan pertama adalah keamanan untuk jiwa manusia. Banyak penelitian yang dilakukan untuk menemukan cara yang paling efektif untuk evakuasi yang aman dan cepat dari segala jenis kebakaran. Ukuran nyata dari masalah kebakaran adalah kerugian yang dihasilkannya. Kerugian tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
  1. Tingkat Kematian
  2. Tingkat Keparahan (cedera)
  3. Kematian petugas pemadam kebakaran
  4. Petugas pemadam kebakaran yang cedera
  5. Kerugian langsung
  6. Kerugian tidak langsung
  7. Biaya perlindungan terhadap kebakaran
Beberapa fakta umum yang harus dipikirkan ketika memperhatikan keamanan terhadap kebakaran:
  1. Tidak ada fasilitas yang benar-benar tahan api. Hampir semua fasilitas dapat terbakar.
  2. Panas ditransmisikan dengan konveksi, konduksi, dan radiasi.
  3. Api akan menyebar di gedung secara horizontal dan vertikal.
  4. Penyebaran panas, asap, dan gas beracunmerupakan bahaya tunggal terbesar terhadapnyawa dan selalu menyertai penyebaran api.
  5. Isi dari fasilitas lebih sering menjadi sumber kebakaran dibandingkan struktur fisik fasilitasnya.
  6. Waktu yang dibutuhkan dari awal pembakaran hingga menjadi kebakaran yang merusak  sangatlah singkat.
  7. Perencanaan untuk tindakan perlindungan dan pencegahan terhadap kebakaran sangat penting.
  8. Sistem keamanan nyawa total tak akan dapat dicapai.
  9. Setiap fasilitas harus memiliki prosedur yang jelas untuk memastikan tindakan yang tepat dari seluruh staf saat terjadi kebakaran.

Pengenalan Terjadinya API

Api merupakan reaksi kimia yang cepat dan awet yang melepaskan panas, cahaya, dan produk kimia. Reaksi kimia dari bahan yang dapat terbakar dan oksigen atau yang lebih dikenal sebagai oksidasi ini bersifat eksotermis.
Picture
Proses pembakaran dapat dijelaskan dengan model SEGITIGA API. Menurut teori ini Nyala api akan muncul jika terdapat tiga unsur pokok yaitu adanya bahan yang bisa terbakar, oksigen (O2) dengan jumlah minimal 15 % dan panas yang cukup. Jika salah satu dari tiga unsur tersebut tidak berada pada keseimbangan yang cukup, maka api tidak akan terjadi.
​Model ini kemudian dikembangkan lagi menjadi model TETRAHEDRON. Konsep ini merupakan hasil pengembangan dari teori segitiga api dengan dilakukan penambahan satu unsur baru yaitu reaksi berantai (chain reaction), sehingga dinamakan menjadi tetrahedron api. Reaksi rantai berpengaruh pada pembakaran karena terjadinya reaksi kimia atau fisika yang timbul akibat tersulutnya sebuah nyala api.
Picture

Pencegahan Kebakaran

Pencegahan timbulnya api dapat dilakukan dengan mencegah kombinasi bahan bakar, sumber panas / sumber pemantik, dan oksigen dengan menghilangkan salah satu unsur dari ke tiga unsur segi tiga api tersebut.
Penghilangan Sumber Oksigen.
Bejana, kontainer, perpipaan, atau tangki bahan bakar sebelum diisi oleh bahan bakar (gas hidrokarbon) dibersihkan dari kadar oksigennya dengan cara mendorongnya dengan gas inert (gas yang tidak bisa bereaksi) yang disebut “purging”.
Purging menghindari terjadinya kontak antara hidrokarbon dengan udara. Gas inert yang digunakan adalah gas nitrogen (N2) atau karbondioksida (CO2).  Gas inert ini mendorong gas oksigen (sekitar 20%  bagian dari udara) keluar dari bejana, kontainer, atau  perpipaan sehingga diperoleh unsur oksigen yang tidak cukup untuk terjadinya reaksi pembakaran yang disebut kadar minimum oksigen untuk pembakaran.
 
Peghilangan Sumber Api.
Sumber api dihilangkan dengan melarang merokok, penggunaan alat yang dapat menimbulkan api terbuka seperti las, atau alat yang berpotensi menimbulkan percikan api seperti gerinda, mesin bor, chipping gun, blasting, alat pemotong (power saw), instrumen yang dapat menimbulkan percikan api (Non-Explosion Proof, non-IS / non-Intrinsically Safe type) pada daerah berklasifikasi bahaya bahan  bakar (Classified area/combustible area). API (American Petroleum Institute) RP 500, RP 505, IP 15, dan NFPA 70 merekomendasikan cara-cara menentukan daerah berklasifikasi bahaya kebakaran.
 
Dengan adanya klasifikasi area berbahaya ini di lingkungan pabrik dan pematuhan atas ketentuan atau persyaratan bekerja dengan peralatan listrik,  pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan api (hot work) diharapkan dapat memisahkan antara unsur pemantikan (sumber api) dan sumber bahan bakar.  

Penghilangan / Penahanan Sumber Bahan Bakar
Sebaik-baiknya pencegahan kebakaran adalah dengan menghilangkan sumber bahan bakar.
​Namun, hal ini sering tidak sesuai dengan kondisi bisnis perusahaan minyak dan gas bumi yang memang berinteraksi dengan bahan bakar

Pengendalian dan Perlindungan dari kebakaran 

​Sistem pengendalian dan perlindungan dari n kebakaran dibutuhkan ketika usaha pencegahan  kebakaran tidak tercapai. Tujuan dari system pengendalian dan perlindungan kebakaran adalah untuk meminimalisasi akibat dari kebakaran sehingga  kerugian (jiwa manusia, aset perusahaan, dan lingkungan hidup) tidak menjadi besar dimulai dari pengendalian api sehingga tidak menjalar lebih jauh hingga ke pemadaman kebakaran.
Sistem ini terdiri dari beberapa tingkatan yang menunjukkan tingkat kesulitan pengendalian kebakaran tersebut.  Setiap tingkatan  dalam pohon keputusan pengendalian kebakaran menyediakan pilihan yang dapat digunakan untuk mengendalikan kebakaran di suatu kondisi.
Picture
Level 1 – Pengendalian Bahan Bakar
Jika bahan bakar terkendali, serta proses pembakaran terkendali pula maka potensi terjadinya kebakaran akan dapat diminimalisasi. Misalnya dengan pengendalian sifat bahan bakar, mengendalikan jumlah bahan bakar yang ada dan mengatur  distribusinya.
Level 2 – Pengendalian Lingkungan
Level ini ditargetkan untuk mengendalikan proses pembakaran dari lingkungan tempat bahan bakar berada, seperti mengendalikan sifat fisik lingkungan dan mengendalikan komposisi kimiawi lingkungan.
Contohnya adalah pemilihan pelapis interior dari suatu bangunan dan menjadikan tangki penyimpanan tidak reaktif.
Level 3 – Penghentian api secara otomatis
Penghentian api secara otomatis merupakan cara yang paling dapat dihandalkan dari level-level pengendalian kebakaran lainnya. Agar efektif, system ini harus dirancang dan dipasang dengan benar, selalu dilakukan inspeksi dan dirawat, serta dites secara berkala.
Level 4 – Konstruksi dengan deteksi otomatis
Pengendalian kebakaran dapat juga dilakukan dengan penggunaan bahan dan teknik konstruksi yang sesuai. Intinya adalah menjaga api berada dalam ruang yang tertutup. Jika terdapat deteksi  otomatis, api akan terdeteksi pada tahap awalnya.
Cara ini meliputi pula pemilihan bahan konstruksi yang tidak akan meningkatkan beban api (fire load) pada konstruksi, penggunaan bahan yang tahan api, membatasi penyebaran api, mengurung api, pemisahan, dinding api (firewall) dan penghalang (barrier), membatasi bukaan atau penetrasi dan venting.
Level 5 – Konstruksi tanpa deteksi otomatis
Pada level tanpa deteksi api otomatis ini, api menjadi terus semakin besar sampai ada orang yang berada  di dalam atau dari luar fasilitas yang menyadarinya.  Tentunya ini akan membiarkan api untuk menjadi sangat besar sebelum akhirnya terdeteksi sehingga akan membutuhkan upaya penghentian yang lebih.
Level 6 – Penghentian kebakaran secara manual dengan regu pemadam kebakaran
Jika kebakaran ditemukan sedini mungkin, orang yang berada di fasilitas tersebut dapat menggunakan alat pemadam kebakaran atau cara lain yang tersedia untuk mengendalikan api. Kemampuan orang itu untuk mengendalikan api secara alamiah bergantung pada  kemampuan individu, pelatihan tentang prosedur pemadaman yang benar, dan ketersediaan peralatan pemadam kebakaran.
​Legislasi mensyaratkan pengadaan pelatihan untuk regu pemadam dan/atau pekerja yang diharapkan dapat turut memadamkan api di tempat kerja mereka. Pada beberapa fasilitas,  perusahaan mengharapkan seluruh pekerja di dalam fasilitas tersebut mampu menggunakan alat pemadam kebakaran untuk mengendalikan api pada tahap awal. OSHA mensyaratkan bahwa pekerja tersebut harus terdidik dengan baik sehingga memenuhi persyaratan.
Level 7 – Penghentian kebakaran manual dengan bantuan dinas pemadam kebakaran
Level ini merupakan level terakhir dari system pengendalian kebakaran. Penghentian kebakaran secara manual sama halnya dengan bertaruh dan penuh resiko. Pada waktu api mencapai level ini, seluruh level sistem pengendalian kebakaran telah gagal. Oleh karena itu, tidaklah pada tempatnya untuk mengharapkan tim dari dinas pemadam kebakaran dengan pengetahuan dan kemampuan yang belum tentu sesuai untuk dapat dengan segera  untuk memadamkan kebakaran industri.

Trus, apa sih requirements / persyaratan yang harus di cek?

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tanggal 30 Desember 2008 mengatur tentang Pesyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada bangunan Gedung dan Lingkungan, buat saya pribadi, Peraturan ini sih udah oke banget lah, tinggal perlu diikuti apalagi untuk bangunan dgedung dan lingkungannya. Untuk oil dan gas, sepertinya masih perlu dispesifikan lagi, dan saya masih search dan studi literature untuk persyaratan fire di oil and gas. next kalau sudah siap materinya saya publish juga dimari.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang Pesyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada bangunan Gedung dan Lingkungan, maka, ada 9 pesyaratan teknis sistem proteksikebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan, yang meliputi: 
  1. Ketentuan Umum
  2. Akses dan pasokan air untuk pemadamam kebakaran
  3. Sarana penyelamatan 
  4. Sistem Proteksi Kebakaran pasif
  5. Sistem Proteksi Kebakaran Aktif 
  6. Utilitas bangunan gedung 
  7. Pencegahan kebakaran pada bangunan gedung , dan
  8. Pengawan dan pengendalian 
Buat yang ga percaya, karena terkadang regulasi memang mencakup hal generik saja, maka setidaknya berikut ini adalah isi dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tanggal 30 Desember 2008 , yang bisa jadi bisa membantu teman-teman dalam merencanakan dan menginspeksi sistem proteksi kebakaran di lokasi masing-masing

​Ketentuan Umum

  1. Pengertian 
  2. Maksud dan Tujuan 
  3. Ruang Lingkup

Akses dan pasokan air untuk pemadamam kebakaran

  1. Umum
  2. Lingkungan bangunan gedung 
  3. Akses Petugas Pemadam Kebakaran ke Lingkungan
  4. Akses Patugas pemadam Kbakaran ke bangunan gedung 

​Sarana penyelamatan 

  1. Tujuan 
  2. Fungsi 
  3. Persyaratan Kinerja
  4. Akses Exit koridor
  5. Exit
  6. Keandalan jalan keluar
  7. Pintu
  8. Ruang terlindung dan proteksi tangga
  9. Jalur terusan exit
  10. Kapasitas saranan jalan keluar
  11. Pengukuran jarak tempuh ke exit
  12. Jumlah sarana jalan keluar
  13. Susunan sarana jalan keluar
  14. Exit pelepasan 
  15. Iluminasi sarana jalan keluar
  16. Pencahayaan darurat
  17. Penandaan sarana jalan keluar
  18. Sarana penyelamatan sekunder

Sistem Proteksi Kebakaran pasif

  1. Umum
  2. Konstruksi 
  3. Pasangan konstruksi tahan api 
  4. Pintu dan jendela tahan api
  5. Bahan pelapis interior
  6. Kelengkapan, perabot, dekorasi, dan abahan pelapis yang diberi perlakuan 
  7. Penghalang api
  8. Partisi penghalang asap
  9. Penghalang asap
  10. Atrium

​Sistem Proteksi Kebakaran Aktif

  1. Umum
  2. Sistem pipa tegak
  3. Sistem sprinkler otomatik
  4. Pompa pemadam kebakaran
  5. Penyediaan air
  6. Alat pemadam Api Ringan [Pportable]
  7. Sistem deteksi dan alarm kebakaran,d an sistem komunikasi 
  8. Ventikasi mekanik dan sistem pengendalian asap

Utilitas bangunan dan gedung 

  1. Listrik
  2. Pemanas, Ventilasi dan pengkondisian udara
  3. Lift
  4. Instalaasi bahan bakar gas
  5. Alat pemanas rumah tangga
  6. Corong sampah, insenerator dan corong laundri
  7. Generator stasioner dan sistem daya siaga
  8. Pusat pengendalian asap
  9. Pusat pengendal.i kebakaran
  10. Sistem proteksi petir
  11. Pemeliharaan sistem proteksi petir 
  12. Inspeksi sistem proteksi petir (SPP)

Pencegahan Kebakaran pada bangunan gedung 

  1. Umum
  2. Tata graha keselamatan kebakaran [Fire Safety Housekeeping]
  3. Sarana jalan keluar
  4. Inspeksi, Uji cobam dan pemeliharaan sistem proteksi kebakaran

Pengelolaan Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung 

  1. Umum
  2. Tanggung Jawab pemilik/ Penghuni
  3. Penghunian 
  4. Pemeliharaan, pemeriksaan dan Pengujian 
  5. Evakuasi bangunan
  6. Latihan kebakaran
  7. Laporan kebakakaran dan darurat lain 
  8. Perusakan terhadap peral;atan keselamatan kebakaran
  9. Perencanaan darurat
  10. Merokok
  11. Pemadaman
  12. Penandaan sistem proteksi kebakaran
  13. Bangunan dan tempat kosong 
  14. Bahan-bahan mudah terbakar

Pengawasan dan pengendalian 

  1. Umum
  2. Pengawasan dan Pengendalian Tahap perencanaan
  3. Pengawasan dan Pengendalian Tahap Pelaksanaan
  4. Pengawasan dan Pengendalian Tahap Pemanfaatan/Pemeliharaan
  5. Jaminan keandalan sistem dan pengujian api
  6. Pengujian api
Buat yang ingin tahu detailnya, silakan download dan baca isi peraturannya ya... 
Happy reading!
0 Comments



Leave a Reply.

    WorkLedge 
    means work knowledge or workplace Knowledge 

    Knowledge work is all about problem-solving and requires both convergent and divergent thinking to answer all the simple and complex questions that arise in daily work.
    ​Knowledge workers would be expected to innovate often, routinely coming up with new and better ways of doing things.

    Workplace knowledge represents the intersection of three key trends: the leverage of intellectual capital, the virtualization of the workplace and the shift from hierarchical to organic models of management. The focus is on knowledge as the primary source of competitive advantage- Gartner.

    Knowledge hunt!

    Upskilling HSSE Officer Training

    Picture
    Merupakan pembekalan kepada HSSE Officer agar memiliki kompetensi minimal yang sama.
    Part 1
    Membahas mengenai dasar K3 dan Corporate Live Saving rules: 
    1. Tools & Equipment 
    2. Safe zone position 
    3. Permit to work
    4. Isolation 
    5. Confined Space
    6. Lifting Operation 
    7. Fit To Work
    8. Working at Height
    9. Personal Flotation Device
    10. System Over bride
    11. Asset Integrity
    12. Driving Safety

    Basic Lean Training Manufacturing

    Picture
    Berisikan pengalaman saya mengikuti training lean manufacturing selama 2 minggu. 
    Membahas mengenai konsep Lean, TPM, muda, mura, muri, 6S, konsep kaizen, continous improvement, etc. 
    Training super padat dan seru, yang menberikan saya baseline yang sangat bagus dan kuat dalam hal productivity, quality dan audit.
    3M's of Lean:
    Muda (waste);
    ​Mura (inconsistency);
    ​
    Muri (unreasonableness)
    6S's of Kaizen
    1. Seiri (Sort)
    2. Seiton (Set in order)
    3. Seiso (Shine)
    4. Seiketsu (Standardize)
    5. Shitsuke (Sustain)
    6. Safety

    RCA FOR LEADERS

    Picture
    ​Satu training yang saya ikuti di tahun ini, oleh NZSTIG's dengan trainernya Jeff Tuffnell.
    Program New Zealand Support for Training in the Indonesia Geothermal Sector (NZSTIGS) senilai NZD $6,8 juta yang bertujuan untuk mengembangkan dan memberikan pelatihan praktis bagi teknisi dan operator Geothermal selama lima tahun ke depan.  
    “Program NZSTIGS akan memanfaatkan pelatihan Geothermal berkualitas tinggi di Selandia Baru. WINTEC [salah satu perusahaan Geothermal terbaik di NZ], bekerja sama dengan institusi Indonesia, untuk program pelatihan ini.

    K3L DIRUMAH 

    Picture
    K3L dalam rumah tangga percaya atau tidak seringkali disepelekan dan dianggap biasa saja. 
    Kalau di perusahaan ada tim HSE yang memonitor, bagaimana dengan rumah kita? sudahkah kita memperhatikan aspek-aspek K3L bagi keluarga terdekat kita? 
    Tentu saja artkel ini suatu saat akan saya update agar lebih eye cathcing lagi, wait yaa...

    UJI KOMPETENSI AUDITOR LINGKUNGAN

    Picture
    ​Mengulas tentang perjalanan saya mendapatkan C.EA (Certified Environmental Auditor).
    Mulai dari persyaratan administrasi, bukti pengalaman audit,  ujian tulis, wawancara, hingga terregister di web nya klhk sebagai auditor lingkungan. 

    PELATIHAN AUDITOR LINGKUNGAN

    Picture
    Mengulas mengenai Pelatihan auditor lingkungan yang saya ikuti di PSLH UGM. 
    Pelatihan ini padat, dengan tujuan utama menjadikan peserta sebagai auditor lingkungan yang handal dan kompeten. 
    Kompeten dilegalkan dengan mengikuti uji kompetensi. 
    Pelatihan ini akan memberikan kepercayaan diri bagi kita sebagai seorang auditor yang kompeten dan kredibel, telah dilatih dan diajar oleh lembaga dan gutu-guru yang mumpuni dan memang ahli dalam bidang lingkungan.

    Archives

    November 2024
    December 2023
    November 2023
    June 2023
    March 2023
    December 2022
    July 2022
    February 2022
    January 2022
    July 2021
    May 2021
    April 2021
    January 2020
    July 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    March 2018

    Categories

    All

    RSS Feed

this page replacing my old blog page: https://mariacreativity.blogspot.com/
Site powered by Weebly. Managed by Exabytes - Indonesia